Sepertinya Fahri curiga, karena selama setahun menduduki jabatan sebagai Menhan di dalam KIM Jokowi, tetapi Prabowo tidak melakukan apa-apa. Dan sepertinya pula, Fahri Hamzah melihat "terbelahnya" publik antara pendukung pemerintah dengan pihak oposisi yang selama ini nampak direpresentasikan dalam kepemimpinan HRS.
Menarik, karena Fahri Hamzah terang-terangan menyatakan dukungannya kepada Presidein Jokowi. Tetapi isu kritisnya adalah bagaimana memngelola yang disebutnya oposisi itu. Dia tidak berharapa mereka terus menerus dibiarkan bahkan malah dikejar. Fahri menawarkan rekonsiliassi agar perseteruan dihgentikan.
Bagi saya, kicauan Fahri menarik sekali secara politik. Artinya menyadarkan semua pihak bahwa ada kelompok yang merasa atau memposisikan diri sebagai opsisi dalam pemerintahan yang berkuasa kini. Dan karenanya, ini sebuah kenyataan dan fakta yang tidak boleh diabaikan begitu saja.Â
Berasumsi bahwa semua orang baik untuk mendukung secara politik pemerintah yang berkuasa, boleh boleh saja. Tetapi derajat persetujuan itu tidak boleh disamakan untuk semua orang atau kelompok. Sebab disana, ada banyak hidden agenda untuk sebuah tujuan politik yang disiapkan. Baik untuk jangka pendek, menengah maupun panjang.
Fahri Hamzah boleh saja kecewa, pun Rafly Harun boleh menuntut  tetapi Prabowo juga boleh saja diam dan cuek-bebek. Itu realitias politik kini yang harus dicermati. Tetapi apakah besok akan berubah? Jawabannya, itupun sebuah dinamika yang akan memformatkan realitas baru yang harus diterima.
Dipastikan bahwa politik itu sarat dengan kepentingan. Kepentingan pribadi individual, kelompok, partai politik, komunitas, lembaga dan bahkan bangsa dan negara. Dalam ranah politik pun semua berusaha beramain peran untuk mewujudnyatakan kepentingan atau tujuannya. Ketika tujuannya terpenuhi, dia pasti akan nyaman dan memelihata kenyamanan itu. Saat dia merasa tidak nyaman, dia pasti akan berusaha melakukan sesutau untuk keluar dari ketidaknyaman itu.
Mungkinkah Prabowo saat ini sedang berada dalam situasi yang nyaman? Saya pikir beliau pasti sangat nyaman. Sebab kalau tidak nyaman beliayu pasti sudah akan melakukan sesuatu. Pun termasuk keluar dari KIM. Mari kita menunggu, apakah Prabowo akan mengentikan diam dan cuek-bebeknya terhadap kelompok FPI seperti diminta dan dituntut oleh FH dan RH.
YupG, 27 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H