Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bersih-bersih BUMN ala Erick Thohir: Memenuhi 2 Syarat Kunci

19 November 2019   16:27 Diperbarui: 19 November 2019   16:27 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dream.co.id

Restrukturisasi merupakan strategi besar yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi untuk seluruh kantor kementerian dan lembaga. Yang selama ini sangat birokratif dan dipastikan menjadi penghalang dan hambatan serius mendorong percepatan pembangunan dalam segala hal.

Sebab yang terjadi, birokrasi bukan demi pelayanan, tetapi birokrasi hanya demi sistem atau SOP saja dan soal hasil akhir itu menjadi terabaikan dalam praktek. Pelaku birokrasi lebih fokus hanya pada menjalankan SOP yang sudah ada, tetapi sensitifitas pada hasil akhir sangat rendah. Dengan demikian, kinerja menjadi tidak mencapai hasil yang baik. Apalagi hendak membuat perubahan yang cepat dan masif, itu hanya mimpi belaka.

Nampaknya, Erick Thohir menyapu habis BUMN ini dengan cara memalukan restrukturisasi yang mampu memberikan daya kontrol yang kuat, cepat, gesit, fleksibel dan dapat diandalkan dalam segala situasi.

The Man Behind the System : Dua Syarat Kunci

Pintu kedua yang dimasuki untuk bersih-bersih ala Erick Thohir adalah memilih orang yang tepat pada posisi yang tepat dan tentu saja pada waktu yang tepat.

Sesungguhnya, bagian inilah yang menjadi dan menimbulkan pro dan kontra ditengah publik. Utamanya ketika nama Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama menjadi orang pertama yang dipanggil oleh Menteri Erick Thohir dalam rangka bersih-bersih BUMN ini.

Menjadi heboh dan ramai tentunya, karena selain isu BUMN ini sangat besar, strategis dan menjadi kepentingan banyak pihak, tetapi juga karena si tokoh Ahok lebih kontroversial lagi. Memiliki jejak yang sangat ditakutkan oleh para mafia tipu menipu uang negara, sebab hingga kini Ahok menjadi salah satu ikon yang mampu tegas, menghadang para "tikus-tikus" koruptor di lembaga pemerintahan.

Secara logika, dipastikan bahwa hanya mereka yang merasa terganggu kepentingannyalah kalau menjadi orang penting dan kunci di BUMN yang tidak menyenangi dan akan menolak Ahok duduk dalam lingkup BUMN.

Terlepas dari isu Ahok sebagai mantan napi, karena harus dikurung di penjara selama 2 tahun karena kasus penodaan agama, Erick Thohir datang dengan sebuah sikap dan ketegasan tentang profil orang yang mampu membersihkan dan mencuci bersih "kekotoran" di BUMN. Dan hal itu ditemukannya dalam diri seorang Ahok.

Walaupun masih dalam proses seleksi, dan direncanakan 2 Desember 2019 akan dilantik mereka-mereka yang terpilih, hendak menjelaskan kriteria yang diinginkan oleh Menteri BUMN untuk pejabat di BUMN dalam konteks bersih-bersih. Betul sekali, hanya orang yang tepat pada posisi yang tepat bisa membantu dia melaksanakan pesan Presiden Jokowi.

Erick Thohir akan menekankan pada pekerjaan team work yang kuat dalam membenahi BUMN. Dia sadar betul, dengan nilai aset ribuan triliun tidak bisa dikerjakan oleh satu orang. Tetapi hanya dengan team work yang kuat, handal dan solid. Orang-orang yang dipilih memiliki dua syarat kunci yaitu cerdas dan memiliki akhlak yang tinggi. Untuk akhlak diterjemahkan dalam bentuk memiliki dua hal kunci yaitu integritas yang tinggi dan komitmen yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun