Publik sangat memahami dan membaca, tidak mudah bagi Prabowo untuk begitu saja mendapatkan posisi dalam kabinet Jokowi. Karena koalisi parpol pengusung dan pendukung Jokowi menjadi RI satu adalah "ganjelan" yang harus dilobby. Apalagi dengan adanya sedikit "ketegangan" dalam koalisi Jokowi antara PDIP dengan Parpol lainnya. Disana ada "ketidakrelaan" untuk begitu saja membiarkan sang Preseden menerima "orang luar koalisi" begitu saja.Â
Mampukah Prabowo meluluhkan hati ketua Parpol lainnya selain PDIP? Publik membaca sangat kuat kecenderungan bahwa Prabowo mampu mengerjakannya.Â
Kerelaan Prabowo untuk tidak menjadi oposisi, dan juga terpisah habis dengan eks koalisinya selama ini, khususnya dengan PKS, nampaknya menjadi sebuah aset politik yang mungkin memudahkan langkahnya diterima oleh koalisi Jokowi. Kendati peranan dari Ketua Umum PDIP untuk mendorong proses politik yang luar biasa ini tidak bisa diabaikan sama sekali.
Tinggal beberapa hari sebelum Jokowi akan mengumumkan susunan Kabinet Kerja jilid II, dan Prabowo betul-betul mengelola sisa waktu yang ada untuk meyakinkan Jokowi dan koalisinya bahwa mereka bisa menjadi penting untuk pemerintahan yang kuat lima tahun kedepan, meraih dan mewujudkan visi Jokowi tentang Indonesia 5 tahun kedepan.
Persoalan, siapa yang akan mewakili Prabowo dan Gerinda dalam Kabinet Kerja Jokowi, tentu akan menjadi isu menarik beberapa hari kedepan ini.
YupG. 14 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H