Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

IHSG Akan Tembus Rp6.000, Apakah Anda Beli Saham Sekarang atau Tidak Sama Sekali?

10 Juni 2020   11:09 Diperbarui: 15 Juni 2020   14:13 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi, tankapan layar Per 10 Juni 2020

"Mau beli saham sekarang atau tidak sama sekali?"

Pesan singkat : "mau beli saham sekarang atau tidak sama sekali?", menjadi jawaban saya kepada teman-teman yang bertanya pendapat saya tentang situasi harga saham di Bursa Efek Indonesia ketika IHSG akhirnya menembus angka psikologis kencang pada angka Rp. 5000-an pada hari Senin tanggal 8 Juni 2020.

Substansi pesan ini secara konsisten saya sampaikan sejak pertengahan Maret 2020, ketika IHSG terperosok hingga berada di bawah angka Rp 4000-an. Dan saat itu saya menulis, "saatnya memborong saham di BEI". Dan betul juga hanya dalam seminggu IHSG kembali "mengamuk" mendekati angka Rp 4.500-an. Banyak yang cuan ketika itu, tetapi lebih banyak yang "menonton nan melongo" bagaimana kontraksi harga saham terus terjadi dan pelan-pelan naik.

Kenaikan IHSG memang tidak secepat ketika anjlok di pertengahan maret sebagai akibat dari pandemi Covid-19 yang secara global dan psikologis mendorong pesimisitas yang luar biasa dari kalangan investor. Tindakan mereka sederhana, lepas dulu saham nanti saja balik lagi.. Ya, semacam wait and see. Dan hasilnya indeks saham seluruh dunia juga anjlok.

Setelah dua bulan lebih, akhirnya IHSG pada hari Senin  kemarin 8 Juni 2020 menembus angka psikologis Rp 5000. Dan biasanya angka ini akan terus begerak naik. Kadang turun dulu, tetapi naik lagi. Tetapi secara rata-rata, grafiknya terus menaik.

Ini kondisi yang sudah sangat wajar terjadi dalam dunia transaksi saham. Bahkan para investor pun paham betul perilaku pergerakan IHSG ini. Dan dipastikan IHSG akan segera menembus kembali angka psikologis di Rp 6.000.

Mengapa bisa kembali segera di angka Rp 6000 IHSG itu? Karena ini sudah menjadi kondisi sebelum terjadinya wabah virus corona. Dan ini akan menjadi semacam banchmarck yang semua investor memikirkannya. Pun pengelola bursa efek akan terus menjaga dan mengawal pergerakannya ke angka target itu.

Ketika harga saham melorot ke bawah hendak menjelaskan kalau harga pasar menjadi sangat under valaed di semua saham-saham yang terbaik. Bukan karena perusahaannya merugi atau bangkrut tetapi hanya karena efek dari pandemi virus corona.

Dan dalam periode 2 sampai 3 bulan akan menjadi lebih dari cukup bagi pasar untuk menentukan arah dari pergerakan semua faktor yang mempengaruhi harga saham di bursa efek. Artinya, nampak bahwa efek dari virus corona semakin lama semakin menurun dari sisi psikologis investor.

Betul juga, karena kebijakan pemerintah Indonesia misalnya dengan penerapan new normal life sebagai pengikat bagi geliat dan dorongan serius dunia ekonomi dan bisnis. Artinya pula, pemerintah tidak akan mau menghabiskan waktu terus hanya mengurus kelakuan publik yang tidak taat pada protokol kesehatan. Tetapi dibiarkan saja agar masyarakat menjadi dewasa dan mandiri mengelola hidupnya sehingga mampu hidup berdamai dengan Covid-19. Peraturan tentang protokol kesehatan telah ditetapkan, dan silakan masyarakat mematuhinya agar tidak menjadi korban virus misterius ini.

Kebijakan persiapan dan/atau pemberlakuan tata kehidupan baru yang di kenal dengan "kenormalan baru" menjadi pintu kunci agar dinamika ekonomi Indonesia tidak terjebak dan apalagi kejeblok hanya karena ketidakpatuhan masyarakat mengikuti protokol kesehatan dengan PSBB, social distancing. Sebab, bagian ini akan menjadi arena yang penuh dengan warna abu-abu yang kalau tidak hati-hati disikapi oleh pemerintah akan berdampak serius bagi masa depan ekonomi bangsa ini.

Hal yang hampir sama juga mulai terjadi d isejumlah negara di dunia yang sudah terpapar dengan Covid-19. Pelan-pelan dinamika ekonomi kembali pada jalur yang lebih berhati-hati. Dan ini semua menambah keyakinan investor tentang dampak wabah covid-19 ini sudah pelan-pelan menurun dan akan segera berlalu.

Disempurnakan dengan indikator pasar uang di mana IDR atau nilai rupiah semakin kokoh terhadap dolar AS, maka kekhawatiran terhadap ekonomi Indonesia semakin menurun. Tidak berarti sudah mulus. Karena dinamika menuju kenormalan baru hidup ekonomi sedang menuju ke sana dengan berbagai terobosan kebijakan dari pemerintah Indonesia.

Kekuatiran dari Menkeu RI, Sri Mulayani Indrawati juga semakin jauh dari dugaannya semula. Utamanya rupiah yang akan menuju pada 17.500 hingga 21.000 per dolar AS semakin tidak terbukti hingga sekarang karena rupiah semakin perkasa saja.

New Normal Life, nampaknya akan juga menjelaskan dinamika dari Bursa Efek Indonesia dari IHSG Rp 5000-an menuju ke Rp 6.000-an. Sesuatu yang sangat wajar dan menjadi target perburuan dari para investor. Ketimbang harus "menganggurkan" dananya tinggal terlelap di tabungan saja, mendingan menginvestasikannya pada sejumlah saham yang terbaik yang ada di BEI.

Jadi, nasehatnya adalah jangan menunggu sampai IHSG menembus Rp 6000-an baru membeli saham. Tetapi saatnya beli saham agar ketika IHSG sudah berada di Rp 6000an, investasi Anda sudah mendapatkan cuan dan profit hingga tahun depan.

Pertanyaan sejumlah rekan-rekan tentang berapa lama IHSG akan kembali ke kenormalan baru? Tentu saja sangat tergantung dari semua faktor kunci yang mempengaruhinya. Baik secara umum maupun secara mikro. Baik secara global dan terutama secara internal dalam negeri Indonesia.

Untuk mendapatkan gambaran sederhana, perhatikan pergerakan harga saham sejak tiga bulan terakhir. Dan Anda akan bisa memahami tentang jiwa dari pesan saya, yaitu "beli sakarang atau tidak sama sekali".

Pergerakan IHSG Maret - Juni 2020, dikutip dari google.co.id:

  1. Rp 5.093,73, Selasa, 8/6/2020
  2. Rp 4.716,40, Kamis, 30/4/2020
  3. Rp 4.811,83, Senin, 6/4/2020
  4. Rp 3.937,63, Selasa, 24/3/2020
  5. Rp 5.361,25, Senin, 2/3/2020
  6. Rp 5.942,49, Kamis, 20/2/2020
  7. Rp 6.057,60, Kamis, 30/1/2020
  8. Rp 6.325,41, Selasa, 14/1/2020
  9. Rp 6.180,10, 11 Desember 2019
  10. Rp 6.039,54, 3 November 2017
  11. Rp 6.660,62, tanggal 26 Januari 2018

Tangkapan layar google.co.id per-10 Juni 2020
Tangkapan layar google.co.id per-10 Juni 2020
Cermati dengan baik perubahan harga saham sejak 2 Maret 2020 saat Presiden Jokowi mengumumkan ada dua orang Indonesia yang terpapar positif Covid-19 sebagai deklaraasi perang terhadap wabah virus corona dimulai. Saat itu, IHSG sudah menurun sejak awal Februari sebagai akibat dari wabah virus corona yang sudah merangsek ke sejumlah negara di dunia.

Puncak IHSG anjlok terjadi pada Selasa 24 Maret 2020 dan berhenti di angka Rp 3.937,63 kendati beberapa kali dilakukan trading halt oleh SRO di BEI. Tetapi tidak lama karena terus kembali IHSG kembali ke angka di atas Rp 4000-an. Dan pelan-pelan menaik hingga menembus angka Rp 5.070,56 pada Selasa 9 Juni 2020 kemarin.

Kendati perdagangan hari ini dibuka dengan IHSG melemah, tetapi itu sesuatu yang sangat wajar sebagai bagian dari dinamika transaksi. Ada investor yang ambil cuan, ada juga investor yang takut rugi jadi cepat-cepat jual. Tetapi sesungguhnya itulah pergerakan IHSG.

Mengapa IHSG harus menuju ke angka Rp 6000-an? Karena angka ini sudah menjadi prestasi BEI sejak 3 November 2017, tiga tahun silam ketika IHSG menyentuh angka pada Rp 6.039,54. Dan terus menaik, walaupun situasi dan dinamika up and down. Dan angka IHSG tertinggi selama 5 tahun terrakhir dicapai pada tanggal 26 Januari 2018 di angka Rp. 6.660,62.

Tangkapan layar google.co.id per-10 Juni 2020
Tangkapan layar google.co.id per-10 Juni 2020
Terlepas dari sejumlah faktor yang mempengaruhi dinamika harga saham dan IHSG, sebab ini menjadi analisis tersendiri, tetapi garis besar dari trend IHSG diatas dapat menjelaskan pesan kunci yaitu, "beli sekarang atau tidak sama sekali".

Pesan ini penting bagi para investor, baik yang baru maupun dan terutama yang lama. Ketika keyakinan Anda bahwa IHSG akan kembali ke kenormalan baru, maka harusnya tidak ada alasan untuk tidak membeli saham sekarang ini. Lakukan segera akan tidak ada penyesalan di kemudian hari.

Selamat berinvestasi, sekarang atau tidak sama sekali !

Makroprudensial Aman Terjaga, Cerdas Berperilaku, dan Stabilitas Sistem Keuangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun