Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Resign atau Bertahan Sangat Tergantung dari Dua Konsistensi

11 Maret 2021   07:00 Diperbarui: 11 Maret 2021   11:42 2555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://gradaustralia.com.au/diversity/what-does-equal-opportunity-in-the-workplace-mean

Sebaliknya, bagi seseorang yang memahami makna mengapa dia harus bekerja, maka sepanjang waktu akan terus menikmati pekerjaan itu dengan hasil terus meningkat dan memberikan kontribusi yang berarti bagi perusahaan maupun bagi dirinya sendiri.

Sesungguhnya bekerja itu bukan sekedar mencari sesuap nasi, atau makan dan minum setiap hari. Sebab, ada banyak orang yang tidak bekerja tetapi masih bisa makan dan minum tiap hari, dan juga masih hidup dan menikmati hidup. Soal dari mana mendapatkan makanan, itu soal lain. Jadi, hakekat bekerja itu bukan untuk mendapatkan gaji atau penghasilan, sebab itu hanya sebuah konsekuensi dari yang disebut pekerjaan.

Bekerja itu hakekat hidup manusia. Artinya setiap orang yang hidup harus bekerja, karena tanpa bekerja maka orang tidak disebut hidup tetapi mati. Maka orang yang menyadari dia hidup maka dia harus bekerja. Dalam pemahaman, tubuh yang sudah di berikan oleh Tuhan harus bergerak dan beraktifitas. Tangan dan kaki harus bergerak, otak dan seluruh indera harus bergerak agar tetap bisa hidup. 

Pada mulanya, manusia terus bergerak untuk menggarap lahan, sawah, ladang, kebun, beternak dan segala macam hal dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya untuk tetap bisa hidup dan membuat hidup menjadi lebih baik dan damai.

Pemahaman itu sekarang berubah di dalam dunia usaha, bisnis dan industri. Karena kompleksitas kehidupan, serta keterbatasan sumber daya untuk memenuhi sendiri kebutuhan, maka muncullah yang disebut dunia pekerjaan yang mendapatkan imbalan atau gaji dan penghasilan atau pendapatan atau keuntungan.

Di sinilah sering muncul kesalahan fatal manusia modern, seakan hidupnya bekerja untuk mendapatkan gaji dan penghasilan besar. Akhirnya lupa diri, lalu hidup hanya demi kerja dan demi uang atau materi.

Padahal yang benar, hakikat kerja bagi setiap orang adalah untuk merealisasikan eksistensi hidupnya agar potensi yang dimiliki terus berkembang untuk kepentingan kemanusiaan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk lingkungan dan orang lain.

Resign atau Bertahan

Kalau begitu, apa patokan seseorang untuk bertahan dalam sebuah pekerjaan atau keluar saja dan pindah ke tempat kerja lainnya?  Betulkah hanya karena pertimbangan gaji atau penghasilan saja yang menentukan keputusan resign atau bertahan?

Harusnya bukan hanya gaji saja, tetapi pertimbangan primer atau utamanya adalah makna pekerjaan bagi seseorang.

Artinya, ketika seseorang merasa tempat dia bekerja itu memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk merealisasikan dan melaksanakan eksistensinya sebagai seorang manusia yang memiliki KSAOs (pengetahuan, keterampilan, sikap) yang terus bertumbuh dan berkembang, serta memberikan hasil yang optimal bahkan maksimal bagi perusahaan maka harusnya tidak ada alasan untuk resign. Tetapi, bila sebaliknya yang dirasakan. Maka, perlu dipertimbangkan untuk lebih baik keluar saja dari tempat kerja itu, karena hanya membuat dia lebih menderita dan sesangsara sepanjang bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun