Mohon tunggu...
Yupiter Sulifan
Yupiter Sulifan Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik di sekolah lanjutan atas negeri di Sidoarjo

Seorang pendidik yang minat di dunia pendidikan, fotografi, lingkungan, kesehatan, sejarah, agrobis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rihlah Diawal Dzulhijjah (2): Makam Maulana Malik Ibrahim, antara Ziarah, Bubur Harisah dan Pentol Gresik

12 Juni 2024   07:34 Diperbarui: 12 Juni 2024   08:07 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu gapura pintu masuk ke makam Maulana Malik Ibrahim (foto-foto pribadi/rombongan)

Rihlah kedua menuju ke makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik. Tidak kurang dari satu jam perjalanan menuju Gresik dari makam Sunan Ampel, kami sampai di lokasi. Tepatnya makam Maulana Malik Ibrahim ini berada di daerah Gapuro Sukolilo Gresik.

Maulana Malik Ibrahim dilahirkan di Campa (Kamboja), ayahnya bernama Barakat Zainul Alam, seorang ulama besar dari Maghrib. Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik atau Syekh Maghribi atau Makhdum Ibrahim Al-Samarqandi. Orang Jawa menyebutnya Asmorokondi. Sebutan Syekh Maghribi menisbahkan asal keturunannya dari Maghrib, atau Maroko, Afrika Utara.

Maulana Malik Ibrahim memiliki silsilah keturunan yang dekat dengan Rasulullah saw. melalui jalur Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far al-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad al-Naqib, Isa al-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumh, Alwi al-Tsani, Ali Khali' Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal, Jamaluddin Akbar al-Husain (Maulana Akbar), dan Maulana Malik Ibrahim. Maulana Malik Ibrahim termasuk orang pertama yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para Walisongo lainnya. Dengan ditemani oleh beberapa sahabatnya beliau datang pertama kali di desa Sembalo (sekarang Leran), Kecamatan Manyar, 9 kilometer arah utara kota Gresik.

Komplek makam Maulana Malik Ibahim (foto-foto pribadi/rombongan)
Komplek makam Maulana Malik Ibahim (foto-foto pribadi/rombongan)

Sebagaimana Rasulullah saw. beliau menyebarkan Islam dimulai dengan mendirikan masjid di desa Pasucinan (Suci), Manyar. Sebelum masuk tanah Jawa, Maulana Malik Ibrahim bermukim di Champa (dalam Legenda disebut sebagai negeri Chermain atau Cermin) selama tiga belas tahun. Beliau menikahi putri raja yang memberinya dua putra, yaitu Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha atau Raden Santri.

Setelah cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, beliau hijrah ke pulau Jawa dan meninggalkan keluarganya. Setelah dewasa, kedua anaknya mengikuti jejaknya menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Dari kecil Maulana Malik Ibrahim adalah termasuk anak yang cerdas dan alim serta berwatak mulia. Sesudah mendapat didikan agama dari ayahnya, kemudian pada abad XIII Masehi (801 H) oleh ayahnya ditugaskan untuk menjalankan dakwah Islam menuju ke Asia Tenggara.

Salah satu gapura pintu masuk ke makam Maulana Malik Ibrahim (foto-foto pribadi/rombongan)
Salah satu gapura pintu masuk ke makam Maulana Malik Ibrahim (foto-foto pribadi/rombongan)

Dengan perahu layar beliau melintasi samudra luas disertai debur ombak dan angin taufan yang dasyat untuk menjalankan missinya. Hingga akhirnya sampailah di pelabuhan Gresik, salah satu pelabuhan yang cukup besar di Asia Tenggara pada saat itu, dan menjadi Bandar Kerajaan Majapahit. Setelah mendarat di kota Gresik, beliau memilih tempat di sebuah desa bernama Leran.

Di desa itulah, pada tahun 801 H/1392 M. beliau mulai menjalankan dakwah Islam. Di samping itu beliau juga membuka toko di desa Romo (3 km sebelah barat kota Gresik). Dengan memperkenalkan barang-barang bawaannya kepada masyarakat setempat, beliau juga mempelajari bahasa daerah demi mempermudah kelancaran dakwahnya.

Peziarah antre membeli pentol Gresik (foto-foto pribadi/rombongan)
Peziarah antre membeli pentol Gresik (foto-foto pribadi/rombongan)

Dalam waktu yang relatif singkat, beliau akhirnya dapat menyesuaikan diri pada masyarakat setempat baik dalam menghadiri upacara-upacara perkawinan maupun acara-acara lainnya. Bahkan beliau menjadi juru damai apabila menemui masyarakat yang berselisih, hingga beliau terkenal dan disegani oleh masyarakat sekitarnya.

Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai "Tabib" bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai "Paus dari Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha.

Senyum bahagia peziarah sudah membeli pentol Gresik (foto-foto pribadi/rombongan)
Senyum bahagia peziarah sudah membeli pentol Gresik (foto-foto pribadi/rombongan)

Setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 Maulana Malik Ibrahim wafat. Aktivitas pertama yang dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim dalam berdakwah saat itu adalah berdagang dengan membuka warung yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, beliau pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Champa atau Cempa.

Maulana Malik Ibrahim juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Beliau merangkul masyarakat bawah atau kasta yang disisihkan dalam komunitas Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat di sekitar, yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara.

Ada spot foto bersama di dalam komplek makam (foto-foto pribadi/rombongan)
Ada spot foto bersama di dalam komplek makam (foto-foto pribadi/rombongan)

Pertama-tama yang dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim adalah mendekati masyarakat melalui pergaulan dan berdagang. Budi bahasa yang ramah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Beliau tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan yang hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kabaikan yang dibawa oleh agama Islam.

Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam. Melalui berdagang beliau dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegbeliautan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal.

Sipa melayani pembeli dengan ramah (foto-foto pribadi/rombongan)
Sipa melayani pembeli dengan ramah (foto-foto pribadi/rombongan)

Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan ke ibukota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura.

Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren di daerah itu, yang merupakan kawah condrodimuko bagi estafet perjuangan agama Islam di masa-masa selanjutnya. Hingga kini makamnya masih diziarahi oleh jutaan muslim dari berbagai daerah di nusantara. Khusus setiap malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12 Rabi'ul Awwal. Pada acara haul itu dilakukan khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad), dan dihidangkan makanan khas bubur yang bernama harisah. Bubur harisah, menu berbahan dasar gandum, daging kambing berpadu rempah-rempah ini menjadi menu khas makam-makam wali yang ada di Gresik, tak terkecuali di makam Maulana Malik Ibrahim.

Peziarah bapak-bapak juga rela antre membeli pentol Gresik (foto-foto pribadi/rombongan)
Peziarah bapak-bapak juga rela antre membeli pentol Gresik (foto-foto pribadi/rombongan)

Hanya saja saat kami berkunjung, bubur harisah belum tersedia, tapi ada satu yang khas dari kawasan ini, pentol Gresik. Apa bedanya dengan pentol daerah lain? Selain bentuknya lebih besar, pentol Gresik berwarna agak kuning dan dalamnya ada daging cincang halus.

Ini juga yang menjadi daya tarik peziarah, setelah ziarah di makam Maulana Malik Ibrahim, para peziarah seringkali berburu pentol Gresik ini. Maklum, yang berjualan ada di pinggir jalan depan komplek makam.

Dengan harga lima ribu rupiah perbiji dengan pelayanan penjual yang ramah, peziarah tak jarang membawa pulang sebagai oleh-oleh keluarga di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun