Apa benar bahwa Adian Napitupulu menolak menjadi menteri dalam kabinet Presiden Jokowi? Begitulah spontanitas keheranan sejumlah teman ketika membaca berita tentang Adian di sejumlah media daring dan media sosial.
Pertanyaan yang penuh keheranan dan tanda tanya besar tentang sikap dan jawaban Adian ketika ditawarkan oleh Jokowi untuk mengisi salah posisi sebagai Menteri dalam kabinet kerja pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden.
Memang terkejut dan penuh tanda tanya, karena apakah benar ada tawaran dari orang nomor satu di negeri ini yaitu Joko Widodo yang menawarkan langsung jabatan menteri kepada seorang Adian Napitupulu yang sudah sangat kesohor sepak terjang politiknya di Indonesia ini. Ya, dibalik rasa penasaran penuh tanya ini, muncul pertanyaan apakah memang begitu cara Jokowi untuk merekrut para menteri yang akan mengisi jabatan itu?
Baiklah, kita berasumsi bahwa ini benar beritanya. Karena Adian Napitupulu sendiri sudah membukanya kepada media dan sudah menjadi pemberitaan yang luas di media. Oleh karenanya, menjadi menarik untuk dicermati dan dimaknai berita penolakan Adian terhadap tawaran Sang Presiden ini.
Pertama, seorang Presiden RI, yang bernama Jokowi dipastikan tidak sedang bermain-main apalagi bergurau dengan seorang Adian Napitupulu tentang tawaran untuk menjadi Menteri dalam kabinet kerja. Dipastikan bahwa Jokowi telah mempunyai "road map" para menteri yang menjadi gambar perjalanan kabinet yang selama 5 tahun kedepan. Dan didalam mozaik kabinet itu, profil seorang Adian menjadi sebuah keping puzle yang penting.
Kedua, Jokowi memiliki keyakinan diri bahwa kapasitas, kapabilitas, serta KSAOs seorang Adian Napitupulu tidak perlu diragukan untuk melakukan peran dan tanggungjawab bagi keberhasilan kabinet kerja 5 tahun kedepan.Â
Bila mengikuti pergerakan mahasiswa sejak tahun 1990-an hingga tumbang orde baru serta mulainya reformasi hingga ganti beberapa kali Presiden, Anda akan menemukan seorang sosok yang bernama Adian Napitupulu yang sangat militan dalam membuat pergerakan dan membawa perubahan.
Sepak terjangnya ketika berada di Senayan selama satu periode dan akan lanjut ke periode berikut, kehadirannya selalu menggetarkan dan memberikan perspektif baru dalam dinamika politik negeri ini. Terutama bagaimana dia memberikan dukungan buat Jokowi melalui PDPI secara totalitas.
Ketiga, pola gaya Jokowi dalam memilih para menteri yang menjadi tangan-tangan dan kaki-kaki tangannya dalam mensukseskan visi dan misi pemerintahannya tidak berubah. Dia mencari orang yang memiliki kemampuan kerja, kerja dan kerja. Kemampuan untuk melakukan eksekusi dan bukan hanya sekedar retorika dan bermain menyusun kata-kata saja.
Suka atau tidak suka, hal ini dilihat dan ditemukan oleh Jokowi dalam diri seorang Adian Napitupulu. Dengan ini, maka akan menjadi cloe siapa-siapa yang akan menjadi menteri dalam posisi lain dalam kabinet kerja jilid II 2019-2024.
Keempat, Jokowi membutuhkan menteri yang memiliki loyalitas total dalam bekerja. Hal ini ditemukan dalam diri seorang Adian Napitupulu yang sangat loyal kepada partainya tetapi juga kepada Jokowi yang didukungnya tanpa mengemis jabatan dan fasilitas.
Publik bisa melihat dengan jelas bagaimana seorang Adian Napitupulu selalu tampil prima, totalitas dalam berbagai dialog politik yang nyaris selalu menempatkannya pada posisi yang terbaik. Selalu hadir dengan cara pandang berpikir yang lateral thinking, dan bukan garis lurus belaka.
Dengan ke empat pertimbangan diatas maka Jokowi meminta dan Adian mendukungnya dalam kabinet, bukan lagi hanya di "jalanan" atau "senayan", tetapi sungguh-sungguh all out bersama dengan menteri lainnya yang nyaris hidup mereka ada di lapangan.
Menarik untuk menjawab pertanyaan berikut, apakah ada yang mampu menolak tawaran Presiden Jokowi untuk menjadi menteri dalam kabinetkerja yang dpimpinnya?
Jawabannya tidak ada! Karena sesungguhnya Jokowi tidak sembarangan meminta dan menawarkan jabatan menteri. Orang lain saja para berbur untuk diminta atau malah memaksa meminta jabatan menteri dengan berbagai alasan.
Bahwa seorang Adian Napitupulu mengatakan menolak tawaran orang nomor satu di republik ini, bisa saja di mengerti. Sebagai seorang yang rendah hati, dan tidak rakus jabatan, apalagi memanfaatkan seorang presiden yang didukungnya pasti akan menjawab tidak.Â
Kendati alasannya adalah tidak cocok sebagai birokrat, namun itu juga masih dalam koridor wajar yang Adian tampilkan kepada Jokowi kalau tidak berambisi menjadi menteri.Â
Tetapi, Adian juga sangat mengerti bahwa siapa yang akan menjadi menteri, itu adalah hak prerogatif seorang Jokowi sebagai Presiden RI. Jadi, masru kita saksikan pada bulan Oktober 2019 ketika para Menteri diumumkan oleh Jokowi, di sana nama Adian Yunus Yusak Napitupulu atau dengan nama kerennya Adian Napitupulu akan tertera.
Begitulah kira-kira analisisnya. Mari kita menunggu saja apa yang akan terjadi !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H