Salah satu kalimat penting yang diungkapkan oleh Jokowi ketika debat Capres 2019 yang lalu adalah "Jokowi tidak memiliki beban masa lalu". Kalimat ini hendak menjelaskan bahwa rivalnya, Capres Prabowo Subianto memiliki beban masa lalu. Dan dengan itu, Jokowi menjanjikan akan lebih ringan langkahnya membangun masa depan Indonesia yang maju.
Kalimat ini menjadi menarik untuk dipertanyakan setelah Prseiden Jokowi memparipurnakan semua susunan Kabinet Indonesia Maju dan sudah lebih seminggu memulai masa kerja mereka. Apakah benar Presiden Jokowi tidak memiliki beban masa lalu? Apakah beban masa depan lebih ringan dari masa lalu?
Jawaban pertanyaan ini sepertinya juga dijawab oleh berita yang diturunkan oleh Koran Inggris Gurdian. Seperti yang diberitakan oleh kompas.com "Dalam editorial yang diunggah pada Minggu (3/11/2019) itu, The Guardian berpendapat Jokowi tak bisa diandalkan untuk membela hak-hak dasar warganya". Sebagaian rangkuman analisis dalam editorial tentang perbedaan yang sangat menyolok antara periode pertama dengan periode kedua.
Bila dikompres analisis koran Guardian ini, hendak menjelaskan bahwa beban masa depan Jokowi sungguh sangat luar biasa untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik dalam sejumlah aspek, karena di dalam KIM yang dibentuknya bersama Wapres Ma'ruf Amin membawa serta beban masa lalu yang sungguh sangat sulit diterima oleh banyak kalangan.
Khususnya terkait dengan penyelesaian pelanggaran HAM berat di masa lalu, khususnya masa Orde Baru. Dan sekaligus ditafsirkan sebagai kemungkinan semakin lemahnya pemerintahan Jokowi dalam penegakan HAM masyarakat Indonesia lima tahun kedepan.
Dengan keseluruhan analisis yang dibuat oleh editorial Guardian menyimpulkan kalau Presiden Jokowi tidak bisa lagi diandalkan ketimbang pada periode pertama kepemimpinannya, yang sering disamakan dengan Obama-nya Indonesia dengan segala gaya dan gebrakan yang memberikan harapan besar bagi masa depan yang lebih baik, adil, tegas dan tidak kompromi. Sekarang tidak lagi bisa diandalkan dengan segala keputusan-keputusan yang dibuat menjelang dan sesudah pelantikan dengan susunan KIM.
"Tapi kini makin jelas bahwa ia tak bisa diandalkan untuk membela hak-hak dasar warganya. Jelas juga bahwa warga tak seharusnya berharap seorang politikus bisa menjadi penyelamat," tulis mereka. "Tekanan untuk reformasi dan oposisi yang sebenar-benarnya hanya bisa datang dari luar parlemen. Masyarakat sipil Indonesia butuh semua pertolongan yang ada."
Kesalahan "fatal" Presiden Jokowi adalah dalam menyusun KIMnya yang seakan-akan menganulir proses Pilpres yang sudah dilakukan dengan "berdarah-darah" dengan kompetensi sengit dan bahkan memakan korban korban jiwa Tetapi semua itu menjadi tidak ada gunanya ketika rival bertanya Prabowo Subianto malah masuk menjadi salah satu Menteri dalam KIM dengan posisi yang sangat strategis.
Pendukung dan massa yang berada dalam dua kubu itu yang selama setahun lebih berhadap-hadapan, tiba-tiba menjadi kebingungan karena kedua tokoh atau capres yang mereka dukung malah menjadi satu dalam KIM.
Gerbong KIM menjadi beban yang tidak ringan bagi pemerintahan Jokowi, ketika di dalam gerbong itu masih digandroli oleh sejumlah orang yang memiliki beban masa lalu. Lha, kalau lawan politiknya dianggap punya beban masa lalu, lalu beban masa lalu itu diletakkan dalam gerbong KIMnya, apakah Presiden Jokowi merasa tidak memiliki beban masa lalu?
Ternyata beban masa lalu itu telah diambil oleh Presiden Jokowi, sehingga yang memiliki beban masa lalu itu menjadi ringan bebannya karena sudah diambil oleh Presiden. Sebab, dia akan sangat terlindungi dengan Presiden dalam KIM. Siapakah yang berani menyoroti beban masa lalu dari KIM? Akan berhadapan dengan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan yang memimpin pemerintahan lima tahun kedepan.
Bisa dimengerti kalau koran Guardian sampai pada kesimpulan yang sangat tendensius itu yaitu "The Guardian soal Jokowi di Periode Kedua: Tak Bisa Diandalkan".
Karena ini sebuah analisis sangat mungkin tidak benar atau meleset hasilnya. Tapi Presiden Jokowi harus mampu membuktikan bahwa dia tidak memiliki beban masa lalu selama 5 tahun kedepan. Atau hendak membuktikan bahwa beban masa depan lebih berat bagi Jokowi karena dia juga membawa "beban masa lalu"
YupG. 5 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H