Jika Anda mendisiplinkan diri untuk melakukan sesuatu, Anda melatih diri Anda untuk berperilaku dan bekerja dengan cara yang terkontrol dan teratur.
Tujuan dari disiplin adalah untuk mendorong seorang pekerja agar berperilaku bijaksana dalam bekerja, di mana bijaksana berarti menaati peraturan dan ketentuan. Dan pada dasarnya, disiplin diperlukan ketika seorang karyawan melanggar suatu peraturan.
Prosedur disipliner yang tepat penting karena beberapa alasan. Di satu sisi, hubungan karyawan yang positif membutuhkan kepercayaan, dan hanya sedikit tindakan personel yang akan merusak kepercayaan seperti halnya disiplin yang sewenang-wenang.
Masalah hukum juga penting. Sebuah hasil survei menerbitkan putusan arbitrase yang menyatakan bahwa keterlambatan telah memicu disiplin dan/atau pemecatan. Ketika arbiter membatalkan keputusan pemberi kerja, hal ini biasanya disebabkan oleh prosedur disipliner yang tidak memadai---misalnya, pemberi kerja gagal menjelaskan apa yang dimaksud dengan "keterlambatan".
Prosedur disipliner yang tidak adil dapat menjadi bumerang dalam hal lain. Misalnya, hal ini dapat memicu perilaku buruk karyawan yang bersifat pembalasan.
Pilar Disiplin Karyawan
Merujuk pada Gery Dessler (2018), Human Resources Management, menegaskan bahwa mendisiplinkan karyawan seringkali tidak dapat dihindari, namun disiplin semacam itu harus berakar pada kebutuhan untuk bersikap adil. Manajer membangun proses disiplin yang adil berdasarkan tiga pilar: peraturan dan regulasi, sistem hukuman progresif, dan proses banding.
Pilar-1: Rules and Regulations
Aturan dan Peraturan. Proses disipliner yang dapat diterima dimulai dengan serangkaian aturan dan regulasi disipliner yang jelas. Peraturan tersebut harus mencakup masalah-masalah seperti pencurian, perusakan properti perusahaan, mabuk-mabukan di tempat kerja, dan pembangkangan.
Contoh aturan meliputi: kinerja yang buruk tidak dapat diterima. Setiap karyawan diharapkan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan efisien serta memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
Alkohol dan obat-obatan tidak bisa dicampuraduk dengan pekerjaan, dan penggunaan keduanya selama jam kerja dan pelaporan untuk pekerjaan di bawah pengaruh keduanya dilarang keras.
Tujuan dari peraturan ini adalah untuk memberi tahu karyawan sebelumnya tentang perilaku apa yang dapat dan tidak dapat diterima. Beritahu karyawan, sebaiknya secara tertulis, apa yang tidak diperbolehkan. Buku pegangan karyawan harus memuat peraturan dan ketentuan
Pilar-2: Progessive Penalities
Hukuman Progresif. Sistem hukuman progresif adalah pilar kedua dari disiplin yang efektif. Berat ringannya hukuman biasanya bergantung pada pelanggaran dan berapa kali pelanggaran tersebut terjadi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!