Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tes Kebohongan Semakin Penting dalam Seleksi Karyawan

17 Mei 2021   16:46 Diperbarui: 18 Mei 2021   12:05 2358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/premium-vector/set-people-characters-business_3828698.htm#page=1&query=Employee&position=20

Dengan beragam aplikasi yang tersedia maka ada kecenderungan yang sangat kuat di kalangan pencari kerja bahwa "berbohong pada salah satu aplikasi bukanlah hal yang aneh". Dan kalau kandidat seperti itu lolos masuk dalam perusahaan, betapa berbahayanya. Misalnya saja, seorang kandidat merasa bisa melakukan segala sesuatu, walaupun tidak mempunyai latar belakang tentang pekerjaan itu. Hanya agar dia bisa diterima dan memiliki pekerjaan. Akibatnya, mis-matching antara job dengan worker.

V. Peranan Digital dan Media Sosial

Harus diakui dan diterima sebagai sebuah keniscayaan bahwa saat ini alat digital mengubah proses pemeriksaan latar belakang calon pegawai yang sedang diproses. Bukan rahasia umum lagi bahwa para pengusaha mencari informasi tentang pelamar di Google atau memeriksa media sosial seperti Facebook dan LinkedIn, dan apa yang mereka temukan tidak selalu bagus.

https://www.eventbrite.co.uk/blog/linkedin-for-event-marketing-ds00/
https://www.eventbrite.co.uk/blog/linkedin-for-event-marketing-ds00/

Menurut LinkedIn, Anda cukup memilih Pencarian Referensi, lalu masukkan nama perusahaan, nama kandidat, dan jangka waktu, dan klik cari. Pengusaha mengintegrasikan alat tersebut dengan solusi perangkat lunak seperti sistem Taleo Oracle, untuk memfasilitasi memperoleh informasi tersebut dan kemudian mengintegrasikannya ke dalam profil yang dapat diakses dasbor kandidat ~Dessler (2020)

Pencarian latar belakang web dan media sosial bisa menjadi masalah  tersendiri bila tidak dikelola secara bijaksana. Meskipun pelamar biasanya tidak mencantumkan ras, usia, kecacatan, atau asal etnis di resume mereka, halaman media sosial Facebook mereka dapat mengungkapkan informasi tersebut.

Walaupun demikian, perlu berhati-hati menggunakan media sosial untuk rujukan informasi si kandidat. Di beberapa negara maju, ada pengaturan secara hukum. Di AS misalnya, ada alasan untuk berhati-hati dengan layanan pemeriksaan latar belakang. 

Pertama, hukum EEO berlaku. Misalnya, banyak negara bagian memiliki undang-undang "Larangan Kotak" yang melarang calon pemberi kerja untuk menanyai pelamar tentang hukuman sampai di akhir proses perekrutan. Jadi berhati-hatilah untuk tidak menggunakan produk dari penyelidikan yang tidak masuk akal. 

Kedua, berbagai undang-undang federal dan negara bagian mengatur bagaimana pemberi kerja memperoleh dan menggunakan informasi latar belakang pelamar dan karyawan. Di tingkat federal, Fair Credit Reporting Act adalah arahan utama. Selain itu, setidaknya 21 negara bagian memberlakukan persyaratannya sendiri. 

Secara praktis, bisa dipertimbanagkan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kegunaan informasi latar belakang yang dicari tentang calon pegawai, yaitu :

  • Sertakan dalam formulir aplikasi pernyataan bagi pelamar untuk menandatangani secara eksplisit otorisasi pemeriksaan latar belakang.
  • Referensi telepon cenderung menghasilkan penilaian yang lebih jujur. 
  • Kegigihan dan perhatian terhadap kemungkinan tanda bahaya meningkatkan hasil. 
  • Bandingkan aplikasi dengan resume; orang cenderung lebih kreatif dalam resume mereka daripada pada formulir lamaran mereka, di mana mereka harus menyatakan informasinya.
  • Cobalah untuk mengajukan pertanyaan terbuka
  •  Minta referensi yang diberikan oleh pemohon untuk menyarankan referensi lain.

VI. Uji Kebohongan dan Kejujuran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun