Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

4 Pilihan Exit Strategy PT Garuda Indonesia dari Kebangkrutan

19 November 2021   15:58 Diperbarui: 21 November 2021   06:25 8815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Garuda Indonesia Bangkrut

PT Garuda Indonesia Tbk bangkrut menjadi berita yang dirilis oleh hampir semua pemberitaan dengan judul berita yang memprihatinkan antara percaya dan tidak yakin kebangkrutan perusahaan pelat merah ini, seperti beberapa kutipan berikut ini :

  • Garuda Indonesia Bangkrut, Masa Sih? (detik.com)
  • Maskapai Garuda Indonesia Beneran Bangkrut? Begini Faktanya (cnbcindonesia.com)
  • Secara Teknis Sudah Bangkrut, Garuda Indonesia Tutup 97 Rute (dw.com)
  • Wamen BUMN sebut Garuda Indonesia bangkrut, ini alasannya (kontan.co.id)

Berita ini tidak saja sangat penting tetapi juga genting karena pemerintah sendiri yang menyampaikan secara terbuka kepada DPR dalam sebuah rapat terbuka.

Adalah Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo sendiri yang memaparkannya secara blak-blakan, bahwa Garuda Indonesia sudah sudah bangkrut secara teknis, secara legal belum bangkrut.

"Sebenarnya kalau dalam kondisi saat ini, kalau dalam istilah perbankan ini technically bangkrupt (secara teknis bangkrut), tapi legally belum. Sekarang kami sedang berusaha untuk keluar dari kondisi ini yang technically bangkrupt" ungkapnya dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (9/11/2021). (kompas.com)

Mengapa disebut bangkrut? Karena hutangnya jauh lebih besar dari modal sendirinya. Sehingga, modalnya menjadi minus alias negatif, seperti perkiraan data-data berikut:

  • Jumlah Hutang = Rp. 138,45 triliun
  • Jumlah Modal  = Rp. 99 triliun
  • Selisih Hutang - Modal = minus Rp. 39,7 triliun

Bila tidak ada upaya yang serius dan mendasar maka dipastikan Garuda Indonesia akan terus berdarah-darah dan ujungnya tidak lagi urusan teknis tetapi bangkrut secara hukum.

Signal Perusahaan akan Bangkrut

Perusahaan menghadapi masalah mulai dari yang ringan hingga yang berat bahkan harus gulung tikar alias bangkrut sesuatu yang wajar dan lumrah terjadi. Begitulah semua yang hidup, ada saat ketika lahir, bertumbuh dan besar, dewasa dan akhirnya meninggalk. Hal yang sama pula dengan sebuah perusahaan, ada yang usianya panjang, tetapi dalam kenyataan lebih banyak yang umurnya pendek saja.

Penerapan menajamen yang baik serta pemeliharaan dan pengembangan yang terus menerus tiada henti menjadi tuntutan agar sebuah perusahaan pun organisasi tetap sehat walafiat dan memenuhi segala peran dan fungsinya baik untuk dirinya sendiri dan terutama untuk stakeholder dan masyarakat luas.

Kebangkrutan sebuah perusahaan tidak mungkin mendadak terjadi, karena biasanya didahului oleh sejumlah kondisi sebagai pertanda atau signal bahwa operasi usaha ada masalah, ada yang tidak beres dan karenanya pengelola atau pihak manajemen harus segera bertindak agar situasi tidak semakin memburuk.

Dua tahun silam saya sudah menuliskan sebuah artikel dengan judul "Lion Air Kesulitan Keuangan, Tanda-tanda Perusahaan yang Bangkrut" dan dalam tulisan itu saya menyajikan 10 signal sebuah perusahaan akan bangkrut, yaitu :

  1. Pengelolaan keuangan menjadi tidak ketat, sehingga tidak seorangpun dapat menjelaskan penggunaan uangnya
  2. Para Direktur tidak dapat mendokumentasikan atau menjelaskan transaksi-transaksi utama
  3. Para pelanggan diberikan diskon besar-besaran untuk meningkatkan pembayaran akibat arus kas yang buruk
  4. Berbagai kontrak diterima di bawah jumlah standar untuk menghasilkan uang tunai
  5. Bank meminta penangguhan pinjaman-pinjamannya
  6. SDM dan karyawan kunci dan penting meninggalkan perusahaan
  7. Bahan-bahan untuk memenuhi pesanan kurang
  8. Biaya-biaya dan Pajak penghasilan tidak mampu dibayar
  9. Para pemasok meminta pembayaran secara tunai
  10. Keluhan-keluhan pelanggan mengenai kualitas pelayanan dan produk meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun