Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Corona Belum Berlalu, Kapan Grafiknya Menurun?

19 April 2020   18:54 Diperbarui: 19 April 2020   18:47 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Berita Covid-19, Kompas.com 18 April 2020

Penyebaran virus corona terus merambat, dan masih belum ada tanda-tanda penurunan secara berarti. Bahkan grafiknya semakin menukik keatas, bukan menurun kebawah. Mencermati grafik penyebaran Covid-19 ini seperti mimpi buruk saja, menjadi tanda tanya besar kapan grafiknya mulai menukik kebawah dan menghilang.

Sementara perjuangan untuk menghambat penyebaran di seluruh negeri ini, lebih banyak kisah "ketidapedualian" masyarakat ketimbang perjuangan untuk bertahan di rumah saja. Tidak jarang menimbulkan konflik diantara masyarakat, maupun dengan petugas mendisiplinkan rakyat.

Menghitung hari sejak Presiden Jokowi mengumukan dua orang wanita positif virus corona menjadi titik awal bangsa ini menyadari telah terpapar Covid-19. Sesuatu yang sudah banyak orang meramal dan mengingatkan lebih awal ketika China berkutat mati-matian menaklukan virus corona baru ini.

Sulit untuk tidak mengatakan bahwa republik ini agak terlambat bertindak mempersiapkan diri menghadapi serangan virus yang masih belum ditemukan vaksin ampuhnya. Kecuali berjuang mengurangi sebesar-besar eskalasi pandemi nya.

Tangkapan Layar Berita Covid-19, Kompas.com 18 April 2020
Tangkapan Layar Berita Covid-19, Kompas.com 18 April 2020
Tanggal 2 Maret 2020 sebagai titik awal segala penyebaran virus ini, dan sampai tanggal 18 April 2020, yang berarti sudah 47 hari. Belum genap dua bulan, dan data yang disiarkan terus menerus oleh kompas.com memperlihatkan angka 3 buah angka yang merisaukan publik. Dalam 47 hari, Indonesia telah mencapai angka 6.248 kasus terkonfirmasi, yang berarti rata-rata setiap hari ada 133 kasus bertambah dan cenderung seperti deret ukur saja.

Angka kedua adalah jumlah kematian memperlihatkan angka 535 kasus, yang berarti rata-rata kematian setiap hari sekitar 11 kasus atau orang. Sedangkan angka ketiga adalah jumlah yang sembuh ada diangka 508 kasus, yang setara dengan 13 orang perhari yang sembuh dalam kurun waktu 47 hari.

Bagaimana dengan penyebaran ke wilayah? Data menjelaskan kalau 34 Propinsi yang ada di Indonesia sudah ada kasus yang terkonfirmasi, walaupun angkanya masih berbeda-beda. Jawa dan utamanya Jakarta menjadi pusat penyebaran yang mendominasi kasus yang ada.

Setelah Jakarta, disusul Jaawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Bali, Banten, dan seterusnya. Artinya, pusat-pusat penyebaran terbesar itu akan potensial terus meningkat bila pertarungan menghentikan penyebarannya tidak kencang, tidak tegas dan lebih banyak ributnya.

Di luar Jawa, atau diluar pusat penyebaran terbesar, akan memiliki peluang besar untuk melakukan perjuangan menghambat penyebaran virus ini dengan menjalankan semua protokol Covid 19 secara konsisten, ketat, tidak kompromi dan satu bahasa, satu tindakan.

Apabila protokol yang sudah ditetapkan pemerintah pusat dan daerah tidak dilakukan dengan benar, maka grafik penyebaran akan terus menukik keatas dan bukan kebawah. Artinya pula bahwa masa pemberlakukan kebijakan PSBB akan terus diperpanjang hingga betul-betul aman. Bila tidak maka negeri ini bisa saja mengulang kisah di kota Wuhan Cina pada awal penyebarannya, atau seperti yang terjadi di Italia sana.

Harus kita mengakui bahwa bangsa ini masih jauh dari cukup untuk disebut disiplin, atau patuh dalam menjalankan semua keputusan pemerintah. Kendati bisa dimengerti alasan untuk tetap beraktifitas demi kehidupan ekonomi keluarga, tetapi virus corona ini tidak bisa dianggap enteng, karena belum ditemukan vaksin yang mampu melumpuhkannya.

Harusnya kebijakan pemerintah, dimulai dari stimulus 1, stimulus 2 dan terakhir stimulus 3 dengan gelontoan dana raksasa sebesar Rp 405,1 trilun harus didukung habis-habisan agar efektif menyetop penyebaran virus aneh ini. Kalau tidak didukung oleh semua masyarakat dan semua organisasi serta institusi maka semua stimulus itu menjadi sia-sia belaka. Dan dampak pandemi Covid19 akan menjadi kisah tragis bagi negeri ini.

Syukur-syukur tidak sampai mengantar bangsa ini ke krisis yang berkepanjanga, karena akan jauh lebih menyakitkan lagi bila itu akan terjadi.

Jadi, kapan grafik Covid-19 akan berhenti menaik, dan pelan-pelan akan menurun, sangat tergantung dari masyarakat seluruh Indonesia untuk bersatu padu melawan dan berperang menghentikan penyebaran corona.

Apakah bisa? Nampaknya hanya waktu yang akan menyaksikan jawabannya !

YupG. 19 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun