Sangat penting bagi sebuah perusahaan mengetahui dengan pasti, apakah karyawannya merasa puas melakukan pekerjaannya setiap hari.
Kepuasan kerja menjadi klimaks bagi seorang karyawan bahwa apa yang diharapkan terpenuhi, dan bagi perusahaan kepuasan kerja menjadi jaminan kinerja karyawan mencapai yang terbaik.
Dalam kenyataan menunjukkan bahwa banyak perusahaan gagal mengelola karyawan yang mengakibatkan tujuan perusahaan tidak tercapai, bahkan bermunculan masalah baru akibat ulah si karyawan sebagai akibat tidak merasa puas.
Seorang Manajer Sumber Daya Manusia harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengelola Job Satisfaction karyawannya, tidak saja hanya sekedar mengawasi tetapi juga indikator kunci kepuasan karyawan yang bisa diamati dengan pola tertentu melalui perilaku ketika melakukan pekerjaannya.
Job Satisfaction - a positive feeling about  one's job resulting from an evaluation of its characteristcs
Job Satisfction merupakan perasaan positif terhadap pekerjaan seseorang yang dihasilkan dari penilaian  terhadap karakteristik pekerjaan yanag dilakukan.
Artinya, si karyawan sendirilah yang menilai apakah pekerjaan yang dilakukan setiap hari itu menghasilkan perasaan positive atau negatif terkait dengan karakteristik dari sebuah pekerjaan.
Harus diakui bahwa tidak mudah memastikan karyawan merasa puas atau tidak puas, dan apakah kepuasan itu ataupun ketidakpuasan kerja berapa lama terjadinya.Â
Hasil-hasil penelitian tentang perilaku karyawan  memperlihatkan 4 kemungkinan tanggapan karyawan ketika mereka tidak merasa puas dan tidak senang dengan pekerjaan yang dilakukan, yaitu :Â
1. Exit
Karyawan akan resign dan keluar dari perusahaan. Ini tanggapan ektrim seorang karyawan atas ketidakpuasan yang diekspresikan melalui perilaku untuk meninggalkan organisasi, dan akan pergi mencari pekerjaan ditempat lain. Ini sikap karyawan yang akan menghancurkan perusahaan, dan karenanya harus diantisipasi oleh manajemen.Â
2. Voice
Ketidakpuasan yang diungkapkan melalui upaya aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi pekerjaan dengan memberikan masukan kepada pihak manajemen.Â
3. Loyalty
Ketidakpuasan yang diungkapkan dengan pasif menunggu kondisi membaik. Artinya karyawan memilih "diam" dan berharap akan ada perbaikan dan perubahan situasi di masa depan.
4. Neglect
Ketidakpuasan yang diungkapkan melalui membiarkan kondisi memburuk, pasif tidak memberikan masukan perbaikan, dan kedepan akan lebih menghancurkan perusahaan itu sendiri.
Mengenali secara cermat kemungkinan yang terjadi dari setiap karyawan akan menjadi pintu kunci bagi manajer SDM untuk mengambil keputusan dan langkah-langkah strategis agar tidak menjadi problem yang semakin besar dan mengganggu jalannya perusahaan.Â
Masalah yang tidak kalah penting adalah munculnya perilaku kerja yang kontra produktif di kalangan karaywan, yang disebut sebagai Counterproductive Work Behavior (CWB) yang sebagai konsekuensi dari ketidakpuasan karyawan atas pekerjaan mereka.
CWB merupakan perilaku yang memiliki daya rusak dalam operasi sebuah organisasi. Indikator CWB dapat diidentidikasi dalam bentuk, antara lain :
- Substance abuse -Â Penyalahgunaan obat/zat
- Stealing at work - Mencuri ditempat kerja
- Undue socializing - Sosialisasi menyimpang
- Gossiping -Â Bergosip
- Absenteeism - Tidak masuk kerja
- Tardiness - Hadir terlambat
Ke-enam indikator CWB akan menjadi faktor pengganggu bahkan menghancurkan organisasi apabila dibiarkan terus terjadi, dan karenanya  pimpinan/manajemen harus menangani secara tepat dan cepat.
Perilaku penyalahgunaan obat, semacam drugs merupakan indikasi yang sangat kasar dan kotor dan menjelaskan lemahnya aspek kontrol manajemen yang dijalankan. Bahkan perilaku mencuri di tempat kerja menunjukkan rusaknya moral kerja dari karyawan.
Bentuk sosialisasi menyimpang di ditempat kerja disertai dengan maraknya kebiasaan gossip sebagai indikasi rusaknya budaya organisasi yang akan melemahkan seluruh sendi-sendiri organisasi yang pada akhirnya menjadi penyebab gagalnya organisasi mencapai tujuannya.
Kebiasaan karyawan untuk datang terlambat di tempat kerja dan lama kelamaan sering dan suka tidak kerja menjadi klimaks kekacauan yang dialami ditempat kerja, dan menjadi pintu keluar yang merusak perusahaan.
Yup|20 september 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI