Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sekolah Akan Dimulai Ketika Hanya 6% Zona Hijau dan 94% Merah

16 Juni 2020   00:54 Diperbarui: 18 Juni 2020   12:53 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari penjelasan yang disampaikan oleh Mendikbud, ada protokol kesehatan yang harus dipatuhi oleh setiap satuan penyelenggara pendidikan, antara lain :

  1. Menyedialkan toilet dan sarana cuci tangan bersih
  2. Teresedia fasilitas kesehatan
  3. Wajib mengenakan masker
  4. Tersedia  thermogun
  5. Yang  tidak boleh melakukan kegiatan di sekolah adalah sedang sakit, tidak memiliki transportasi yang memungkinkan penjagaan jarak
  6. Membuat komite untuk kesiapan pendidikan.
  7. Kondisi Kelas : Pendidikan Dasar dan Menengah maksimal 18 anak per kelas, sedangkan di SLB dan PAUD maksimal hanya 5 anak per kelas.
  8. Jadwal belajar  dilakuakn dengan shift
  9. Pada saat transisi yang tidak diperbolehkan : kantin,  kegiatan olah raga dan Pertemuan orangtua, dan kegiatan berkumpul lainnya.

Sekolah Ditengah Bayang-bayang Covid-19

Sesungguhnya yang membuat masyarakat tidak habis pikir adalah karena angka pertambahan kasus positif covid-19 ini terus meningkat dari hari ke hari. Bahkan sejak satu minggu terakhir ini, pertambahan perhari sudah berada di atas angka 1000-an orang.

Apapun alasannya, fakta per hari Senin 15 Juni 2020 menunjukkan telah mencapai angka 39 294 total kasus dengan angka penambahan harian diangka 1.017 orang. Kendati angka kesembuhan juga cukup siginifikan pertumbuhannya, tetapi ketakutan masyarakat tetap saja sangat tinggi. Sementara kepastian vaksin masih menjadi tanda tanya sangat besar (?).

Apabila protokol kesehatan di lingkungan sekolah tidak dilakukan secara benar, ketat dan konsisten, sangat mungkin akan muncul klaster-klaster baru dalam penyebaran virus corona ini.

Dalam situasi seperti ini, peran aktif orangtua siswa menjadi kebutuhan agar anak-anak disiapkan benar-benar untuk taat pada semua protokol yang ada. Artinya, kalau hanya diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah, guru-guru dan petugas di sekolah nampaknya tidak mencukupi untuk sekian puluh siswa.

Ini tentu menjadi problem baru bagi pihak sekolah sendiri. Harus memiliki sumberdaya ekstra untuk menopang pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah masing-masing.

Yupiter Gulo, 16 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun