Dengan "share-loc" maka orang yang meminta atau kita kirimkan, akan mengetahui posisi kita di mana saat itu secara real time.
Share-loc merupakan fitur yang paling banyak digunakan untuk memberitahukan alamat yang akan dituju atau dicari misalnya.
Di dalam pesan share-loc akan nampak dalam bentuk "maps" atau peta posisi seseorang berada dalam waktu tertentu.
Pertanyaannya, apakah dengan seorang karyawan share-loc nya kepada bos  atau atasannya sudah mencukupi menilai pekerjaan si karyawan?
Ini pertanyaan menarik untuk didiskusikan. Sangat mungkin bagi seorang atasan cukup baginya untuk mengetahui bahwa karyawannya sedang berada di rumah, di tempat yang benar sesuai dengan "pakem WfH", dan itu artinya dia sedang melakukan pekerjaanya sesuai rules game dari perusahaan yang mempekerjakan si karyawan itu.
Apakah si karywan melakukan pekerjaan dengan baik dan benar, nampaknya itu menjadi persoalan lain yang harus dijawab dalam melakukan performance appraisal.
Poin ini akan menjadi krusial, apabila penilaian kinerja itu akan mempengaruhi keputusan nasib si karyawan. Misalnya, apakah ada promosi jabatan, kenaikan gaji, pemberian insentif dan bonus atau yang lain. Di sini dituntut keakuratan yang tinggi dalam memberikan score atau nilai kinerja si pekerja.
Paradigma Penilaian Kinerja saat WFH
Penilaian kinerja karyawan baik pada level operasional maupun tingkat manajerial telah menjadi simpul kritis dalam wilayah ilmu manajemen sumber daya manusia. Terutama dalam konteks performance management system maupun performance appraisal.
Richard Rudman dalam bukunya berjudul Performance Planning & Review, 2nd Edition (2014) menyentil dengan mengatakann "apakah performance management and appraisal itu obat atau Penyakit?".
Ada satu jangka waktu yang panjang menempatkan penilaian kinerja sebagai sebuah rutinitas belaka saja sehingga lama kelamaan menjadi beban dan menggangu dalam pengelolaan sumber daya manusia. Dan tentu saja di anggap sebagai penyakit ketimbang obat atau penyelesaian masalah.