Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar di Bawah Pandemi Covid-19?

2 Mei 2020   09:35 Diperbarui: 3 Mei 2020   06:10 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi para guru, dosen, pendidik, pembelajar dan dunia pendidikan, harusnya hari ini menjadi sangat istimewa dengan penuh acara dan kemeriahan. Harusnya di setiap lembaga pendidikan pagi ini menjadi perayaan yang membangun semangat belajar. Karena hari ini, 1 Mei 2020 peringatan hari pendidikan nasional Indonesia. 

Bahkan hari ini sangat istimewa bagi para siswa, karena hari ini pengumuman kelulusan dari jenjang pendidikan mereka, yang sudah berlangsung sejak kemarin dan hari ini. Biasanya, sekolah menjadi rame dan meriah dengan unjuk penampilan para siswa, bernyanyi dan bermain. Juga ada "pesta" khusus bagi siswa, entah saling mencoret baju, saling menyiram air dan sebagainya sebagai luapan kegembiraan setelah 3 tahun belajar dan belajar.

Kali ini beda sama sekali. Tidak ada lagi semua kemeriahan itu. Karena penerapan kebijakan PSBB, memaksa semua siswa berada dan belajar di rumah saja. Melakukan segala sesuatu dari rumah saja. Untung saja, teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan semua siswa bisa saling terhubung secara daring. 

Pandemi Covid-19 telah mengubah secara total sistem pembelajaran di semua sekolah. Tidak saja hanya di Indonesia, tetapi juga secara global. Pun tidak hanya dunia pendidikan, tetapi juga dunia usaha dan industri. Semuanya bahu membahu, topang menopang agar virus corona ini segera lewat dan hidup kembali normal.

Mau atu tidak mau, suka atau tidak suka, wabah virus aneh Corona ini memaksakan semua orang berubah. Sistem yang selama ini berjalan dalam seluruh tatanan hidup manusia harus berhenti, dan berubah menyesuaikan dengan pola pergerakan dan penyebaran virus yang berasal dari kota Wuhan di Tiongkok saja.

Tidak terasa, sudah hampir dua bulan siswa dan mahasiswa, guru dan dosen berada di rumah. Belajar dan mengajar dari rumah. Antara guru dan siswa berjumpa di dunia maya, secara daring. Lembaga pendidikan secara fisik menjadi tidak berguna ketika Proses Pembelajaran dilakukan secara daring. 

Apa yang dirasakan oleh para pelaku proses pendidikan selama hampir dua bulan ini, dipastikan masih akan berlangsung beberapa bulan kedepan?. Bahkan ada banyak kampus yang sudah memutuskan kuliah secara daring akan berlangsung hingga akhir semester ini, yaitu sdampai Agustus 2020.

Dari pengalaman mengajar dalam kurun waktu 47 hari cukup menarik. Dua minggu pertama luar biasa semangat para mahasiswa dan juga dosen. Untuk mencoba melakukan kuliah online, karena sesuatu yang baru. Mungkin selama ini dianggap main-main, tetapi saatnya bukan main-main, sehingga seluruh prosesnya harus dikendalikan secara ketat untuk hasil yang baik.

Setiap dosen dan guru dan juga siswa dan mahasiswa harus melek tekonologi internet dengan segala macam fitur aplikasi yang digunakan. Dan suasanya sangat seru dan heboh dimana-mana. Semangat untuk saling berbagai pengalaman proses pembelajaran daring juga sangat tinggi. bahkan cenderung seakan semua sudah menjadi pakar, dengan segudang kritik sana kritik sini tentang sistem aplikasi yang dipakai.

Memasuki minggu kedua para guru dan dosen betul-betul mulai menikmati proses mengajar daring. Lebih santai dalam mengajar, dan lebih bisa terkendali dengan improvisasi yang dibutuhkan sesuai situasi kelas yang dimiliki. Sudah mulai banyak pengembangan dan trik yang ditemukan agar proses belajar mengajar efektif.

Namun memasuki bukan kedua, mulai terasa ada yang tidak beres. Baik disisi dosen maupun mahasiswa. Mulai ada kebosanan terus berada di rumah dan hanya menatap layar laptop, komputer atau layah smartphone setiap hari sepanjang hari hingga malam. Karena tugas-tugas yang diberikan semakin menumpuk saja. Apa yang terjadi, kebiasaan lama mulai muncul dikalangan siswa atau mahasiswa. Mulai muncul penyimpangan, karena ingin santai tidak repot tetapi mau hasilnya baik.

Situasi ini semakin menjadi problem ketika sistem sumberdaya yang dimiliki semakin terbatas. Pulsa atau kuota internet yang habis terkuras, jaringan yang putus sambung sepanjang hari, bahkan beberapa jaringan bisa mati berhari-hari. Juga kemampuan peralatan yang digunakan semakin terbatas dengan aplikasi yang semakin banyak dan butuh kapasitas peralatan yang memadai.

Ada 1001 kisah baik yang menyenangkan tetapi terutama yang memilukan dianatara para siswa maupun para guru dan dosen. Tetapi the show must going on, belajar harus terus berjalan, walaupun wabah ini terus merajalela. 

Sejumlah mahasiswa saya dan teman sejawat, ketika saya menanyakan apa yang dirasakan selama hampir dua bulan? Maksud saya, apakah kalian merasa merdeka dalam situasi ini? Hampir semua menjawab dengan nada bercanda : "Merdeka apa?", "Apanya yang merdeka?", "Ini sih bukan merdeka, tetapi terpenjara".

Betul juga pikir saya. Apakah terpenjara atau merdeka selama belajar di rumah?

Mungkin diawal proses penerapan kuliah daring merasa disana ada kemerdekaan, karena seakan akan tidak ada yang mengontrol selain diri sendiri. Itu benar dan tepat. Tetapi, apakah itu pemahaman tentang kemerdekaan dalam proses pembelajaran? 

Sejalan dengan terobosan yang ditawarkan dan hendak diimplementasikan oleh Mas Menteri Nadiem Makarim dengan tagline "Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka". Mungkinkah pintu masuknya dengan pola proses pembelajaran daring yang sudah berjalan selama hampir dua bulan ini. Pandemi Covid-19 seakan berkah bagi sistem pendidikan dalam mimpi Jokowi dengan Mas Menteri Nadiem untuk implementasikan terobosan Belajar Merdeka dan Kampus Merdeka. Artinya, tidak harus menunggu selesainya wabah virus corona baru dimulai. Tapi, saatnyalah merdeka belajar diterapkan, daripada terpenjara diu rumah.

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2020.

Yupiter Gulo, 2 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun