Remaja usia SMP seringkali mendapati masalah dengan identitas dirinya. Diantaranya berkurangnya kemampuan berfikir kritis. Hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi guru BK dan guru BK akan selalu berusaha memberikan layanan terbaik kepada siswanya. Termasuk diantaranya meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswanya.
Untuk itulah, jurusan bimbingan dan konseling Unesa bekerjasama dengan dinas pendidikan kota Batu beserta MGBK SMP kota Batu menggelar kegiatan Pelatihan Penyusunan Layanan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP di Kota Batu.
Kegiatan pelatihan ini dilakukan secara daring dan luring. Daring pada tanggal 5 dan 7 Juli 2022, luring pada tanggal 12 Juli 2022 di SMPN 4 Kota Batu. Pelatihan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu Dr. Eny Rachyuningsih. M.Si dan diikuti oleh 49 guru BK dari SMP negeri dan swasta se-kota Batu.Â
Pemateri yang hadir dari Unesa diantaranya : Dr. Retno Tri Hariastuti, S.Pd, M.Pd, Kons., Dr. Hadi Warsito, M.Si, Kons.,  dan  Ari Khusumadewi, S.Pd, M.Pd. Dalam paparan materinya, Retno menjelaskan tentang pengertian berfikir kritis yaitu proses intelektual dalam pembuatan konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, dimana hasil proses ini digunakan sebagai dasar saat mengambil tindakan.
"Adanya penegasan bahwa berpikir kritis bukan sesuatu yang bersifat negatif, bukan menunjukkan sikap yang pasif, tidak destruktif, bukan menunjukkan permusuhan, bukan merupakan intuisi serta berpikir kritis tidak sekedar menggunakan "akal sehat"," urai Retno dihadapan guru-guru BK kota Batu.
Oleh karena itu, Hadi Warsito menambahkan bahwa berfikir kritis mempunyai tipe pertanyaan kritis diantaranya klarifikasi, memeriksa asumsi, memeriksa alasan dan bukti-bukti, sudut pandang dan perspektif, memeriksa implikasi dan konsekuensi, serta pertanyaan tentang pertanyaan.Â
"Guru BK harus mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis (KBK) melalui layanan BK. Program layanan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa merupakan program BK yang berfungsi preventif-development. Guru BK merancang program layanan melalui aktivitas/kegiatan klasikal atau kelompok. Kegiatan dirancang sedemikian rupa sehingga aktivitas yang terjadi dapat menstimulasi siswa untuk berpikir kritis," urai Hadi Warsito.
Ari Khusumadewi memberikan paparan materi tentang tiga aktifitas siswa yang terdiri dari, membaca meliputi berikan bacaan ringan, sedrehana, menarik. Berikan stimulasi untuk menganalisa atau mengevaluasi. Menonton meliputi sajikan film/video yang menarik, berikan stimulasi untuk menganalisa atau mengevaluasi. Serta aktifitas bermain yang meliputi membuat dan mengajak siswa melakukan suatu permainan, dengan memberikan stimulasi untuk menganalisa atau mengevaluasi.