Politik pakaian adat mempunyai daya rekat yang sangat hakiki dan kuat, karena menyentuh langsung eksistensi masyarakat yang secara tradisional sudah terikat dengan nilai-nilai luhur dalam komunitas suku. Dan Jokowi mampu menyentuh itu dengan hadir disana dalam representasi pengenaan pakaian adat suku daerah.
Langkah diplomasi ini sekaligus menghancurkan tembok-tembok pemisah antar suku bangsa tanpa menghancurkan suku itu sendiri, dan sebaliknya yang terjadi merevitaslisai semangat hidup suku-suku untuk memberikan peran dan kontribusi bagi pembangunan negeri ini. Paling tidak menyatukan kebersamaan sebagai wujud tanggungjawab bagi keutuhan bangsa ini.
Kegelisahan Jokowi tentang keberagaman negeri, tidak bisa dianggap enteng, karena sesungguhnya dari sanalah berusmber segala sinergi kekuatan bangsa ini untuk memajukan peradaban melewati batas-batas kemajuan yang tersedia. Ketika kesatuan ada maka perubahan bukan lagi deret hitung tetapi menjadi deret ukur yang bisa melompat-lompat kemajuan yang akan terwujud.
Nampaknya, itu pula yang Jokowi tunjukkan selama dia menjadi pengendali negeri ini sejak 2014. Dengan strategi pembangunan yang meletakkan landasan infrastruktur yang kuat, membangun dari pinggir atau pulau terluar, dan bukan Jawa centris, berbasis pada perbatasan, serta menyatukan kepulauan negeri ini maka wajah Indonesia berubah secara signifikan.
Paling tidak, garis linier yang selama ini dieksploitasi oleh zaman orde baru, terputus dan menjadi garis yang melompat-lompat selama Jokowi menjadi Presiden. Yanag dikerjakannnya akan menjadi landasan bagi presiden berikutnya untuk melanjutkan demi Indonesia yang maju menuju HUT Emasnya pada tahun 2045, dimana genap 100 tahun Indonesia Merdeka.
Jokowi gelisah, tetapi kegelisahannya menjadi sumber energi yang tanpa batas untuk membuat negeri ini bersatu membangun menuju zaman keemasannya, ketika menjadi salah satu negera besar di bumi global ini terutama secara ekonomi yang memiliki populasi terbesar keempat di jagad ini.
Yupiter Gulo, 17 Agustus 2021
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H