Itulah pertanyaan yang paling banyak muncul belakangan ini di kalangan masyarakat dampak wabah atau pandemiknya virus corona covid-19 di Indonesia. Dan ternyata, banyak yang belum memahami mengapa liburan sekolah, bahkan kantor, kegiatan-kegiatan publik massal untuk sementara diliburkan atau ditangguhkan untuk sementara paling cepat 14 hari atau tergantung situasi.
Sebagian besar berpikir bahwa dalam 14 hari kedepan maka virus corona yang "mematikan" ini akan hilang dari peredaran alias semua akan menjadi sembuh dan baik-baik saja. Betulkah demikian yang akan terjadi?
Suka atau tidak suka, itulah sesungguhnya kenyataan di kalangan masyarakat. Bahwa keputusan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah, sangat mungkin tidak seperti yang diaharapkan di mengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat.
Sebagai contoh saja, instruksi dan peringatan yang diberitakan besar-besaran oleh Gubernur di Jakarta tentang bahaya virus Covid-19 tidak dimengerti oleh masyarakat pada akar rumput. Keadaan ini dapat disaksikan di sejumlah video yang beredar diberbagai media sosial, dimana masyarakat tidak merasa terganggu dengan keputusan gubernur itu. Dan nampaknya, kepanikan maupun ketakutan hanya ada di kelompok masyarakat menengah keatas.
Secara umum, suasana agak terasa "mencekam" ketika secara serentak adanya  instruksi untuk meliburkan sekolah dari TK hingga Perguruan Tinggi dan membatalkan sejumlah kegiatan massal, bahkan pembatasan kegiatan ibadah dimana-mana. Dan sesuai himbauan Presiden, agar selama semua melakukan aktifitas dari rumah saja.Â
Mencekam karena tiba-tiba segala aktifitas yang semula dilakukan secara rutin setiap hari selama bertahun-tahun harus dihentikan. secara psikologis, ini "mencekam", dan kalau masyarakat tidak memiliki pemahaman yang benar, sangat mungkin dampaknya jauh lebih berbahaya ketimbang tertular virus corona ini.
Jadi, mengapa harus 14 hari liburan anak sekolah?Â
Begitulah pertanyaan istri saya ketika kemarin pada hari Minggu 15 Maret 2020, mendadak kami dipanggil rapat di kampus, dan mulai hari ini Senin 16 Maret 2020 kegiatan pembelajaran dilakukan dari rumah saja dengan menggunakan internet dan fasilitas online lainnya. Dan pada saat yang sama juga, putri saya menerima kabar dari sekolahnya kalau selama dua minggu kedepan sekolah di liburkan dan kegiatan belajar melalui e-learning. Kemudian, tidak lama sesudah itu, dari gereja saya, mengirimkan edaran kalau selama 14 hari kedepan semua kegiatan dibatalkan dahulu selama 14 hari, sesuai imbauan pemerintah.
Libur selama 14 hari bukan berarti virus ini akan hilang dari bumi Indonesia. Jiwa kebijakan ini adalah untuk menghambat, mengurangi dan mencegah peredaran virus corona agar tidak melebar kemana-mana. Artinya yang belum terjangkiti tidak terjangkiti. Yang sudah terjangkiti akan diobati dalam 14 hari. Karena inkubasi dari virus yang berasal dari Wuhan-China ini memiliki waktu 14 hari.Â
Teorinya sederhana saja, kalau selama dua minggu, masyarakat bahu membahu untuk menjaga diri, self isolated, maka virus ini bisa dilokalisir perkembangannya. Sedemikian rupa juga sehingga perjuangan dan peperangan yang sedang dilakukan oleh pemerintah tidak akan sia-sia.Â
Paling tidak, pengalaman itulah yang sudah dilewati oleh pemerintahan Tiongkok sejak Desember 2019 hingga Februari 2020. Walaupun masih ada pertambahan korban tetapi angkanya semakin menurun.
WHO sangat kuatir dengan peredaran global virus covid-19 ini. sehingga tiga hari yang lalu menetapkan sebagai pandemi di seluruh dunia.Â
Kalau dilacak angka melalui woldometer per 15 Maret 2020 pukul 23.30, angka suspect secara global sudah masuk angka 169.354 kasus. Dengan angka kematian sudah 6.500 orang. dan sudah menjangkiti 157 negara di dunia menurut data PBB dari 193 negara yang ada di jagad raya ini.
Sangat mungkin, beberapa hari kedepan  tidak ada lagi negara yang bebas pandemi virus aneh ini yang hingga kini belum ditemukan obat tepatnya.
Jadi, mengapa 14 hari, karena harus dihentikan peredarannya sebagai masa inkubasi wabah covid-19. Bagaimana kalau dalam 14 hari tidak berhenti, maka sangat mungkin pemerintah akan memperpanjang 14 hari lagi. Dan  tidak tertutup kemungkinan darurat nasional akan diberlakukan kalau virus ini terus mengganas.Â
Tapi, bila semua masyarakat bersatu, yakinlah virus ini bisa dihentikan! Semoga.
YupG. 16 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H