Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Harga Demokrasi di Amerika Serikat, Akhirnya Presiden Dimakzulkan

19 Desember 2019   12:26 Diperbarui: 19 Desember 2019   15:29 2517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS, Donald Trump resmi dimakzulkan.| Sumber: Andrew Caballero-Reynolds/AFP

Siapa bilang bahwa demokrasi itu murah? Sama sekali tidak murah, apalagi gratis, sebab demokrasi menjadi sangat mahal dan mahal banget sehingga membutuhkan biaya, pengorbanan tidak sedikit. Bahkan nyawa manusia pun bisa menjadi taruhannya.

Paling tidak, itulah yang saat ini sedang dipertontonkan oleh Negara Amerika Serikat yang "sangat menghargai nilai-nailai demokrasi" dalam mengelola sebuah negeri. Dan setelah berbulan-bulan berjalan perdebatan, akhirnya Presiden Amerika Serikat yang ke-45 ini di tingkat DPR harus dimakzulkan.

Pemakzulan Donald Trump ini tercapai dengan suara 261 kursi yang menyetujui sebagai syarat minimal keputusan pemakzulan Presiden USA yang berusia 73 tahun itu menjadi sah adanya. 

Dengan demikian, akan menjadi agenda berikut pada level Senat untuk memutuskan apakah Donald Trump benar-benar akan lengser atau masih bertahan.

Tentu saja kejadian ini menjadi menarik, tidak saja bagi USA sendiri, tetapi juga bagi warga dunia dimana saja, terutama yang memiliki nilai-nilai yang sama tentang "nilai demokrasi" sebagai tatanan nilai tertinggi saat ini dalam mengelola sebuah bangsa dan negara.

Diyakini bahwa dengan prinsip demokrasi maka masyarakat akan berada dalam sebuah dinamika keseimbangan yang memiliki gelombang yang sama, karena sesungguhnya prinsip demokrasi itu adalah dari, untuk, dan oleh masyarakat itu sendiri. 

Dengan demikian, maka setiap warga negara memiliki hak dan peluang yang sama dalam memajukan kehidupan yang lebih baik dan maju.

Sumber: metro.co.uk
Sumber: metro.co.uk
Dilansir dari beragai pemberitaan, DPR USA memutuskan Presiden Donald Trump dimakzulkan karena dua alasan kunci, yaitu:
Penyalahgunaan Kekuasaan dan
Upaya Menghalangi Penyelidikan Kongres AS

Oleh Ketua DPR USA, yaitu Nacy Pelosi menjelaskan bahwa pemakzulan Presiden Donald Trump merupakan hari penting dan juga menyedihkan bagi konstitusi negeri Paman Sam ini. 

Sebab, bagaimanapun, bagi DPR AS ini menjadi satu-satunya cara untuk menjaga nilai-nilai luhur yang sudah diletakkan oleh pendiri bangsa AS untuk menjadi pedoman penting bagi generasi mendatang.

Sejarah negeri ini berulang untuk ketiga kalinya. Karena dua presiden Amerika Serikat sebelumnya yang juga sudah dimakzulkan, yaitu  Andrew Johnson (tahun 1868) dan Presiden Bill Clinton pada tahun 1998. Dan dalam usia negara ini yang sudah ratusan tahun berdiri dan menjadi salah satu negara demokrasi  di muka jagad ini.

Presiden AS Donald Trump dan mantan Presiden Bill Clinton| Sumber:edition.cnn.com
Presiden AS Donald Trump dan mantan Presiden Bill Clinton| Sumber:edition.cnn.com
Persoalan apakah di sidang Senat nanti pada Januari 2020 Donald Trump akan benar-benar dilengserkan, itu tentu soal lain. Tetapi, bahwa pentingnya demokrasi dijunjung tinggi itu menjadi jauh lebih penting bagi sebuah negara yang memiliki peran besar dan penting di muka jaga ini.

Pemakzulan atau juga dikenal dengan istilah populernya impeachment merupakan jalur proses yang ditempuh oleh sebuah lembaga legislatif secara formal resmi menjatuhkan semacam dakwaan bagi seseorang pejabat tinggi sebuah negara, terutama kepala negara atau kepala pemerintahan.

Proses pemakzulan ini bisa saja berujung dan berakhir pada pemecatan dari posisi sebagai presiden, tetapi sangat tergantung atau berbeda untuk setiap negara. 

Di USA misalnya, setelah DPRnya memutuskan dimakzulkan, sekarang giliran level Senat apakah benar-benar Donald Trump akan dipecat atau tidak.

Memang harus diakui, bahwa proses pemakzulan ini tidak lepas dari proses politik dalam rangka perebutan kekuasaan dalam memimipn sebuah negara. Sehingga proses keputusan di DPR dan juga Senat, dipastikan sangat kental dengan suara mana yang mayoritas ada.

Namun, terlepas dari pertimbangan politik, sejarah tetap akan mencatat tentang alasan utama mengapa seseorang presiden dimakzulkan. 

Artinya bisa saja dia dimakzulkan karena memang alasannya sungguh-sungguh nyata adanya dan bukan semata karena musuh politiknya di DPR atau di Senat.

Tetapi bisa juga terjadi, Presiden tidak dimakzulkan karena dukungan politik partai yang mendukungnya, tetapi sesungguhnya alasan kesalahan sungguh terjadi. Kalau ini yang terjadi, akan menjadi cacat yang sangat mahal bagi sebuah negeri sekaliber USA.

Dunia akan menyaksikan keputusan terakhir di level senat pada Januari 2020 apakah Presiden USA ke 45, Donald Trump dipecat atau tidak?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun