Sebelum melontarkan keputusan finalnya, Prabowo sempat memanggil Muzani. Dalam pertemuan keduanya, Muzani melapor bahwa ia telah berbincang dengan Ketua Umum Partai PAN Zulkifki Hasan dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais tentang kondisi peta pemilihan Ketua MPR.
Menurutnya partai bekas koalisi Gerindra, yakni PKS, Partai Demokrat, dan PAN, telah sepakat mengusung rivalnya, Bambang Soesatyo alias Bamsoet dari Partai Golkar. Bamsoet terhitung diusung delapan partai. Sedangkan Muzani hanya diusung tunggal oleh partainya.
Artinya, bisa saja Gerinda menempuh jalur Voting atas pemilihan akhir Ketua MPR kendati dia tahu persis akan kalah suara. Tetapi secara politik bisa memperlihatkan siapa kawan dan lawan dalam proses politik yang dibangun sejak awal baik Pilpres maupun Pileg.
Tetapi jalur ini tidak dipilih oleh Gerinda, karena dia paham betul bahwa dia tinggal sendirian. Koalisi yang dibangun selama Pilpres sudah bubar dan tidak ada lagi kekuatannya. Masing-masing mencari selamatnya sendiri, yang dulu dimulai oleh Partai Demokrat meninggalkan Gerinda sejak sebelum hari Pemilu digelar 14 April 2019.
Pada akhirnya, Prabowo dengan Partai Gerindanya harus realistis dan menerima kenyataan "pahit" yang nyaris hampir semua target politik yang dibangun kandas adanya. Kandas menjadi Presiden dan berhenti saja di Calon Presiden untuk keempat kalinya, juga kandas untuk menduduki Ketua DPR karena memang itu jatah PDIP sesuai Undang-undang MD3, dan terakhirnya kandas menjadi Ketua MPR.
Masih adakah harapan dan target terakhir yang masih bisa diperjuangkan oleh Prabowo dan Gerinda?
Nampaknya kalau di Senayan sudah tidak ada lagi, karena semua posisi sudah di bagi habis dan tinggal menjalankan kewajiban, tanggungjawab dan bekerja demi bangsa dan negara ini lima tahun kedepan.
Masih ada satu peluang terakhir yaitu menjadi bagian dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi dengan Ma'ruf Amin. Mungkinkah ini menjadi target yang realistis atau juga hanya mimpi bagi Prabowo?
Mulai muncul wacana keinginan Gerinda agar dapat jatah paling tidak tiga posisi Menteri dalam Kabinet Jokowi. Bahkan sejumlah nama mulai diwacanakan seperti Sandiaga Uno dan Fadli Zon sebagai orang-orang yang mampu mendukung keberhasilan Jokowi lima tahun kedepan, demikian antara lain yang diberitakan diungkapkan oleh Prabowo.
Sebagai perjuangan, sangat wajar bila Prabowo dan Gerinda masih berharap peluang terakhir ini.
Apakah Jokowi berbagai hati untuk memberikan kesempatan ini kepada tiga orang atau satu orang saja dari Gerinda menjadi salah seorang Menteri Kebinetnya? Inipun nampaknya tidak mudah. Sebab, Jokowi harus mempertimbangkan semua hal, terutama koalisi yang selama ini mengantarnya menjadi orang nomor satu di republic ini yaitu RI-1.