Jangan Greedy dalam Investasi Efek
Penyimpangan perilaku investasi yang dilakukan oleh Jouska ini sudah banyak, dan selalu saja muncul dari waktu ke waktu. Korban mereka juga berjatuhan di mana-mana. Praktek investasi bodong, jasa investasi siluman dan orang-orang tanpa jejak merupakan kisah-kisah menyedihkan karena korbannya adalah mereka-mereka yang sangat miskin literasi keuangan dan investasi, pun tentang praktek pasar modal.
Kasus yang dialami oleh Asuransi JiwaSraya menjadi sebuah representasi yang sempurna praktek investasi yang mempertontonkan kerakusan tiada batas dari pelakunya. Mereka bukan orang-orang kecil dan bodoh, tetapi orang-orang yang super kaya, pinter selangit di bidang investasi dan memiliki pengalaman dan jaringan luas.Â
Benny Tjokro seorang pengusaha besar dan termasuk jajaran orang terkaya di negeri ini, cucu dari pewaris perusahaan besar. Tetapi ternyata perilaku investasinya menyimpang. Dan ternyata kelakuannya hanya sekedar "goreng menggoreng" saham di lantai bursa efek.Â
Bersama si Tjokro, sejumlah pejabat di dalam tubuh perusahaan asuransi pelat merah ini, juga tidak ubahnya dengan si Benny Tjokro yang merampok habis-habisan dana nasabah di dalam perusahaan.
Kendati kasunya masih terus berjalan dan dituntaskan secara hukukm, dan satu persatu pelaku kejahatannya muncul satu persatu, namun kasus PT Asuransi Jiwasraya telah menderai dan menjadi trauma mendalam bagi publik yang tidak mudah dihapus begitu saja.Â
Tidak hanya bagi para korban, tetapi buat orang lain. Ini semua terjadi karena sikap tamak yang telah menguasai manusia bagi sebuah gaya hidup yang sesungguhnya semu adanya.
Inklusi Pasar Modal dan Tantangannya
Kemajuan yang dicapai oleh pasar modal Indonesia, terutama Bursa Efek Indonesia sebagai SRO pengelola bursa sangat menggembirakan. Meningkatnya jumlah pelaku pasar, baik emiten maupun investor serta perusahaan efek yang menopangnya menjadi indikasi kemajuan ekonomi yang diraih oleh Indonesia dengan kapitalisasi market yang juga terus menanjak.
Inovasi dan terobosan kebijakan yang diambil menjadikan pasar modal Indonesia tidak lagi eksklusif tetapi telah terbuka dengan mudah bagi seluruh masyarakat.Â
Inklusi Bursa Efek Indonesia memberi peluang bagi masyarakat berpendapatan rendah bisa melakukan investasi. Bahkan dengan dana hanya Rp. 100.000 saja sudah bisa membuka rekening di perusahaan sekuritas dan siap melakukan transaski.