Peristiwa kenaikan Yesus Kristus ke surga merupakan salah satu simpul kunci iman percaya orang Kristen tentang kehidupan yang kekal. Artinya, tanpa kenaikan maka sia-sia lah iman kepercayaan yang diyakini. Dan hidup tidak memiliki makna yang hakiki. Perjalanan hidup menjadi tanpa arah yang jelas.
Mendahului peristiwa kenaikan ke surga, Yesus Kristus mengalami penderitaan yang luar biasa, sampai disalibkan di bukit Golgota dan menghembuskan nafas di atas kayu salib sebagai simbol penghinaan terhadap penderitaannya.Â
Dia mati dan dikuburkan sebagai penuntasan proses penderitaan yang tiada tara, dan tidak ada satu orang pun manusia yang mampu menjalaninya.
Namun, pada hari ketiga Yesus bangkit dari kubur dan hidup kembali. Peristiwa kebangkitan Yesus menjadi simpul kunci lain tentang iman percaya iman kristen. Hendak menegaskan dan mengingatkan semua nubuatan para nabi pada masa Perjanjian Lama, bahwa Yesus Kristus itu mengalahkan kematian.Â
Kuburan tidak mampu lagi menghentikan usaha Allah melalui Yesus Kristus untuk mengalahkan maut, menaklukan kematian.
Iman Kristiani hendak mengikrarkan bahwa sesungguhnya hidup adalah pengharapan. Ada kehidupan yang kekal sesudah kematian yang harus dilalui oleh siapapun.Â
Kematian fisik yang dialami hanya sementara saja. Sebab pada waktunya akan dibangkitkan kembali menjadi hidup baru. Layaknya Yesus yang sudah bangkit dari kubur.
Kebangkitan Yesus tidak sekadar hanya bangkit begitu saja dan berkeliaran di dunia ini. Yesus masih mempunyai tugas yang lain untuk umat manusia yang meyakini dan mempercayai-Nya.Â
Dia harus menyediakan tempat bagi anak-anakNya, bagi setiap orang yang meyakini-Nya. Sebuah tempat di surga bersama dengan Sang Bapak, Allah Yang Maha Kuasa.
Tanpa kenaikan Yesus ke surga maka proses pemenuhan harapan kehidupan yang kekal akan menjadi sia-sia belaka pula. Sebab, Yesus akan datang kemudian untuk menjemput semua orang yang memepercayai, menanti dan menunggu kedatangannya untuk kedua kali.Â
Kedatangan menjemput semua orang yang selalu setia dalam melakukan kehendak-Nya, kehendak Bapak, kehendak Allah pemberi hidup yang kekal.