Trust atau kepercayaan kepada semua karyawan menjadi dasar mindset yang harus dibangun dan terus dikembangkan oleh si leader. Implementasi manajerialnya harus diikuti dengan sejumlah instrumen dan indikator bagi pengukuran kinerja dari setiap karyawan.
III. Gaya Kepemimpinan Team Work
Tulisan dari Shelcy V. Joseph dengan judul artikel How To Boost Team Morale While Facing The Effects Of The Pandemic, yang dimuat dalam laman Forbes pada Jumat 10 April 2020 menarik untuk dijadikan rujukan, bagi seorang CEO dalam memimpin karyawannya yang WFH atau remote job tanpa harus berada di kantor.
Shelcy menawarkan gaya memimpin Team Work dalam masa pandemi Covid-19 dengan kendali sentral ada di tangan pemimpin itu sendiri. Sebab, karyawan yang tersebar di tempat yang berbeda harus selalu di sediakan informasi terbaru dan estimasi kedepan terkait dengan kondisi perusahaan. Dengan cara demikian, maka karyawan tetap berada dalam sistem kendali operasi perusahaan demi target perusahaan.
Paradigma Team Work menjadi sebuah instrumen pengendalian karyawan untuk berbagi semua simpul dinamika pekerjaan bagi efektifnya pencapaian target perusahaan. Pemimpin harus mampu mengembangkan pola komunikasi dalam jejaring Team Work yang dibangun untuk itu. Secara tidak langsung pengendalian dilakukan melalui team work. Ini sangat efisien dan efektif walau harus bekerja di rumah masing-masing.
Catatan Shelcy mencatat 3 hal yang harus dilakukan agar memimpin team work menjadi  efektif, yaitu
- Prioritize spending time with your team
- Share what you know, but balance honesty with positivity
- Take care of yourself
Dengan ketiga hal diatas, akan membantu para manajer dalam perusahaan untuk tetap berada dalam keterhubungan dengan Team Work mereka sendiri, kendati informasi atau berita yang di share tidak mudah atau kesulitan yang tinggi.
Prioritaskan menghabiskan waktu bersama tim Anda. Ini menjadi kritis karena semua karyawan berada dalam lingkup kecemasan yang cenderung meninggi karena jarak bekerja yang sangat dibatasi. Â Sebutkanlah kebijakan pemerintah Indonesia dengan PSBB, Pembatasan Sosial Berskala Besar. Sementara, setiap manajer dan pemimpin harus menjamin tetap terhubung dengan seluruh karyawannya.
Tidak bisa dihindari bahwa situasi yang ada akan mendorong banyak karyawan akan mencari manajer mereka untuk memahami kebisingan eksternal, dan mendapatkan wawasan tentang bagaimana dampak krisis akan berdampak pada mereka.
Menjadi terlalu komunikatif sangat penting di saat-saat seperti ini. Masing-masing anggota tim, melembagakan kebijakan "Zoom Terbuka" untuk aksesibilitas ke kepemimpinan, dan menciptakan acara di luar pekerjaan untuk menjaga tim tetap terhubung.
Bagikan apa yang Anda ketahui, tetapi seimbangkan kejujuran dengan positif. Kapan pun memungkinkan, analisis secara proaktif, dan bagikan bagaimana peraturan baru, pembaruan stimulus, atau berita industri akan memengaruhi perusahaan Anda. Berpura-pura adalah hal yang hebat ketika mereka tidak pernah merupakan langkah yang tepat sebagai seorang pemimpin --- dan karyawan Anda akan tahu jika Anda menahan diri.