Publik bisa melihat dengan jelas bagaimana seorang Adian Napitupulu selalu tampil prima, totalitas dalam berbagai dialog politik yang nyaris selalu menempatkannya pada posisi yang terbaik. Selalu hadir dengan cara pandang berpikir yang lateral thinking, dan bukan garis lurus belaka.
Dengan ke empat pertimbangan diatas maka Jokowi meminta dan Adian mendukungnya dalam kabinet, bukan lagi hanya di "jalanan" atau "senayan", tetapi sungguh-sungguh all out bersama dengan menteri lainnya yang nyaris hidup mereka ada di lapangan.
Menarik untuk menjawab pertanyaan berikut, apakah ada yang mampu menolak tawaran Presiden Jokowi untuk menjadi menteri dalam kabinetkerja yang dpimpinnya?
Jawabannya tidak ada! Karena sesungguhnya Jokowi tidak sembarangan meminta dan menawarkan jabatan menteri. Orang lain saja para berbur untuk diminta atau malah memaksa meminta jabatan menteri dengan berbagai alasan.
Bahwa seorang Adian Napitupulu mengatakan menolak tawaran orang nomor satu di republik ini, bisa saja di mengerti. Sebagai seorang yang rendah hati, dan tidak rakus jabatan, apalagi memanfaatkan seorang presiden yang didukungnya pasti akan menjawab tidak.Â
Kendati alasannya adalah tidak cocok sebagai birokrat, namun itu juga masih dalam koridor wajar yang Adian tampilkan kepada Jokowi kalau tidak berambisi menjadi menteri.Â
Tetapi, Adian juga sangat mengerti bahwa siapa yang akan menjadi menteri, itu adalah hak prerogatif seorang Jokowi sebagai Presiden RI. Jadi, masru kita saksikan pada bulan Oktober 2019 ketika para Menteri diumumkan oleh Jokowi, di sana nama Adian Yunus Yusak Napitupulu atau dengan nama kerennya Adian Napitupulu akan tertera.
Begitulah kira-kira analisisnya. Mari kita menunggu saja apa yang akan terjadi !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H