Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemimpin Miskin Integritas Menjadi Awal Kehancuran Organisasi

15 Januari 2020   10:09 Diperbarui: 15 Januari 2020   12:32 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://theconversation.com/global-leadership-is-in-crisis-its-time-to-stop-the-rot-64495

Organisasi yang awet, kuat, bertahan dan terus bertumbuh bahkan sukses oleh karena disana ada pimpinan dan pemimpin yang berintegritas tinggi. Sebaliknya, kehancuran sebuah organisasi berawal dari perilaku pimpinan yang rendah dan miskin integritas. Dipastikan bahwa ketika pimpinan tertinggi mencla dan mencle maka semua orang di dalam organisasi cenderung akan mencla dan mencle.

Sangat sederhana tetapi dalam praktek sesungguhnya tidak sesederhana memahami maknanya. Begitulah kata-kata integritas di dalam keseharian kita, sering diumbar dalam menilai dan mengkritisi orang lain, utamanya para pemimpin dalam mengelola organisasinya. Tetapi, giliran yang melaksanankannya, ternyata tidak mudah, ibarat langit dan bumi.

Berkaca dari "bencana banjir" awal tahun 2020 di Jakarta dan sekitarnya. Publik bisa menyaksikan dan merasakan langsung bagaimana seorang Gubernur DKI Jakarta dianggap tidak mampu mengelola situasi yang ada. Bahkan, masalah yang banyak disoroti oleh publik adalah "air dan banjir kata-kata dari sang Gubernur", dan kehilangan subtansi bagaimana korban banjir di tolong, bagaimana kerusakan segera di tangani.

Benarkah Gubernur Jakarta memiliki masalah dengan integritas dalam memimpin ibu kota negeri ini?. Bisa diamati dari apa yang selama ini di janjikan, dikampanyekan, dan diprogramkan di DKI jakarta, apakah sudah di lakukan atau tidak? Kalau sudah dilakukan, seberapa benar cara melakukannya? Dan setumpuk pertanyaan lain yang bisa disusun untuk menguji integritas seorang Gubernur DKI Jakarta.

Mari melihat contoh yang paling anyar di Iran misalnya. Saat ini negara ini sedang menghadapi masalah yang sangat serius. Rakyatnya demo besar-besaran memprotes pimpinan negeri ini. Hanya karena dianggap tidak jujur terhadap penembakan pesawat Ukraina yang menewaskan semua penumpang. 

Rakyat merasa di tipu oleh pimpinannya sendiri. Kasus seperti di Iran sangat potensial untuk membawa kehancuran bagi negara apabila pimpinan negara ini tidak mampu mengelolanya.

Memang integritas itu menjadi sangat bernilai dan mahal harganya, dan karenanya siapapun pemimpin yang dipercaya oleh rakyatnya tidak boleh bermain-main dengan integritas. Untuk itu ada harga yang harus di bayar oleh si pemimpin itu sendiri kalau tidak mau dia akan dihancurkan sebelum organisasi itu hancur.

Bila direnungkan dengan sungguh-sungguh, terminologi integritas itu tidak terbatas pada managerial concept saja. Tetapi mencerminkan eksistensi seseorang manusia sebagai ciptaan Sang Ilahi. Di dalam salah satu surat di Bible, sebuah ungkapan bijaksana menjelaskan bahwa ketidakmampuan seseorang untuk menjadi pribadi yang berintegritas akan menuai konsekuensi yang sangat berat.

"Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya" ~ Amsal

Keika seseorang yang tidak melaksanakan apa yang menjadi komitmennya, sesungguhnya dia itu sama saja dengan awan di langit yang tidak menghasilkan hujan. Artinya, sama saja bohong atau pembohong. Pemimpin yang miskin integritas maka lalai dalam melakukan apa yang telah dijanjikan kepada publik, atau kepada anggota organisasi atau kepada stake holders. Dan karena itu dia juga tidak pernah membuahkan apapun juga.

Pesan bijak yang disampaikan penulis Amsal itu hendak menegaskan dan mengingatkan setiap orang yang memiliki integritas, bahwa Anda harus menepati janji yang sudah dibuat, yang sudah diumumkan dan dibukukan dalam rencana kehidupan Anda. Bila Anda berjanji akan melakukan sesuatu maka kerjakanlah. Bila Anda sudah berjanji memberikan sesuatu maka berikanlah.

Tidak peduli apapun alasannya, kondisinya, penghalang atau pendukung situasi yang dihadapi, Anda harus melakukan dan menepati janji atau komitmen Anda. 

Kalau tidak, maka Anda akan berhadapan dengan semua konsekuensi yang mungkin akan menghabiskan sumberdaya Anda, menyedot energi dan pikiran Anda ketimbang menepati semuanya sesuai komitmen.

Sebab, di dalam kenyataan, banyak orang yang sibuk merancangkan berbagai dalih, alasan, kambing hitam untuk tidak melakukan janji yang sudah dibuatnya. 

Berbagai ungkapan dan banjir kata-kata yang tertata rapi akan diluncurkan hanya agar dia tidak melakukan janjinya itu. Anda mungkin punya niat yang besar untuk menepati janji Anda ketika Anda membuatnya. Tetapi apabila Anda tidak melaksanakannya, maka itu akan mendatangkan konsekuensi - yang bahkan mungkin tidak Anda sadari.

Dalam keseharian hidup di dalam keluarga antara suami dan istri dan antara orangtua dengan anak-anak. Sangat mungkin Anda ingkar janji kepada pasangan dan juga anak-anak Anda di rumah. 

Maka risiko yang dihasilkan adalah akan muncul kepahitan yang akan meresap masuk ke dalam relasi Anda di rumah bagaikan racun yang siap membunuh Anda sekeluarga. Dan efek baliknya, dipastikan akan melibas dan menghancurkan segala yang Anda miliki di dalam keluarga.

Disana akan lahir barang baru, yaitu ketidakpercayaan anggota keluarga kepada Anda. Apapun yang Anda rancangkan akan tidak mudah diyakini oleh anggota keluarga. Dan ini akan menjadi awal kehancuran yang akan terus mengkapitalisir ketidakpercayaan mereka kepada Anda, dan inilah yang disebut dengan kepahitan yang akan meresap dalam kehidupan keluarga.

Bagaimana dengan teman-teman, kolega dan sahabat serta mitra kerja Anda? Hal yang sama juga terjadi, yaitu ketika Anda tidak lagi memiliki integritas maka mereka tidak akan percaya pada setiap janji dan rencana Anda. Ini akan menjadi sumber kehancuran relasi dengan orang lain, mitra bisnis dan kolega sahabat kehidupan.

Apakah Anda masih mau berdalih? Mau memberikan 1001 alasan mengapa Anda tidak melakukan dan setia pada komitmen Anda? Nasehatnya adalah lebih baik jangan mencoba melakukan itu. Sebab itulah jiwa kunci dalam konsep integritas. Yaitu, antara pikiran, kata, dan perbuatan sama persis bentuknya. Apapun situasi yang dihadapi komitmen adalah tetap komitmen dan Anda harus melakukannya.

Tapi okelah, sangat mungkin Anda akan berkata bahwa sesungguhnya keadaannya sudah berubah dan tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Namun, memiliki integritas berarti Anda menepati janji Anda meskipun itu tidak lagi menguntungkan Anda, bahkan jika itu menyakitkan, atau bahkan jika harga yang harus dibayar jauh lebih besar dibanding yang Anda antisipasi.

Secara material sangat mungkin mengalami kerugian yang sangat besar, tetapi secara moral dan kredibilitas sebagai seorang pemimpin, dan pribadi yang berintergirtas Anda mendapatkan harga yang sangat mahal. Yaitu kepercayaan untuk memimpin dan mendapatkan kerjasama yang lain yang mungkin jauh lebih besar, luas dan jangka panjang.

Nasehat bijaksana lainnya yang sangat ampuh menegaskan bahwa berintegritas itu akan memberikan keamanan dan kenyamanan hidup disepanjang kehidupan Anda.

"Bahwa ketika Anda menepati janji, Anda akan berjalan dengan aman. Dengan kata lain, reliabilitas menghasilkan stabilitas"


Pesan kunci dan powerful nya adalah bahwa sangat mungkin sulit untuk menepati semua janji Anda, tetapi ketika Anda melakukannya, Tuhan akan menghormati komitmen Anda dan pasti menolong dan memampukan Anda untuk mengerjakannya serta memberi kelimpahan dalam segala hal dalam hidup Anda.

"mengatakan bahwa Tuhan memberkati orang-orang yang "yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi" - Mazmur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun