Kedua, sejak go publik di tahun 2011 saham PT Garuda Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu angka yang terendah yaitu Rp 222 per lembar. Sejak 10 tahun yang lalu, angka - angka harga terendah antara lain terjadi di Rp 412 pada tahun 2011, Rp 620/lembar di tahun 2012, Rp 419/lembar di tahun 2014, sebesar Rp 303/lembar di tahun 2015, Rp 205/lembar di tahun 2018.
Grafik-1 berikut akan memperlihatkan secara garis besar pergerakan harga saham GIAA selama berada di BEI hingga disuspend oleh otoritas Bursa Efek Indonesia.
Sementara grafik-1 diatas juga menunjukkan titik-titik harga tertinggi dari saham GIAA selama 10 tahun sejak go publik, antara lain  Rp 524/lembar di tahun 2011, Rp 730/lembar di tahun 2012, sebesar Rp 593/lermbar di tahun 2015 dan sebesar Rp 493/lembar di tahun 2016, bahkan di tahun 2020 mencapai harga tetingginya pada level Rp 593/lembar saham. Kemudian harga tertinggi saham GIAA di tahun 2021 pernah sampai pada angka Rp 373/lembar.
Ketiga, masa pandemi Covid-19 hingga saat ini, November 2021, IHSG di BEI masih menunjukkan keperkasaannya dan masih menjadi pilihan terbaik untuk berinvestasi. Tidak saja IHSG yang sudah menembus dan terus berada di atas angka Rp 6000-an, bahkan masih terus melaju.Â
Pada grafik-2 pergerakan IHSG memperlihatkan trend yang terus menerus menaik dan bahkan tahun 2021 sebagian besar bertahan dan cenderung naik diatas Rp 6000-an. Harga tertinggi IHSG terjadi pada tanggal 19 November 2021 di angka sebesar Rp 6.720. Luar biasa!
Ini penting sekali sebagai peluang bagi emiten GIAA untuk segera pulih dan ikut melantai dan meramaikan pasar saham bersama dengan emiten-emitan lama dan terutama yang baru. Dibalik gambar grafik yang menaik, di sana terjadi jumlah investor di BEI, khususnya investor generasi milnenial yang terus melaju tumbuh.
Tentu saja sangat mungkin berbeda sikap dan memutuskan untuk membeli saham GIAA kalau segera masuk Bursa Efek Indonesia lagi, baik sebagai investor jangka panjang maupun sebagai trader yang sekedar mencari cuan dan cuan!
Apapun sikap dan keputusan yang akan diambil oleh investor, maka kemampuan untuk menerima dan mengambil risiko akan menjadi ujung tombak final decisions!Â
Apakah Anda termasuk yang berani untuk memborong kalau saham GIAA dimulai di angka Rp 200/saham bila akan melantai kembali di BEI? Saya berani!