Women are better able to deliver in terms of what modern society requires of people - James Gabarino,Â
Isu kepemimpinan gender semakin meningkat dari waktu ke waktu. Artinya, perempuan sebagai pemimpin menunjukan tendensi yang meningkat dari dekade ke dekade, tidak saja dalam organisasi politik dan publik, tetapi terutama dalam memimpin perusahaan yang sarat dengan kompetisi yang ketat dan keras. Disana para wanita juga berada di puncak organisasi sebagai CEO, Dewan Direksi dan Komisaris, kendati dominasi laki-laki masih belum bisa dihindari.
Pengamatan James Gabarino,  bahwa wanita lebih mampu memenuhi apa yang dibutuhkan masyarakat modern  dalam hal  memperhatikan, mematuhi aturan, kompeten secara verbal, dan urusan hubungan interpersonal.Â
Pengamatannya didukung oleh fakta bahwa pemimpin wanita biasanya dinilai lebih tinggi oleh bawahan dalam keterampilan interpersonal serta faktor-faktor seperti perilaku tugas, komunikasi, kemampuan untuk memotivasi orang lain, dan pencapaian tujuan.
Women are ''better able to deliver in terms of what modern society requires of people---paying attention, abiding by rules, being verbally competent,and dealing with interpersonal relationships in offices'' - James Gabarino, author and Professor Human Development at Cornell University
4 Kualitas Pemimpin Wanita
Harus disimpulkan bahwa wanita sebagai seorang pemimpin tidak boleh diabaikan begitu saja, sebab mereka mempunyai kehebatan dan unggul dalam sejumlah aspek dibandingkan pemimpin laki-laki. Terutama kalau dilihat dari apa yang dialami dan dirasakan langsung oleh para karyawan yang menjadi pengikut dari si pemimpin wanita ini.
Hasil survei yang dilakukan (Daft, 2018) memperlihatkan bahwa pemimpin perempuan mempunyai keunggulan ketimbang laki-laki untuk 4 aspek Leadership Qualities berikut ini :
- Idealized influence,Â
- Inspirational motivation,Â
- Individually considerate
- Intellectual stimulation.
Pertama, Idealized Influnce -Â Pengaruh Ideal
Para karyawan menilai bahwa pemimpin perempuan dinilai memiliki pengaruh yang lebih ideal dibandingkan pemimpin laki-laki. Pengaruh yang diidealkan berarti bahwa pengikut mengidentifikasi dan ingin meniru pemimpin mereka; pemimpin dipercaya dan dihormati, mempertahankan standar tinggi, dan dianggap memiliki kekuatan karena siapa dia daripada posisi apa yang dia pegang.
Jadi indikator pemimpin wanita yang ideal adalah :
- dipercaya
- dihormati,
- standar tinggi
- memiliki kekuatan dari dirinya
Kedua, Inspiration Motivation
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa para karyawan menilai pemimpin wanita lebih mampu memotivasi pengikutnya secara inspirasi dan ini sangat penting dan dibutuhkan oleh seriap orang.Â
Motivasi inspirasional berasal dari pemimpin yang menarik secara emosional dan simbolis keinginan karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan membantu mencapai tujuan organisasi.
Kemampuan menginspirasi pengikut menjadi modal tidak terlihat yang mampu mengeksplor habis-habisan potensi yang dimiliki oleh karyawan untuk dilampiaskan dalam melakukan pekerjaan yang terbaik demi mewujudnyatakan target perusahaan. Disana tidak ada tekanan, intimidasi yang dirasakan karyawan yang hanya dimiliki oleh pemimpin perempuan unggul ketimbang pemimpin laki-laki.
Ketiga, Being more individually considerate -Â Pertimbangan Indidual
Aspek ketiga yang menunjukkan pemimpin wanita lebih unggul dari laki-laki adalah pertimbangan individual, yang pada dasarnya menempatkan dan memperlakukan setiap orang secara personal dan bukan sebagai sebuah komoditas atau sekedar faktor produksi.
Pemimpin perempuan jauh lebih unggul ketimbang pemimpin laki-laki dalam memperlakukan karyawan secara individual dan personal.Â
Pertimbangan individu berarti setiap pengikut diperlakukan sebagai individu tetapi semua diperlakukan secara adil; kebutuhan individu diakui, dan tugas didelegasikan kepada pengikut untuk disediakan kesempatan belajar.Â
Kegagalan banyak pemimpin karena lupa memahami bahwa setiap orang yang dipimpin itu dianggap sama saja dengan orang lain sehingga tidak butuh perlakuan khusus.Â
Akibatnya, karyawan atau pengikut merasa tidak diakui, dihargai dan dinilai. Ini sangat mempengaruhi motivasi kerja, semangat kerja, dan vitalisasi serta keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
Pemimpin wanita mampu menyentuh sisi individual pada setiap karyawan sehingga karyawan merasa dimanusiakan dan tidak dianggap sekedar faktor produksi pelengkap saja.
Keempat, Stimulasi Intelektual-Intellectual stimulation
Richard L Daft dalam bukunya The Leadership Experience memberikan contoh sangat baik dari seornag CEO wanita perusahaan pertambangan besar di AS :
Misalnya, salah satu kekuatan Cynthia Carroll, yang dari 2007 hingga 2013 adalah CEO wanita pertama di perusahaan pertambangan global Anglo American, adalah ''mendapatkan hasil maksimal dari setiap individu.'' Carroll juga membawa pola pikir baru ke Anglo American untuk membantu perusahaan menjadi lebih global dalam pendekatannya, yang mencerminkan stimulasi intelektual.
Ini sangat penting dan mendasar, karena ketika pengikut dan karyawan diperlakukan dalam kontek kemampuan intektual, maka orang merasa berada pada posisi terbaik mereka dalam hidup ini, dan semua usaha akan dicurahkan bagi pekerjaan yang dilakukan bagi perusahaan itu.Â
Dipahami bahwa sesungguhnya, stimulasi intelektual berarti mempertanyakan metode saat ini dan menantang karyawan untuk berpikir dengan cara baru. Bahkan mencoba berkreasi, berinovasi dalam bidang pekerjaan mereka agar lebih baik, lebih maju, efisien dan efektif dengan the individual self-learning atau mandiri belajar dan mencoba
Pemimpin Wanita Lebih Efektif
Banyak pemimpin pandai berorator di atas mimbar, penuh semangat berapi-api berkoar-koar, tetapi belum tentu efektif dalam mengimplementasikan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin. Di bagian inilah sesungguhnya perbedaan konkrit antara pemimpin perempuan dengan pemimpin laki-laki.
Hasil penelitian menuunjuka bahwa karyawan menilai pemimpin wanita itu jauh lebih cepat, fleksibel dan adaptive ketimbang para laki-laki.
one survey of followers rated women leaders significantly higher than men on several characteristics that are crucial for developing fast, flexible, adaptive organizations ~ Daft, 2018
Melihat karakter dasar wanita, maka sesungguhnya mereka lah yang paling cepat untuk melakukan aktifitas sehari-hari, bahkan mereka bermain dengan kecepatan yang tinggi, mudah menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah agar organisasi tidak stgan hanya karena satu aspek saja. Tak hanya itu, karyawan menilai bahwa para pemimpin wanita lebih efektif memuaskankaryawan.
Pemimpin wanita dinilai oleh bawahan dalam survei sebagai lebih efektif dan memuaskan untuk bekerja dan dianggap mampu menghasilkan tingkat usaha ekstra dari karyawan.
Pada akhirnya, untuk menilai seorang pemimpin, tidak peduli jenis kelamin dan latar belakangnya, kembali pada 3 aspek kunci yang disebut sebagi Organizational Outcomes :
- Extra effort
- Effectiveness
- Employee satisfaction.
Tujuan dan target organisasi tercapai secara efektif dengan efisien, tetapi seluruh karyawan semua pengikut merasakan kepuasan. Sayangnya, pemimpin wanita lebih hebat mewujudkan ketiga hal ini ketimbang pemimpin laki-laki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H