Mohon tunggu...
Yupiter Sulifan
Yupiter Sulifan Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik di sekolah lanjutan atas negeri di Sidoarjo

Seorang pendidik yang minat di dunia pendidikan, fotografi, lingkungan, kesehatan, sejarah, agrobis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menulislah lalu Berbahagialah

25 Mei 2022   12:10 Diperbarui: 25 Mei 2022   13:11 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugas siswa yang dikirim via email pribadi penulis (dokumentasi pribadi)

Dalam waktu 30 menit waktu bimbingan klasikal ini, dalam satu kelas sudah terkirim 34 cerita dari 36 siswa yang ada.

Dari satu kelas saja sudah terlihat gejolak emosi peserta didik yang sangat beragam, senang, sedih, biasa saja hingga emosi yang kadang senang kadang sedih tergambar di cerita yang peserta didik kirimkan.

Setelah saya baca satu persatu cerita yang masuk ke email peribadi, dan secara satu persatu juga saya membalasnya. Balasan yang saya sampaikan disesuaikan dengan suasana hati dalam cerita peserta didik tadi.

Rata-rata, peserta didik yang rasa senangnya saat liburan lebarannya kurang, mereka memiliki semangat masuk sekolah yang relatif rendah. Hal ini berbanding terbalik dengan peserta didik yang merasa sangat puas selama liburan lebaran kemarin. Mereka sangat antusias untuk masuk sekolah.

Inilah sebagian kecil manfaat menulis bagi remaja. Terapi menulis juga bisa menjadi pilihan bagi remaja yang menghadapi masalah karena mereka kerap kewalahan dengan perasaan serta emosi yang muncul. Mereka belum tahu secara pasti bagaimana cara menghadapi situasi sulit dengan tepat.

Terapi dengan menulis perjalanan liburan/jurnal sangat efektif membantu meningkatkan daya ingat hingga merekam kejadian demi kejadian penting setiap harinya. Menuangkannya dalam tulisan saja sudah bisa membuat seseorang merasa lebih rileks di penghujung hari.

Penulis yang telah menggunakan metode ini juga menemukan bahwa peserta didik memiliki kesehatan lebih baik setelah menulis. Mengacu pada hasil penelitian lainnya, peserta didik lebih jarang sakit karena sistem kekebalan tubuh mereka meningkat. Bahkan, subjek yang merupakan murid sekolah atau mahasiswa juga menunjukkan peningkatan nilai akademis.

Terapi menulis memberikan sederet manfaat positif dari mengutarakan perasaannya ke dalam tulisan. Biarpun hasilnya akan berbeda untuk setiap orang, setidaknya Anda bisa mengungkapkan perasaan lewat tulisan. Menulislah lalu berbahagialah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun