Mohon tunggu...
Yuraa Uraa
Yuraa Uraa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa di universitas muhammadiyah mataram

hai sya yura maretasari sya menyusun artikel tentang teori sosial emosional

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gangguan dalam perkembangan sosial emosional

21 Januari 2025   06:13 Diperbarui: 21 Januari 2025   06:13 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Gangguan dalam perkembangan sosial-emosional pada anak dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi, serta menjalin hubungan sosial yang sehat. Berikut adalah beberapa gangguan yang sering terjadi dalam perkembangan sosial-emosional:

1. Gangguan Spektrum Autisme (Autism Spectrum Disorder - ASD)
Anak-anak dengan ASD sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial, memahami isyarat nonverbal, atau membangun hubungan.
Gejala meliputi kurangnya kontak mata, keterbatasan ekspresi emosi, dan kesulitan berbagi perhatian dengan orang lain.
2. Gangguan Kecemasan Sosial
Anak-anak mungkin merasa sangat cemas atau takut dalam situasi sosial, seperti berbicara di depan umum atau berinteraksi dengan teman sebaya.
Mereka sering menghindari interaksi sosial dan merasa tidak percaya diri.
3. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD)
ADHD dapat memengaruhi kemampuan anak untuk mengontrol impuls, memperhatikan, dan menjalin hubungan sosial.
Anak dengan ADHD mungkin sulit bergiliran, menunggu, atau memahami kebutuhan orang lain dalam interaksi.
4. Gangguan Perilaku Oposisi (Oppositional Defiant Disorder - ODD)
Anak-anak dengan ODD sering menunjukkan perilaku membangkang, argumentatif, atau bermusuhan terhadap orang dewasa.
Ini dapat mengganggu hubungan sosial mereka di rumah dan sekolah.
5. Depresi dan Gangguan Mood
Anak yang mengalami depresi atau gangguan mood lainnya mungkin merasa sulit untuk menjalin hubungan sosial atau merespons emosi dengan cara yang sesuai.
Mereka cenderung menarik diri dari interaksi sosial.
6. Gangguan Regulasi Emosi
Kesulitan mengelola emosi seperti marah, sedih, atau frustrasi dapat memengaruhi hubungan sosial.
Anak mungkin sering mengalami ledakan emosi yang tidak sesuai dengan situasi.
7. Gangguan Keterikatan (Attachment Disorder)
Gangguan ini sering terjadi pada anak-anak yang mengalami pengabaian, penelantaran, atau trauma pada masa kecil.
Mereka mungkin menunjukkan perilaku yang sangat tergantung atau justru sangat menghindari hubungan dekat.
Penyebab Gangguan Sosial-Emosional
Faktor biologis: Ketidakseimbangan neurotransmiter, gangguan genetika, atau cedera otak.
Faktor lingkungan: Trauma, pengabaian, pola asuh yang tidak konsisten, atau pengalaman bullying.
Faktor psikologis: Ketidakmampuan anak untuk memahami atau mengelola emosi mereka sendiri.
Cara Mengatasi
Terapi Psikologis: Seperti terapi bermain, terapi perilaku, atau terapi kognitif.
Intervensi Dini: Mengidentifikasi dan menangani masalah sejak dini untuk mencegah dampak jangka panjang.
Dukungan dari Orang Tua: Pola asuh yang hangat dan konsisten dapat membantu anak belajar keterampilan sosial.
Latihan Sosial: Mengajarkan keterampilan sosial, seperti berbagi, bergiliran, dan mengenali emosi orang lain.
Kerja Sama dengan Guru: Untuk memastikan lingkungan sekolah mendukung perkembangan anak.
Jika Anda mencurigai adanya gangguan perkembangan sosial-emosional pada anak, penting untuk berkonsultasi dengan psikolog atau ahli perkembangan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun