Di tengah kenaikan serius kasus Covid-19 Â belum ada tanda-tanda menurun, suhu panggung politik negeri ini semakin meningkat naik dan serius pula. KAMI atau Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia membuat deklarasi besar yang mencuri perhatian publik.Â
Bukan saja karena suasana hangat perayaan HUT RI ke-75, juga tokoh-tokoh yang tampil dalam deklarasi ini. Sulit untuk tidak mengatakan ini nampaknya urusan "sakit hati" Â yang tersisih dari panggung politik saat ini.
Seperti diberitakan oleh cnnindonesia.com, deklarasi yang di gelar di depan patung Proklamator ini dihadiri oleh tokoh-tokoh yang sangat akrab dengan publik karena gerakan dan gebrakan politik yang diambil selalu menjadi referensi publik dalam mengkritisi  rezim yang saat ini sedang berkuasa, antara lain :
- Achmad Yani,Â
- Rocky Gerung,Â
- Din SyamsuddinÂ
- Gatot Nurmantyo
- Rochmad Wahab
- Meutia Farida Hatta
- MS Kaban
- Said Didu
- Refly Harun
- Ichsanuddin Noorsy
- Lieus Sungkharisma
- Jumhur Hidayat
- Abdullah Hehamahua
- Amin Rais
Barangkali istilah "sakit hati" terlalu vulgar untuk menggambarkan semangat yang mengalir dalam diri sejumlah tokoh yang menghadiri dan bahkan menjadi bagian kunci dalam munculnya KAMI ini yang dideklarasikan tepat pada hari lahir Pancasila seperti yang dijelaskan oleh Din Syamsuddin beberapa hari sebelumnya. Dan dalam rangka ikut merayakan HUT Kemerdekaan RI ke 75.Â
Betul sekali, secara politik, ketika Anda kehilangan panggung poliitk itu, maka sesungguhnya riwayat politik Anda tamat sudah dan Andaakan masuk kotak saja, atau juga "kotak sampah". Tidak berguna dan tidak bermanfaat. Nampaknya, itulah politik dan sah-sah saja semua proses itu berjalan dan mengalir.Â
Maklumat KAMI ada 10
KAMI mengokohkan eksistensinya melalui deklarasi yang ditandai dengan 10 maklumut untuk dicermati oleh publik, dan tentu saja juga para politisi dan penguasa di Indonesia. Seperti diberitakan juga oleh cnnindonesia.com inilah butir-butir eksistensi dari KAMI :
Mencermati maklumat yang dibacakan oleh Achmad Yani yang disebut sebagai "Jati Diri" organisasi KAMI ini, nampak tidak ada yang luar biasa.Â
Bahkan cenderung sebagai sebuah normatif yang juga dilakukan oleh banyak ormas dan kelompok publik yang ada di dalam negeri ini. Menjadi kewajiban semua orang warga negeri ini untuk ikut mengawal dan berpartisipasi secara aktif, konsisten dan persisten demi ikut mewujudnyatakan cita-cita luhur pendiri Bangsa Indonesia ini.
Bila peran yang akan dimainkan oleh KAMI benar-benar seturut dengan koridor hukum dan peraturan perundang-undangan yang ada, harusnya perlu disupport habis.
Apa Agenda Politik KAMI?
Sebetulnya, bagian ini yang menarik untuk dicermati. Apa sesungguhnya agenda politik yang sedang dimainkan dan dituju oleh KAMI ini? Apalagi dalam hajatan deklarasi ini muncul wacana agar Presiden Joko Widodo diturunkan saja dari jabatannya. Wacana ini diarahkan kepada Sidang MPR untuk melakukannya.
Nah, lalu menjadi terang benderang bila wacana ini begitu serius dan kencang. Ada udang di balik batu, bukan?! Sasarannya menjadi jelas.Â
Jadi kalau demikian, KAMI diformat menjadi sebuah kendaraan politik untuk memainkan peran-peran yang sudah diagendakan. Bahkan terminologi MENYELAMATKAN sungguh sangat tendensius untuk sebuah agenda besar yang akan dikerjakan.
Oleh karenanya, maka menjadi perlu terus dicermati gerakan semacam ini dan juga yang lain yang mungkin akan bermunculan untuk mengambil peran dalam deinamki pembangunan menuju Indonesia Maju.
YupG. 18 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H