Siapa tokoh ibu yang ikut membentuk karakter seseorang?
Ternyata bukan hanya ibu kandung saja yang membentuk karakter dan kepribadian seorang anak, tetapi ada sejumlah tokoh ibu yang langsung memengaruhi seseorang sejak lahir hingga meninggalkan dunia yang fana ini.
1. Ibu Kandung
Ibu kandung merupakan tokoh sentral sejak anak masih di kandungan hingga lahir. Diyakini karakter dasar yang sifatnya bawaan dibangun selama anak berada di dalam kandungan sang ibu. Dan karenanya tidak ada bisa menggantikan peran itu dalam diri si anak. Secara empiris seperti apa karakter dasar seorang anak akan menjelaskan bagaimana seorang ibu mengelola janin anak selama di kandungan.
Seorang harus memahami hal ini dan menjadikan refleksi menemukan makna hidup tentang peran seorang ibu kandung di dalam diri dan kehidupannya. Sebab, seorang anak tidak bisa menentukan siapa ibunya dan itulah jalan hidup yang dibawanya hingga ajal tiba.Â
Artinya, bahwa sejelek apapun kondisi ibu kita pada waktu itu tidak boleh seorang anak menolak, membenci apalagi menghapusnya. Sebaliknya, sehebat dan sebaik apapun kondisi ibu kita saat itu tidak perlu berlebihan untuk membanggakan. Itulah fakta kehidupan dari setiap orang.
2. Ibu Pengasuh
Tokoh ibu yang kedua yang ikut memengaruhi kepribadian seorang anak adalah ibu pengasuh. Ini terjadi setelah anak lahir dari lahir seorang ibu, dan ada seorang ibu yang berperan membantu sang ibu kandung untuk merawat si anak. Apapun alasan yang ada, tetapi peran ibu pengasuh tidak bisa diabaikan.
Pengaruh ini akan terasa ketika sang anak mengalami hal-hal yang ekstrim baik maupun ektris buruk walaupun singkat waktu pengasuhannya. Tetapi, bila pengasuhan itu dalam proses panjang, maka peranannya dalam membentuk kepribadian si anak akan terasa.
Sang anak pasti akan mengingat sang ibu pengasuh ini. Bahkan dalam banyak kasus, bisa jadi ibu asuh ini lebih dekat ketimbang sang ibu kandung, baik karena multi job sang ibu kandung atau karena alasan lainnya.
Seorang anak tidak boleh melupakan hal ini dan harus menjadi basis refleksi untuk menemukan jati diri yang sesungguhnya dalam konteks membangun dan mengembangkan diri menjadi lebih baik bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya.
3. Ibu Guru
Tiga orang putri saya dan bersekolah di tempat yang sama sejak tingkat Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, SMP, dan SMA. Hingga saat ini mereka bisa menyebutkan siapa saja nama Ibu guru mereka yang terkesan untuk setiap tingkatan. Bahkan bisa menceritakan kejadian yang dialami dengan sang ibu guru.
Melalui proses pembelajaran selama bertahun-tahun, seorang anak dipengaruhi bahkan dibentuk oleh lembaga pendidikan formal sejak masuk sekolah hingga menyelesaikan studinya pada tingkatan tertinggi yaitu perguruan tinggi.
Betul sekali, secara sistematis anak-anak diubah menjadi sebuah output yang memiliki sejumlah kadar ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan lainnya. Pada umumnya hasilnya semua baik, walaupun ada kasus yang tidak terlalu bagus. Secara rata-rata, peran sang ibu guru dalam diri anak sangat besar.
Ketika saya kuliah, saya masih ingat dengan sangat jelas wajah dosen wanita saya yang mencoret-coret darat makalah saya dan suruh merevisi secara total. Itu kejadian 39 tahun silam, tetapi ingatan itu sangat jelas dan bisa saya ceritakan secara lengkap. Walaupun dikemudian hari dengan sang dosen wanita saya itu kami menjadi sejawat karena saya memilih menjadi seorang guru alias dosen.
Pun, saya mempunyai seorang dosen wanita lain, sekarang sudah alm, yang sangat memengaruhi cara berpikir kami para mahasiswa nya, baik yang mengambil kelas kuliahnya maupun mahasiswa lainnya.Â
Dia sangat kuat memberikan pengaruh dalam pola berpikir dan pola berperilaku, karena memang dirinya sendiri sebagai contoh konkret yang bisa disaksikan oleh para mahasiswaanya.
Seorang anak harus menggunakan pengalaman dengan ibu guru untuk mereview dan berefleksi untuk mengenali jati diri yang sesungguhnya, dan dari sana bisa mengembangkan diri kearah yang sesuai dengan passion Anda.
4. Ibu Kost
Tentu saja kasus ini hanya berlaku bagi yang pernah tinggal ditempat kost selama berstudi ataupun tinggal di kota lain. Dipastikan, pada umumnya di sana ada seorang ibu, sebutkan saja ibu kost yang sering berinteraksi dengan seorang anak.
Banyak orangtua mencari kost untuk anaknya yang benar-benar terjaga layaknya di rumah sendiri, sehingga ibu kost akan menjadi ikon bagi keluarga untuk memilih tempat terbaik buat anaknya.
Pada umumnya, seorang anak akan ingat dan sangat terkesan bagaimana seorang ibu kostnya menjaga dan merawatnya selama berada di sana. Hasilnya sering sekali menjadi inspirasi kehidupan yang luar biasa bagi banyak orang.
Suka duka tinggal di rumah kost selama berstudi menjadi aksesori dan hiasan indah yang memberikan semangat untuk terus maju dalam kehidupan ini. Artinya, ketika masalah muncul, maka refleksi dengan ibu kost yang mengasuh akan menjadi tawaran jalan keluar dari kebuntuan kehidupan.
Selamat merayakan hari Ibu 22 Desember 2021. Semoga ibu-ibu di mana saja selalu sehat, semangat, dan tetap berjuang untuk memberikan asuhan bagi anak-anak masa depan bangsa dan negara bahkan masa depan dunia ini.
YupG, 22 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H