Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presiden Jokowi Memulai dengan Mimpi untuk Indonesia 2045

21 Oktober 2019   04:59 Diperbarui: 21 Oktober 2019   05:25 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Joko Widodo sah menjadi Presiden RI untuk periode 2019-2024 bersama dengan Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden setelah dilantik dan mengucapkan sumpah pada hari Minggu 20 Oktober 2019 dalam sidang terbuka MPR dengan sangat lancar, aman dan damai. Acaranya agak istimewa, selain dihadiri oleh puluhan kepala negara dan kepala pemerintahan sejumlah negara sahabat, tetapi juga oleh seluruh mantan Presiden RI, bahkan Prabowo dan Sandiha Uno juga hadir.

Bagi saya yang menarik dan tentu saja sangat penting dan mendasar adalah Jokowi hendak memulai memimpin Indonesia untuk periode kedua ini dengan sebuah mimpi. Sebagai Presiden dan orang nomor satu di Indonesia, tidak ingin salah dalam memulai pekerjaannya. Dan karenanya, Jokowi memulainya dengan sebuah mimpi. Mimpi seorang Presiden yang akan berkuasa selama lima tahun, dan karenanya juga menjadi mimpi dari semua seluruh rakyat Indonesia. Menjadi mimpi bersama.

Ini benar-benar mendasar sebagai seorang Top Eksekutis sebuah negara, karena dengan mimpi yang jelas, terang benderang akan menjadi panduan bagi seluruh perencanaan, aktifitas, bahkan pengawasan dan pengendalian pembanguan negeri. Harus diakui bahwa, banyak pemimpin gagal dalam mengelola organisasi, karena mimpinya tidak jelas, atau bahkan tidak ada.

Jokowi tidak mau terjebak dalam rutinitas dan kegiatan yang itu-itu saja dan hany menghabiskan semua sumber daya bangsa dan negara ini dengan sia-sia saja. Dia memulainya dengan mimpi bagi Indonesia yang lebih baik dan lebih maju. 

Inilah mimpi Jokowi untuk Indonesia menuju tahun 2045,sebuah patokan waktu yang akan menyentuh batasan menarik, ketika Indonesia memasuki 100 tahun, satu abad  sejak menjadi bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat setelah lepas dari penjajahan yang mengerikan selama ratusan tahun.

Pada tahun 2045, berarti 25 tahun kedepan, Indonesia akan menjadi sebuah negara maju di dunia ini dan harus segera keluar dalam jebakan negara berpendatan kelas menengah terus menerus, dan tidak pernah naik kelas yang seharusnya dengan seluruh sumber daya yang dimiliki mampu berada dalam salah negara besar secara ekonomo sejajar dengan negara-negara lainnya.

Jokowi memberikan rincian yang menantang tentang kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2045, sebagai salah satu dari 5 besar ekonomi dunia yaitu :

  1. Pendapatan perkapita mencapaii sekitar Rp 320 juta, atau setara dengan Rp 27 juta perkapita perbulan.
  2. Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia pada tahun 20245 mencapai US$ 7 triliun 
  3. Kemiskinan mendekati angka nol persen

Mimpi yang sangat menantang adrenalin untuk mewujudkannya. Dan nampaknya, Jokowi tidak sembarangan merumuskan mimpi, tetapi sudah melalui kalkulasi yang matang. Sebab, kalau tidak dihitung dengan serius tidak mungkin Jokowi menjadikan ini sebagai isu utama dalam pidato pertamanya mengawali tugas sebagai Presiden lima tahun kedepan.

Berkali-kali Jokowi menegaskan bahwa mimpi ini bisa dicapai, masuk akali, dan memungkinkan bagi Indonesia mewujudkannya. Tentu tidak muncul begitu saja, atau menjadi kenyataan dengan mudah. Karena harus dilakukan dengan kerja keras, kercja cepat bahkan kerja, kerja dan terus bekerja dengan benar dan baik.

Dan untuk itu, Jokowi menginginkan sebuah etis kerja yang harus dibangun selama memimpin Indonesia lima tahun kedepan, yaitu : Satu, harus disertai kerja keras, dan kita harus kerja cepat, harus disertai kerja-kerja bangsa kita yang produktif. Dan kedua, harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton. Inovasi bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya. 

 Walaupun sudah sering kali dikemukakan dalam berbagai kesempatan, Jokowi mengulang kembali dengan menegaskan 5 poin utama sebagai panduan kebijakan dan kepemimpinannya selama lima tahun kedepan, seperti diberitakan oleh tempo.com, yaitu

Pertama, pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama, SDM yang pekerja keras, yang dinamis, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Kedua, pembangunan infrastruktur yang menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, yang mendongkrak lapangan kerja baru, yang mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat. 

Ketiga, segala bentuk kendala regulasi harus sederhanakan, harus potong, harus pangkas. akan  menerbitkan 2 undang-undang besar, yaitu  UU Cipta Lapangan Kerja, dan UU Pemberdayaan UMKM, yang akan menjadi  Omnibus law, yaitu satu UU yang sekaligus merevisi beberapa UU, bahkan puluhan UU yang menghambat penciptaan lapangan kerja langsung direvisi sekaligus. 

Keempat, penyederhanaan birokrasi harus terus dilakukan besar-besaran. Investasi untuk penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan. Prosedur yang panjang harus dipotong. Birokrasi yang panjang harus kita pangkas. 

Kelima, transformasi ekonomi, dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Sebuah frame kerja yang menarik untuk dikawal bersama. Tanpa kebersamaan yang kuat dan terpelihara terus menerus maka mimpi ini tinggal mimpi saja. Dan karenanya, persatuan dan kesatuan Indonesia dalam bingkau NKRI akan betul-betul diuji selama lima tahun kedepan, bahkan 25 tahun kedepan menuju 1 abad kemerdekaan Indonesia.

Dengan mimpi besar ini, semakin jelas adanya dan menjawab pertanyaan penting yang selama ini muncul. Yaitu mengapa Jokowi ingin merangkuk semua kelompok, termasuk semua parpol di negeri ini, yaitu untuk menjadi satu mewujdukan mimpi Indonesia 20245, menjadi 5 besar negara ekonomi kuat di dunia.

Mampukah negeri ini mewujudkannya?

Yupiter Gulo, 21 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun