Life is about accepting the challenges along the way, choosing to keep moving forward, and savoring the journey - Roy T. Bennett, The Light in the HeartÂ
Apakah Risikonya Sepadan?
Setiap orang memiliki perbedaan yang signifikan dalam menjalani hidup dengan beragam faktor, baik internal maupun lingkungan seseorang, masa lalu, pengalaman manis dan pahit, kegagalan dan keberhasilan, duka dan kegembiraan. Kemudian menjelaskan mengapa ada orang yang terus bergerak maju dengan sukses, tetapi banyak yang menderita dan stagnan, antara "mati tidak hiduppun segan".
Betul, risiko harus diambil dan dihadapi, maka setiap orang harus semakin pinter dan terampil mengelola risiko itu. Paling tidak mampu mengenali dan mengukur risikonya. Â Sebab, apapun tindakan yang diambil pasti ada risikonya.
- Tertawa -> mengambil risiko terlihat bodoh.Â
- Menangis -> Â mengambil risiko tampil sentimental.Â
- Untuk menjangkau -> mengambil risiko keterlibatan.Â
- Untuk mengungkapkan perasaan -> Â mengambil risiko mengekspos jati diri Anda.Â
- Untuk menempatkan ide dan impian Anda di hadapan orang banyak -> mengambil risiko penolakan.Â
- Mencintai -> mengambil risiko tidak dicintai sebagai balasannya.Â
- Untuk hidup -> mengambil risiko kematian.Â
- Untuk berharap -> mengambil risiko putus asa.Â
- Untuk mencoba -> mengambil risiko kegagalan.
Pada tataran terendah orang harus mengambil risiko terendah, yang sepadan dengan tindakannya. Ini penting, agar hidup tidak konyol dan sia-sia. Bertindak tetapi hasilnya zero, bahkan malah menderita. Ibarat mencuri ayam, lalu risikonya dipenjara satu tahun. Ini namanya tidak sepadan. Melakukan korupsi 10 juta risikonya ditangkap KPK dan ditahan kemudian dipenjara 1 tahun, ini namanya tidak sepadan.
Risiko terbesar yang harus dicermati adalah ketika kematian menjemput, nyawa hilang dan melayang serta mati. Artinya hidup menjadi selesai, dan risiko berikut tidak ada lagi, karena sudah mati. Risiko diluar kematin yang serius adalah kehilangan harga diri, kepercayaan yang tidak mudah untuk memulihkannya, dan butuh waktu.
Risiko yang berikutnya adalah kehilangan materi, harta benda, uang, jabatan dan pekerjaan. Risiko ini masih bisa dipulihkan karena hidup masih terus berjalan.
Berani mengambil risiko karena hidup, tetapi risiko yang diambil harus sepadan dengan tindakan yang diputuskan. Teruslah bergerak dan maju tanpa ragu-ragu. Sebab kalau tidak bergerak dan maju, anda sedang menuju kematin bahkan membunuh kehidupan Anda.
Mereka mungkin menghindari penderitaan dan kesedihan, namun mereka tidak bisa belajar, merasakan, berubah, bertumbuh, atau mencintai. Terbelenggu oleh kepastian, mereka menjadi budak; mereka telah kehilangan kebebasannya. Hanya orang yang mengambil risiko yang bebas
YupGulo, 11 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H