Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Cuek, Fahri Hamzah Kecewa dan Rafly Harun Menuntut

27 Desember 2020   15:15 Diperbarui: 27 Desember 2020   15:23 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depok.pikiran-rakyat.com/

Sepertinya Fahri curiga, karena selama setahun menduduki jabatan sebagai Menhan di dalam KIM Jokowi, tetapi Prabowo tidak melakukan apa-apa. Dan sepertinya pula, Fahri Hamzah melihat "terbelahnya" publik antara pendukung pemerintah dengan pihak oposisi yang selama ini nampak direpresentasikan dalam kepemimpinan HRS.

https://bogor.suara.com/
https://bogor.suara.com/
Kendati demikian, Fahri melihat perjalanan setahun tidak apalah. Karena sekarang Sandi Uno sudah bergabung dengan Probowo dalam KIM sehingga menuntut agar kedua orang ini bisa melakukan peran pendamai untuk kelompok opoisi ini.

Menarik, karena Fahri Hamzah terang-terangan menyatakan dukungannya kepada Presidein Jokowi. Tetapi isu kritisnya adalah bagaimana memngelola yang disebutnya oposisi itu. Dia tidak berharapa mereka terus menerus dibiarkan bahkan malah dikejar. Fahri menawarkan rekonsiliassi agar perseteruan dihgentikan.

Bagi saya, kicauan Fahri menarik sekali secara politik. Artinya menyadarkan semua pihak bahwa ada kelompok yang merasa atau memposisikan diri sebagai opsisi dalam pemerintahan yang berkuasa kini. Dan karenanya, ini sebuah kenyataan dan fakta yang tidak boleh diabaikan begitu saja. 

Berasumsi bahwa semua orang baik untuk mendukung secara politik pemerintah yang berkuasa, boleh boleh saja. Tetapi derajat persetujuan itu tidak boleh disamakan untuk semua orang atau kelompok. Sebab disana, ada banyak hidden agenda untuk sebuah tujuan politik yang disiapkan. Baik untuk jangka pendek, menengah maupun panjang.

Fahri Hamzah boleh saja kecewa, pun Rafly Harun boleh menuntut  tetapi Prabowo juga boleh saja diam dan cuek-bebek. Itu realitias politik kini yang harus dicermati. Tetapi apakah besok akan berubah? Jawabannya, itupun sebuah dinamika yang akan memformatkan realitas baru yang harus diterima.

Dipastikan bahwa politik itu sarat dengan kepentingan. Kepentingan pribadi individual, kelompok, partai politik, komunitas, lembaga dan bahkan bangsa dan negara. Dalam ranah politik pun semua berusaha beramain peran untuk mewujudnyatakan kepentingan atau tujuannya. Ketika tujuannya terpenuhi, dia pasti akan nyaman dan memelihata kenyamanan itu. Saat dia merasa tidak nyaman, dia pasti akan berusaha melakukan sesutau untuk keluar dari ketidaknyaman itu.

Mungkinkah Prabowo saat ini sedang berada dalam situasi yang nyaman? Saya pikir beliau pasti sangat nyaman. Sebab kalau tidak nyaman beliayu pasti sudah akan melakukan sesuatu. Pun termasuk keluar dari KIM. Mari kita menunggu, apakah Prabowo akan mengentikan diam dan cuek-bebeknya terhadap kelompok FPI seperti diminta dan dituntut oleh FH dan RH.

YupG, 27 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun