Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenali 4 "Titik Buta" yang Merusak Kepemimpinan Anda

17 November 2019   22:49 Diperbarui: 18 November 2019   20:32 4229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.danijohnson.com/2018/every-leader-has-blind-spots-where-are-yours/

Empat Titik Buta Pemimpin
Dalam salah satu artikelnya yang berjudul Leadership Blind Spots, John C Maxwell mendentifikasi ada 4 titik buta utama yang dihadapi dan dimiliki oleh seorang pemimpin yang sangat kuat daya rusaknya terhadap kepemimpinnya yang dijalankan, yaitu:

  1. A Narrow Perspective
  2. Insecurity
  3. Out-of-Control Ego
  4. A Lack of Character

Perspektif Sempit (A Narrow Perspective)
Larry Stephens pernah berkata, "Jika satu-satunya alat yang Anda miliki adalah palu, Anda cenderung melihat setiap masalah sebagai paku". Ini sangat berbahaya karena sesungguhnya seorang leader itu pada dasarnya berpikir strategis dan berorientasi pada tindakan. Mereka melihat masalah dan bergerak cepat untuk menyelesaikannya.

https://aljabaidad13.wordpress.com/2015/05/23/kau-fikir-mejadi-pemimpin-itu-mudah/
https://aljabaidad13.wordpress.com/2015/05/23/kau-fikir-mejadi-pemimpin-itu-mudah/
Sayangnya, ini dapat menghasilkan fokus yang sempit - bahkan penglihatan terowongan bagai kaca mata kuda liar. Penting bagi para pemimpin untuk mengambil langkah mundur dalam menghadapi masalah baru, sehingga mereka mencari dan menemukan solusi yang paling sesuai dengan situasi, bukan hanya dari sudut pandang mereka sendiri.

Ketidakamanan (Insecurity)
Ketidakamanan pada dasarnya menyebabkan para pemimpin hanya memikirkan diri mereka sendiri. Akibatnya menjadi sangat merusak, karena seorang pemimpin yang benar bukan fokus dan memikirkan diri sendiri, tetapi inti leadership adalah tentang orang lain, followers dan mereka yang dipimpin.

Bila Anda seorang pemimpin, sadarilah dengan sungguh-sungguh bahwa, ini adalah titik buta yang sulit untuk dikenali dalam diri Anda, dan bahkan lebih sulit untuk diatasi. Dan anehnya, akan terus menjadi lingkaran setan tiada berujung karena seorang pemimpin selalu merasa benar dan membenarkan diri sendiri kendati itu keliru.

Ada banyak indikator atau gejala ketidakamanan ini bagi seorang pemimpin. Apabila Anda memiliki salah satu dari gejala berikut, Anda mungkin menjadi pemimpin yang tidak aman, dan karenanya kenalilah dengan baik. Dan Anda mungkin perlu mendapatkan bantuan dari mentor atau konselor objektif untuk mengatasi rasa tidak aman Anda.

Inilah sejumlah indikator atau gejala yang menjelaskan tentang ketidakamanan kepemimpinan meliputi:

  • Kesulitan memberikan kredit kepada orang lain.
  • Informasi yang menumpuk
  • Membatasi hubungan pengikut kepada pemimpin lain.
  • Merasa terancam oleh pertumbuhan orang lain.
  • Gaya mikro manajer.

Dan hal mendasar inilah yang sangat sering dilakukan secara keliru oleh banyak pemimpin, yaitu "Anda tidak dapat memimpin orang jika Anda membutuhkan orang. Atau jika Anda perlu mengendalikannya" Hendak menjelaskan bahwa kepentingan pribadi diri sendiri seorang pemimpin pada orang lain, apalagi pada pengikutnya menjadi blind spots yang sangat merusak.

Ego Di Luar Kontrol (Out-of-Control Ego)
Bila dicermati dengan sungguh-sungguh, maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya "harga diri adalah musuh terbesar diri sendiri seorang pemimpin." John Ruskin pernah berkata bahwa "Kebanggaan ada di dasar semua kesalahan besar." Karena ini menyangkut kecenderungan yang sangat kuat untuk melahirkan seorang pemimpin yang sombong!

http://www.blind-spot-leadership.com/arrogance-versus-confidence/
http://www.blind-spot-leadership.com/arrogance-versus-confidence/
Seperti rasa tidak aman, kesombongan membuat pemimpin hanya fokus pada dirinya sendiri, bukan yang dipimpinnya, bahkan mengabaikan dan tidak menganggap berharga orang yang dipimpin dan orang lain. Matanya menjadi buta untuk menjaga dan meningkatkan harga diri menuju puncak arogansi.

Dan itu adalah merupakan kebalikan dari sikap kerendahan hati yang seharusnya dimiliki, dikembangkan dan dipelihara oleh seorang pemimpin yang berhasil. Seorang pemimpin yang sombong cenderung menyalahkan orang lain, hidup dalam penyangkalan, dan berpikiran tertutup dan kaku. Dan lebih berbahaya lagi karena ini menghasilkan moral yang rendah di antara pengikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun