Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

10 Indikator Kunci, Pemimpin Gagal Menjadi Pendengar yang Baik

5 Agustus 2021   01:10 Diperbarui: 6 Agustus 2021   21:43 1557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemimpin menjadi pendengar yang baik bagi bawahannya. Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com

Salah satu sumber kegagalan seorang pemimpin datang dari kemampuan komunikasi yang dilakukan. Artinya, komunikasi yang lemah bahkan buruk, sangat potensial gagal memimpin. Ketika seorang pemimpin gagal menjadi pendengar yang baik maka akibatnya bisa fatal bagi perusahaan.

Dan didalam kemampuan dan keterampilan berkomunikasi, unsur mendengarkan memegang peranan penting. Sebab tidak semua orang yang mendengarkan pesan pemimpin dapat diterima dan dipahami sama oleh pendengarnya. Dan sebaliknya, dan ini yang berbahaya, ketika si pemimpin sendiri gagal mendengarkan karyawannya!

Hasil sebuah survei terhadap 800 karyawan di berbagai industri menemukan bahwa sekitar dua pertiga responden merasa bahwa pendapat mereka tidak diterima atau tidak dihargai di tempat kerja. (Daft, 2018, Chapter#09)

Iklim komunikasi yang terbuka tidak mungkin dilakukan jika pemimpin tidak menjadi pendengar yang baik. Ketika pemimpin gagal untuk mendengarkan karyawan, ia mengirimkan sinyal, "Anda tidak penting," yang mengurangi komitmen dan motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaanya.

Orang-orang bersedia membagikan gagasan, saran, dan masalah  saat mereka merasa seseorang mendengarkan dan benar-benar menghargai apa yang mereka katakan.

Mendengar itu mudah, tapi benar-benar mendengarkannya susah !

Ilustrasi komunikasi | Sumber : interactsoftware.com
Ilustrasi komunikasi | Sumber : interactsoftware.com

Pada dasarnya, mendengarkan itu melibatkan keterampilan menangkap dan menafsirkan makna asli sebuah pesan. Penerimaan merupakan penghubung penting dalam proses komunikasi. Dan bagian ini harus disadari secara tepat menjadi kenyataan sebelum melanjutkannya.

Namun, banyak pemimpin mendengarkan begitu saja dan memusatkan waktu dan energi mereka untuk belajar bagaimana mengungkapkan dan menyampaikan gagasan mereka secara lebih efektif. Saat berbicara dengan seseorang, mereka berkonsentrasi untuk merumuskan apa yang akan mereka katakan selanjutnya daripada apa yang dikatakan kepada mereka.

Apa yang dimaksud dengan mendengarkan dengan baik?

Berikut ini terdapat indikator dari 10 kunci untuk mendengarkan secara efektif dan menggambarkan beberapa cara untuk membedakan pendengar yang buruk dari yang baik.

Kunci untuk mendengarkan efektif adalah fokus. Perhatian total pendengar yang baik terfokus pada pesan. Pendengar yang baik juga mendengarkan secara aktif, tetap berpikiran terbuka, bekerja keras untuk mendengarkan, dan menggunakan kecepatan berpikir untuk meringkas, menimbang, dan mengantisipasi apa yang dikatakan pembicara secara mental.

Indikator--1: Listen actively

  • Pendengar buruk : kurang terlibat, tidak fokus
  • Pendengar baik : memperhatikan, mengangguk dan bertanya

Indikator-2: Keep an open mind 

  • Pendengar buruk : memperhatikan hanya pada ide yang sesuai dengan pendapatnya sendiri
  • Pendengar baik : cari peluang, belajar sesuatu yang baru

Indikator-3: Resist Distractions

  • Pendengar buruk : mudah terganggu
  • Pendengar baik : menolerir kebiasaan buruk, tahu bagaimana berkonsentrasi

Indikator-4:  Capitalize on the fact that thought is faster than speech

  • Pendengar buruk : cenderung melamun dengan kata-kata yang lambat       
  • Pendengar baik : tantangan, antisipasi, merangkum:

Indikator-5:  Seek understanding

  • Pendengar buruk : berpura-pura sepakat untuk mengakhiri pembicaraan     
  • Pendengar baik : mencari kesamaan dan pemahaman baru

Indikator-6: Judge content, not delivery

  • Pendengar buruk : berisi penilaian
  • Pendengar baik : melewati kesalaha pengiriminan pesan

Indikator-7: Hold one's fire

  • Pendengar buruk : melemparkan solusi sebelum memahami masalah atau pertanyaan
  • Pendengar baik : tidak menilai atau merespon sampai pemahaman selesai

Indikator-8: Listen for ideas

  • Pendengar buruk: mendengarkan fakta
  • Pendengar baik: mendengarkan tema

Indikator-9: Work at listening

  • Pendengar buruk : tidak ada energi, pasif dan santai
  • Pendengar baik : bekerja keras, menunjukkan sikap aktif, kontak mata

Indilator-10:  Show respect

  • Pendengar buruk : menyela, berbicara dengan orang lain saat mencoba menyampaikan idenya
  • Pendengar baik : belajarlah untuk tetap diam dan biarkan orang lain melakukan sebagian besar pembicaraan

Ke sepuluh indikator kunci di atas menggambarkan secara komprehensif bagaimana seorang pemimpin seharusnya menjadi pendengar  dan bukan pendengar yang buruk bagi karyawannya, atau bagi pengikutnya. 

Sebab, untuk apa menjadi seorang duduk dalam posisi leader tetapi tidak mampu mengelola komunikasi sebagai pendengar yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Itu akan menjadi kesia-siaan belaka.

Secara sederhana bisa diketakan demikian, bahwa seorang leader yang baik keluar dari kantor mereka dan berbaur dengan orang lain, mengajukan pertanyaan, membuat forum, mendengarkan di mana orang dapat mengatakan apa pun yang ada di pikiran mereka, dan memberikan umpan balik untuk memberi tahu orang-orang bahwa mereka memiliki waktu mendengar dan didengar.

Karena, suka atau tidak suka, sadar atau tidak menyadri, aktifitas mendengarkan secara aktif adalah bagian keseharian, berkelanjutan, dan vital dari setiap pekerjaan pemimpin.

Yupiter Gulo, 4 Agutsus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun