Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Ketika Hubungan Pernikahan Mulai Hambar, Segera Lakukan 3 Hal Ini

12 Juni 2021   11:18 Diperbarui: 12 Juni 2021   20:33 10832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.mywellnesshub.in/blog/how-do-you-know-youre-marrying-the-right-person-what-if-he-she-is-just-not-right-for-you/
https://www.mywellnesshub.in/blog/how-do-you-know-youre-marrying-the-right-person-what-if-he-she-is-just-not-right-for-you/
Pasangana menikah bukan karena mereka memiliki karakter atau kepribadian yang sama, sebab hal ini tidaklah mungkin terjadi. Sebab setiap orang dilahirkan di bumi ini dengan bawaan karakter masing-masing. Dan ketika mereka memutuskan menikah, secara normatif, yang ada adalah kesepakatan untuk bersatu dengan perbedaan yang masing-masing dimiliki.

Artinya, saling memahami kepribadian masing-masing dan bukan mengubahnya menjadi sama dengan yang lain. Bahwa ada yang "mirip" karakternya, tentu saja itu hal yang baik.

Dalam sebuah buku lawas berjudul Personality Plus, menyimpulkan dua ektrim kepribadian orang, yaitu keras bagaikan batu versus lunak bagaikan kayu. Batu tidak pernah akan berubah menjadi kayu dan kayu pun tidak pernah bisa berubah menjadi batu.

Artinya, dua pasangan ini harus saling memahami secara tepat agar dalam interaksi mereka bisa mengelola secara bijaksana dan tidak pernah memaksakan kehendak.

Masalah hubungan dalam pernikahan di dalam keluarga, sebagian besar bersumber dari ketidakmampuan pasangan memahami karakter dasar pasangannya. Sehingga yang terjadi adalah kecenderungan untuk menuntut dipahami dan bukan memahami, sehingga yang muncul ketidakadilan, ketidakpuasan dan lama-lama setumpuk penyimpangan akan bertumbuh subur dan menjadi lahan konflik yang setiap saat akan meledak bak gunung berapi dan menghancurkan apa saja yang ada disekitanya.

Kata kuncinya adalah mengelola ego dan egoisme masing-masing. Sadari penuh bahwa setelah menikah dan menjadi pasangan, yang ada adalah relasi antar keduanya, dan bukan lagi saya atau dia, tetapi kita, yang disebut pasutri, pasangan suami istri. Dan inilah yang tidak mudah dikelola. Karena masing-masing harus mampu mengendalikan dan mengerem nafsu egoisme agar keduanya berada dalam keseimbangan, yang mungkin ini disebut harmonis.

Ambil 3 Langkah Penyesuaian Agar Langgeng

Dengan demikian, maka sebenarnya pernikahan itu merupakan proses penyesuaian tiada akhir dan tanpa batas sampai maut memisahkan pasutri itu sendiri. Lho, koq bisa!?

Karena sepanjang perjalanan relasi dalam pernikahan menghadapi situasi yang berubah, baik secara internal dalam keluarga dan maupun dari pengaruh ekternal yang sangat mengancam.

Oleh karena itu setiap pernikahan -dan, setiap hubungan- menawarkan banyak peluang untuk penyesuaian. Hidup Anda akan berubah. Anak-anak Anda akan tumbuh dewasa. Anda akan berganti pekerjaan. Anda akan pindah rumah atau kota. Anda akan sakit. Hidup ini akan menuntut Anda untuk melakukan penyesuaian yang harus disukai sebab kalau tidak akan sangat melelahkan.

Agar penyesuaian tersebut menjadi efektif, maka Anda harus menjadi tidak egois. Bahkan sesungguhnya, belajar untuk tidak mementingkan diri sendiri merupakan salah satu pelajaran terpenting yang harus terus dijaga, dipelihara dan diajarkan kepada Anda melalui pernikahan Anda, pun ketika anak-anak maupun cucu-cucu sudah meramaikan rumah tangga Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun