Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Awas! Politik Bertetangga yang Merusak

2 Mei 2021   05:44 Diperbarui: 3 Mei 2021   16:00 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertemanan lansia yang saling bertetangga (sumber: AID/a.collectionRF via kompas.com)

Love your neighbor as yourself, but do not take down the fence - Carl Sandburg

Bertetangga itu merupakan keniscayaan hidup. Tidak ada orang yang bisa menghindarinya. Kecuali kalau dia mau hidup sendirian saja. Tetapi, itu tempatmnya ada di hutan. Disana tetangganya makhluk lain. Saya pikir, koq tidak orang yang hidup di hutan ya !?

Bertetangga itu menjadi kebutuhan. Tidak peduli, apakah di kota atau di desa. Apakah di negara maju atau di negara miskin. Juga tidak menjadi soal apakah tentangganya kaya atau super miskin. Apakah dia seorang pejabat atau pengangguran. Tinggal diapartemen atau di pemukiman. 

Tetangga itu menjadi dibutuhkan oleh setiap orang. Bukan saja ketika senang, berbahagia, dan bergembira. Tetapi juga ketika susah, ada masalah, kemalangan menimpa. Tetangga menjadi orang yang paling dekat untuk dihubungi, diminta tolong dan diajak kerjasama.

Tetangga itu lebih dari saudara kandung, bahkan melebihi orang yang seagama nan seiman sekalipun. Karena bertentangga itu diikat oleh nilai-nilai kemanuisaan yang universal, serta saling pengertian yang luhur melebihi apapun. 

Maka menjadi wajar dan kebutuhan bagi setiap rumah tangga untuk menyediakan waktu khusus mengelola hidup bertetangga. Komunikasi rutin dalam sejumlah pertemuan seperti arisan, pertemuan bulanan, acara olah raga dan ngaji bersama dan sebagaimana. Semua dikelola karena dibutuhkan.

Tapi, awas! 

Bertetangga juga bisa mengganggu, merusak bahkan mampu menghancurkan sebuah rumah tangga. Pasangan suami dan istri bisa berantam, bahkan bercerai berai. Anak-anak bisa melawan orangtuanya dan membawa sejumlah problem dalam rumah tangga. 

Sebab dari tetangga bisa mengalir data, fakta, informasi, berita dan sejumlah kabar ke dalam rumah tangga. 

Bukan soal benar atau salah informasi yang masuk ke dalam rumah tangga. Pun bukan karena ada niat jahat atau niat baik dari sumber informasi itu. 

Tetapi, karena ketidakmampuan mengolah dan mengelola setiap data, fakta, informasi serta berita yang diterima dan masuk dalam rumah tangga.

sumber: dialalaw.peopleslawschool.ca
sumber: dialalaw.peopleslawschool.ca

Apalagi di zaman digital sekarang ini. Era media sosial yang menjadi saluran informasi tanpa batas dan tanpa pandang bulu. Bahkan informasi sampah pun mengalir dengan derasnya ke dalam setiap wilayah rumah tangga. Saking derasnya arus informasi itu bisa menggulung denyut nadi dalam rumah tangga itu tanpa tersisa.

Awas lagi!

Bertetangga ada politiknya. Tanpa disadadri, ada juga power play yang terjadi. Baik karena ada aktornya maupun karena ada yang hobby dengan power play dengan tetangga. Dan ini tentu berbahaya kalau tidak dikelola.

Sebab, sesungguhnya politik bertetangga itu urusannya saling pengaruh mempengaruhi. Paling tidak agar kebutuhannya dalam rangka bertetangga dapat tercapai dan terpenuhi. Tidak bermaksud bicara politik Pilpres dan Pileg atau PilBup dan PilWalkot! Walau itu pun selalu ada peluangnya.

Di tempat saya dalam setiap petemuan rutin bulanan para Bapak/bapak RT dengan arisan. Disana ada beberapa orang yang "kebetulan" menjadi wakil rakyat di legislatif daerah. 

Dan Anda pasti paham kehadirannya selalu dalam nuansa politik. Ya, pasti tentang kebutuhan RT/RW tentang fasilitas umum, jalan, kebersihan dst. Tetapi juga kepentingan statusnya sebagai anggota legislatif. Dan inilah politiknya. Tidak ada yang salah dan wajar wajar saja.

Tetapi politik bertetangga yang merusak harus diwaspadai. Mencampuri urusan dalam negeri rumah tangga, menjudge anggota keluarga tetangga, membanding-bandingkan dengan anggota keluarga tetangga lain., dan terus memprovokasi sebuah isu.

Bahkan memaksakan kehendak untuk kepentingan "bisnis" kecil-kecilan misalnya, atau hanya sekedar urusan pinjam meminjam uang, dan setumpuk hal lain.

Tidak bisa dihindari, tetapi juga tidak bisa dibiarkan terus menerus. Kalau tidak, maka urusan dalam negeri rumah tangga sendiri bisa kacau balau. 

Kehangatan dan kegembiraan yang sudah ada akan berubah menjadi prahara dan kawah candradimuka nan penuh bara membara. Ini indikator kuat yang harus dicermati setiap keluarga dalam bertetangga.

Anda harus mengelola politik bertetangga. Anda harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang canggih. Anda harus mampu mengantisipasi semua kemungkinan yang ada. 

Dan terus bertentangga dengan santun, hangat, saling support tetapi privasi tetap terjaga dengan keren. Tidak saja privasi rumah tangga sendiri, tetapi juga privasi rumah tangga si tetangga kita.

Bertetangga memang sebuah keniscayaan hidup. Dan karenanya harus dikelola dengan sarat hikmat dan kebijaksanaan. 

Bertentangga membutuhkan keseimbangan, harmonisasi yang terus bertumbuh dan bekembang menjadi sebuah budaya yang mampu saling memberdayakan antar tetangga, dan bukan saling mengakali apalagi mengangkangi.

Seperti yang dikatakan oleh Carl Sandburg pada awal tulisan ini bahwa "mari kita mencintai tetangga kita sendiri seperti saudara bahkan diri sendiri, tetapi jangan pernah melompat apalagi membongkar pagar dan mengacak-acak rumah tangga tetangga itu." Jangan lakukan itu!

Cintai tetanggamu seperti kamu mencintai diri sendiri; tapi jangan bongkar pagar

Selamat bertentangga!
YupG, 2 Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun