Mohon tunggu...
Yupiter Sulifan
Yupiter Sulifan Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik di sekolah lanjutan atas negeri di Sidoarjo

Seorang pendidik yang minat di dunia pendidikan, fotografi, lingkungan, kesehatan, sejarah, agrobis

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Idul Fitri Sejatinya Hari Rayanya Anak-Anak

30 April 2022   16:47 Diperbarui: 30 April 2022   16:53 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya ini tradisi sejak jaman dahulu, entah sejak tahun berapa, ketika Idulfitri tiba yang senang adalah anak-anak. Ketika penulis masih usia TK hingga kini berusia kepala empat, Idulfitri sangat disuaki anak-anak.

Wajar, selain berlimpah makanan, minuman, kue-kue, permen juga yang tak kalah serunya mereka akan mendapatkan uang dari orang tua, tetangga dan sanak saudara.

Selain dikemas dalam bentuk bingkisan kecil, dimasukkan amplop juga langsung selembaran uang kertas yang masih baru dan beraroma khas cetakan.

Coba kita lihat, betapa senangnya mereka tatkala selesai shalat Idulfitri, langsung berlarian menuju rumah lalu bertandang ke rumah tetangga dan sanak saudara. Dan, orang dewasa sudah memahami bila rumahnya didatangi anak-anak saat Idulfitri, setelah bersalaman, duduk sambil menikmati sajian kue yang ada.

Satu prilaku mereka, tidak akan pulang sebelum tuan rumah memberi uang. Walau, tidak semuanya seperti ini tapi kebanyakan anak-anak menunggu tuan rumah memberi uang lalu mereka pamit. 

Bukan berarti kita mendidik mereka menjadi pengemis dengan mengharap sedekah uang dari orang dewasa saat Idulfitri. Ini terjadi hanya setahun sekali dan dihari-hari biasa mereka tidak berprilaku seperti ini. Pemahaman tentang uang saat Idulfitri itu bagi orang dewasa dan anak-anak sudah beda. 

Anak-anak mengidentikkan Idulfitri itu dengan bagi-bagi uang, mereka akan menerima uang dari orang dewasa. Sungguh bijak bila yang dewasa mengartikan memberi uang saat Idulfitri ini sebagai bentuk amal ibadah, sedekah, shodaqoh setahun sekali kala Idulfitri.

Toh, anak-anak juga tahu diri, diluar hari Idulfitri walau mereka bertandang ke rumah tetangga, sanak saudara, mereka tidak berharap diberi uang. Mereka menganggap sebagai waktu bermain biasa atau sekedar melepas kangen bisa berjumpa dengan teman sebayanya disitu.

Setuju atau tidak, penulis tidak memaksakan kehendak, satu yang pasti, banyak anak kecil yang berbahagia kala Idulfitri tiba. Baju baru, uang baru dan berlimpah makanan minuman bisa mereka dapatkan dengan cuma-cuma. Idul Fitri identik dengan hari rayanya anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun