Begitulah pesan kunci dari Presiden RI Joko Widodo tentang keputusan yang diambil oleh Erick Thohir, Menteri BUMN terkait pemecatan Direktur Utama PT. Garuda Indonesia, Tbk atas nama I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara. Yang dalam waktu sangat singkat, sejak ketahuan oleh Bea Cukai tentang penyeludupan Moge Harley Davidson dan sepeda mewah Brompton ilegal di pesawat baru milik Garuda berjenis Airbus A3330-900 Neo.
Seakan bersambut gayut antara terobosan Menteri Erick Thohir yang sedang bersih-bersih semua BUMN dan kejadian bos utama Garuda melanggar GCG yang mempertontonkan ketidakpatuhan sebagai Dirut perusahaan yang sudah go publik ini maka pembersihan Garuda Indonesia dimulai dari kepalanya.
Gebrakan dan dobrakan sang Menteri  BUMN layak dapat jempol dan apresiasi. Pelan-pelan tetapi pasti, keputusannya sesuai tata kelola manajemen  profesional yang sungguh-sungguh mempertegas sikapnya bahwa semuanya demi kepentingan bangsa dan negara ini. Tidak sulit baginya, karena semua yang menyimpang dari kepentingan bangsa ini pasti sesuatu yang tidak boleh di biarkan begitu saja dan harus dipecat.
Dilihat dari nilai material penyeludupan yang dilakukan bos Garuda Indonesia ini tidak seberapa, tetapi yang sangat penting adalah kejadian ini menjadi trigger terkuatnya tentang kebobrokan manajemen PT Garuda Indonesia selama ini.Â
Indikasi ini seakan terbuka lebar-lebar kepada publik setelah pemecatan Ari Askhara. Media sosial seakan berlomba mengungkapkan sepak terjang yang menyimpang dari Dirut Garuda ini dalam mengelola Garuda. Sungguh sangat memilukan hati, jangankan untuk kepentingan negara yang dipikirkan, karena yang dilakukan lebih banyak membangun kesenangan hidup dengan kemewahan yang ada.
Sang Menteri sangat mengerti apa yang sedang terjadi dalam tubuh Garuda. Pembongkaran akan segera dilakukan, dan itu dimulai dari kasus penyeludupan sang bos Garuda. Dipastikan bukan hanya dia sendiri yang terlibat, tetapi pasti ada orang lain yang mendukung perilaku menyimpang sang bos ini. Erick menegaskan hal itu, kalau kotor ya harus di bongkar jajaran direksinya. Kompas.com memberitakan "Erick Thohir Akan Copot Semua Pejabat Garuda yang Terlibat Penyelundupan Harley".
"Kalau memang kotor, ya kita bongkarlah. Ini kan amanah". "Pak Presiden sudah buat statement yang cukup terbuka bahwa bongkar total manajemen BUMN selama itu tidak benar"."Karena yang sedih ini dilakukan sistemik. Dalam arti dirutnya ada kerja sama ini itu terus, bukan individu". "Tidak masalah kalau ganti total, kalau memang itikad tidak baik, ya ganti total". "Prosesnya karena (perusahaan) terbuka harus seperti itu. Saya tidak mau juga ada pesan yang salah yakni seakan-akan pemerintah mengintervensi atau masuk di segi korporasi, apalagi (perusahaan) yang terbuka". Kata  Erick Thohir seusai peresmian Jalan Tol Kunciran-Serpong di Tangerang Selatan, Jumat (6/12/2019).
Merevolusi pengelolaan PT Garuda Indonesia menjadi kebutuhan mendesak saat ini. Dan langkah memecat dirutnya menjadi sangat stretegis, dan diteruskan kepada jajaran direksi dan level manajemen ke bawah yang memang benar-benar terlibat dalam usaha penyimpangan sang dirut ini.Â
Dan dengan memilih jajaran manajemen baru yang memiliki akhlak tinggi dan kompetensi profesional, pembersihan tidak akan sia-sia.Â
Langkah sang Menteri BUMN untuk segera menetapkan Dirut baru Garuda ditunggu dengan antusias oleh pasar, khsususnya pasar modal mengingat Saham Garuda ini sejak go publik tahun 2011 nyaris tidak beranjak dari angka sekitar Rp. 400-an per lembar saham.Â
Harusnya, harga saham garuda bisa menembus diatas Rp. 1000 perlembar apabila manajemennya dikomandoi oleh orang yang tepat dan jelas. Jauh dari intervensi kepentingan politik, apalagi untuk kepentingan sekelompok orang, bahkan untuk kepentingan sang dirut saja.Â
Harusnya, sang Menteri BUMN yang tidak memiliki latar belakang politik, tetapi hadir sebagai seorang profesional kaliber internasioanl, mampu melakukan pembersihan yang total, komprehensif dan sesegera mungkin.
Tindakan strategis ini menjadi sangat penting sebagai bagian agenda pembersihan keseluruh BUMN. Sebab masih ratusan unit bisnis dilingkungan BUMN yang harus dicuci habis. Kalau tidak maka budaya ketidakpatuhan selama ini akan terus menjadi biang kerok kelemahan BUMN. Bukan menopang pembangunan negeri, tetapi malah menjadi beban bagi pembangunan.
YupG. 7 Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H