Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nasib Gerindra, Oposisi atau Koalisi Pemerintah di Tangan Presiden Jokowi?

16 Oktober 2019   21:05 Diperbarui: 18 Oktober 2019   14:37 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah ditunggu sepanjang sehari sejak dibuka Rapimnas Gerindra, ternyata sikap dan keputusan Partai Gerindra apakah menjadi opisisi atau berkoalisi dengan kubu Jokowi masih belum juga tegas dan jelas. Alias masih abu-abu.

Bahkan semua bermuara pada tiga sikap politik Gerindra yang sudah terbaca sebelumnya dan ditegaskan kembali oleh Prabowo dalam pembukaan Rapimnas itu.

Seperti diberitakan oleh cnbc.com  menurut juru bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak,  ketiga sikap politik Gerindra adalah, sikap politik pertama,  adalah Prabowo sudah menyerahkan konsepsi terkait dorongan besar ekonomi Indonesia dengan semangat ketahanan pangan-energi, pertahanan, dan keamanan yang kuat. 

Sikap politik kedua, bila Jokowi ingin menggunakan konsepsi itu, Prabowo mempersilakan. Baik itu bersama-sama dengan Gerindra maupun Prabowo ataupun tanpa Gerindra dan Prabowo. 

Sikap politik ketiga, Prabowo memutuskan untuk tetap menjaga kerukunan kehidupan berbangsa dan bernegara. Caranya dengan terus memelihara silaturahmi dan komunikasi untuk musyawarah mufakat bagi kepentingan bangsa dan negara.

www.cnbcindonesia.com
www.cnbcindonesia.com
Mencermati tiga bentuk sikap politik diatas, dapat memberikan pemahaman dan kesimpulan sementara bahwa semua tergantung kepada Jokowi sebagai Presiden negeri ini. Artinya pula bahwa nasib Gerindra apakah akan menjadi oposisi atau menjadi sekutu dalam koalisi Jokowi-Ma'aruf Amin, tergantung kepada Jokowi sendiri.

Kalau Jokowi mau dan menghendaki Gerindra menjadi satu dengan dengan pemerintahan maka dipastikan Prabowo akan sangat senang. Dan kalau Jokowi tidak menghendakinya, maka Gerindra akan menjadi oposisi dari pemerintahan. Dengan catatan, Prabowo akan menjadi oposisi demi NKRI.

Dengan demikian, sesungguhnya tidak sulit untuk menerka nasib Gerindra akan seperti apa segera setelah Jokowi dilantik menjadi RI-1. Dipastikan Jokowi akan menerima Prabowo dengan Gerindranya untuk masuk menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi-Ma'arif Amin lima tahun kedepan.

nasional.okezone.com
nasional.okezone.com
Secara logika, tidak mungkin seorang Jokowi akan membiarkan Prabowo akan berada di luar pemerintahannya. Kecuali kalau koalisi Parpol pendukung Jokowi menolak kehadiran Prabowo itu. 

Hingga saat ini, safari politik Prabowo nampaknya sukses, mulai dari Ketua PDIP yang sudah sejak awal telah mengambil langkah dan membuka jalan lebar untuk itu, lalu kepada Ketua Nasdem, Ketua PKB. Publik membaca pesan yang sangat positif buat Prabowo.

news.detik.com
news.detik.com
Kemungkinan Jokowi akan menolak kehadiran Prabowo dalam koalisinya karena dua hal utama, yaitu (i) Prabaowo sendiri memang memilih menjadi oposisi, dan ke (2) Parpol koalisinya, khususnya PDIP tidak menerima. 

Kalau kondisi ini yang terjadi, tentu saja Jokowi tidak akan memaksakan hak itu, karena secara politik tidak akan menolong pemerintahannya lima tahun kedepan.

https://nasional.kompas.com/read/2019/10/16/21213211/prabowo-minta-jokowi-tak-ragu-ambil-keputusan-terkait-koalisi
https://nasional.kompas.com/read/2019/10/16/21213211/prabowo-minta-jokowi-tak-ragu-ambil-keputusan-terkait-koalisi
Jadi, kalau Jokowi yang akan menentukan nasib Gerindra, maka dipastikan akan menjadi sekutu Pemerintahan Jokowi-Amin lima tahun kedepan. 

Dan dengan demikian, dipastikan dalam komposisi Kabinet Kerja jilid II Jokowi akan ada wakil dari Partai Gerindra sesuai proposal yang sudah diajukan oleh Prabowo, lihat sikap politik pertama.

news.detik.com
news.detik.com
Pertanyaan posisi menteri manakah yang akan diduduki oleh Gerindra, itu tentu menjadi hak Prerogatif sang Presiden, Jokowidodo.  Di bagian ini, memang harus diakui bahwa candidate calon-calon menteri dari Parpol Gerindra relatif sangat minim ketimbang parpol lainnya.

Dan pertanyaan terus menggoda publik adalah apakah mungkin seorang Prabowo akan menjadi salah seorang Menteri dalam kabinet kerja Jokowi? Secara logika politik nampaknya tidak elok kalau Prabowo turun posisi menjadi seorang menteri. 

Karena akan jauh lebih terhormat kalau dia tetap sebagai pemilik dan pengendali Gerindra sebagai salah satu Parpol penting dalam dunia politik Indonesia.

Kalau demikian, akan menjadi menarik untuk terus mencermati dan menanti apakah keputusan Jokowi terkait Gerindra, akan menjadi oposisi atau menjadi sekutu dalam koalisi Jokowi. 

makassar.tribunnews.com
makassar.tribunnews.com
Kita tunggu saja !

YupG. 16 Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun