Gebrakan Menteri Sosial Tri Rismaharini terus saja bergulir, langkah-langkah besarnya untuk membenahi dan meluruskan pengelolaan Bantuan Sosial  di Kementerian yang dipimpinnya membuat tidak nyaman para "pemain" yang menyelewengkan dan mengkorupsi habis-habisan jatah dana untuk rakyat "miskin" di negeri ini.
Kali ini, Risma membongkar data ganda penerima bansos selama ini. Tidak main-main bahkan sungguh sangat besar jumlahnya yang mencapai 21 juta data double yang selama ini digunakan untuk menyalurkan bantuan-bantuan dana sosial.Â
Anda bisa hitung sendiri berapa jumlah dana yang dikeluarkan untuk data ganda tersebut. Umpamakan saja, dana bansos itu sebesar Rp. 300.000 per keluarga (artinya oer data), maka jumlah dana yang dikeluarkan bagi data ganda itu adalah 21.000.000 x Rp. 300.000 untuk sebulan. Bagaimana kalau 12 bulan bulan?Â
Mensos Risma memang memiliki nyali besar untuk memboongkar kasus ini, bahkan tidak hanya membongkarnya tetapi juga menghapusnya, seperti yang disampaikan pada saat rapat di DPR pada Kamis 3 Juni 2021 yang lalu. Kendati menerima "ancaman" tetapi nampaknya Risma tidak gentar, apalagi takut, melaporkan kepada sang bos Presiden  Jokowi.
Siapa yang Mengancam Risma?
Menarik untuk mencermati, siapa sesungguhnya "oknum" yang menekan dan mengancam Mensos Risma terkait dengan 21 juta dana ganda yang dibongkar dan dihapus oleh Mensos yang sangat jujur ini?
Mantan Mensos Juliari Batubara yang terkena OTT KPK karena korupsi bansos menjadi contoh sederhana mengenali siapa saja yang bermain-main dengan data ganda penerima bansos ini. Sangat mungkin ada sejumlah "oknum" semacam Juliari Batubara lainnya yang sangat terganggu karena kehilangan "jatah" dari data "siluman" penerima bansos yang sudah dihapus oleh Risma.
Walaupun sudah ditanyakan oleh Yandri dalam rapat bersama dengan DPR dalam rapat kerja bersama Risma, "Siapa yang ngancam Mensos". tetapi Risma tidak menjelaskan karena baginya tidak mau menunuk pribadi seseorang kecuali hendak membereskan semua persoalan data ganda di kementeriannya.