Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ada Rasa Haru Ketika Mimbar Gereja Pindah ke Rumah

22 Maret 2020   13:50 Diperbarui: 23 Maret 2020   11:40 1830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Pra Paskah sebagai kesempatan merefleksikan bagaimana penderitaan dari Yesus Kristus yang selama 40 hari berada di gurun pasir dan mengalami banyak persoalan, kesulitan dan cobaan dari iblis dunia ini.

Nyaris memberikan bobot yang hampir serupa dengan apa yang sedang dunia alami saan ini, pun Indonesia. Ketika wabah virus Corona terus saja menerjang dan sudah hampir 193 negara yang ada di dunia ini terinfeksi, dengan beda-beda intensitasnya. Artinya, dunia ini sedang menderita, sedang panik dan takut karena cobaan dari virus Corona ini.

Pada tataran ini, umat Kristen menerima dan memahami sebagai bagian dari cobaan yang harus dilewati oleh umat manusia sama dengan Yesus Kristus pada sekitar 2000-an tahun lalu. 

Di dalamnya ada pembelajaran kehidupan iman percaya umat, bahwa ketika umat tetap tegas pada pesan, nasehat dan Firman Tuhan, maka pertolongan selalu tersedia bagi manusia itu sendiri.

Benar juga, karena saat-saat seperti ini, bangsa ini, Indonesia ini, sedang di uji iman percayanyya. Apakah ketakutan yang terus mendera dinamika hidup keseharian, atau pasrah dan menyerahkan serta memohon pertolongan Tuhan bagi bangsa dan republik ini.

Ketiga, masa-masa ini menjadi waktu revolusioner bagi keluarga-keluarga Indonesia untuk menjadi lebih kokoh, kuat dan solid. Sebab, ketika semua sekolah, bahkan kantor-kantor meminta karyawan bekerja di rumah masing-masing sedemikian rupa sehingga keluarga harus bersatu dan merumuskan ulang serta merevitalisasi kehidupan yang lebih baik.

Ini tidak mudah dijalankan, karena selama ini, kehidupan keluarga lebih banyak dipisahkan oleh setumpuk kesibukan, perjuangan mencari sesuap nasi, dan perlawanan terhadap banyak kekuaatiran hidup. 

Kini untuk sementara dihentikan, dan dipaksa untuk duduk bersama di rumah kembali sambil bekerja atau sambil belajar bagi siswa dan mahasiswa.

Harus dimengerti, bahwa di sana akan ada shifting paradigm, pergeseran mindset, dan ketegasan untuk melakukan perubahan yang produktif. Ini tidak mudah apalagi kalau semua anggota keluarga melakukannya bersama. Tetapi dengan kesepakatan antara semuanya hal ini menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Keempat, kebijakan atau lebih cocok disebut strategi social distancing yang diberlakukan oleh pemerintah, sebagai ujian kepatuhan bagi warga bangsa ini agar masalah penyebaran virus Corona dapat dihentikan dan korban tidak semakin banyak.

Ini menjadi sebuah wilayah kunci bagi kemajuan sebuah bangsa dan masyarakat. Ketiak kepatuhan atau compliance masyarakatnya semakin tinggi, maka apapun masalah bisa diselesaikan lebih cepat dan akurat. Sebaliknya, akan menjadi malapetaka ketika warga negara tidak patuh, dan malah membuat banyak masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun