Jangan bersihkan lantai yang kotor dengan sapu yang kotor, tetapi gunakan sapu bersih untuk membersihkan lantai yang kotor
Pesan bijak diatas sungguh sangat tepat untuk menggambarkan apa yang sedang dikerjakan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir yang sedang bersih-bersih BUMN yang dicurigai penuh dengan permainan, penyelewengan dan penyimpangan pengelolaan kelompok bisnis pelat merah yang diperkirakan asetnya mencapai 8.200 trilun rupiah, dengan sekitar 115 unit perusahaan.
Dengan aset sebesar dua kali lipatnya APBN, seharusnya akan memberikan kontribusi keuangan yang signifikan bagi pemenuhan kebutuhan pembangunan di Indonesia. Tetapi dalam kenyataan, kisah dan cerita tentang pengelolaan BUMN ini lebih banyak "bumbu" penyimpangan dan penyalahgunaannya ketimbang yang baik-baik.
Lihat saja PT Pertamina atau PT PLN yang sarat dengan praktek korupsi hingga harus berurusan dengan KPK dan pihak pengadilan. Puluhan tahun sudah berjalan, tetapi BUMN ini seakan menjadi sumber pendukung kepentingan politik dan partai yang berkuasa. Sementara, sebagian besar sumber daya alam negeri ini ada dibawah kendali badan usaha yang dimiliki oleh republik ini.
Presiden Jokowi sedang berusaha untuk konsisten dengan apa yang dijanjikan ketika memulai periode kedua sebagai RI-1 dengan melakukan berbagai terobosan, penyederhanaan, pemangkasan birokrasi dan praktek-praktek penyimpangan yang menggerogoti bangsa ini sehingga selalu terlambat dalam mengejar kemajuan yang diinginkan.
Sosok Erick Thohir, sebagai orang nomor satu di lingkungan BUMN, akan menjadi representasi keinginan Presiden Jokowi untuk melakukan pembersihan di lingkungan BUMN. Sapu yang bersih dapat mewakili Erick Thohir untuk membersihkan berbagai sarang penyamun dalam tubuh BUMN ini. Memang benar, hanya sapu yang bersih yang bisa menyapu bersih lantai yang kotor.Â
Membersihkan ratusan unit usaha BUMN, dengan sekitar 2,3 jutaan karyawan, tidak semudah membalik telapak tangan saja. Apalagi dengan pola yang sudah terbentuk selama ini. Masing-masing memiliki corporate culture yang sudah berurat berakar. Dan sangat mungkin, ini hambatan yang sangat pelik yang dihadapi oleh seorang Erick Thohir untuk menata dan merevitalisasi seluruh organisasi BUMN ini.
Restrukturisasi BUMN
Menarik melihat langkah yang dilakukan oleh Menteri BUMN ini dengan melakukan restrukturisasi sebagai pintu masuk melakukan pembersihan organisasi BUMN. Dan ini tentu menjadi langkah strategi yang sangat tepat.Â
Antara struktur organisasi dan strategi bisnis haruslah sejalan. Strategi bisnis di lingkup BUMN harus di support oleh struktur yang kuat dan fleksibel dalam mengeksekusi segala persoalan strategis yang dihadapi.