Kini lemparan bola panas telah ditendang kembali oleh Jokowi, dan sejak kemarin bergulir di tengah-tengah publik. Bola panas terus menggelinding, dan akan membuat situasi publik semakin panas karena disana ada pro dan kontra terhadap operasi  senyap DPR untuk hak inisiatif, serta opini publik dengan sejumlah poin yang dicurigai untuk melumpuhkan, mengebiri dan melemahkan peran dan fungsi KPK untuk "menangkap para koruptor" di negeri ini.
Bola panas tentang revisi UU KPK dan terpilihnya Capim KPK yang baru, menjadi butiran-butiran panas yang terus melebar kemana-mana dan publik juga akan semakin bingung nan "kacau balau".
Lihat saja isu baru yang berkembang dengan sangat kencang tentang masalah internal organisasi KPK yang katanya penuh dengan tarik-menarik kepentingan melalui sejumlah karyawan di dalam organisasi anti rasuah ini. Dan distigmakan sebagai "biang kerok" dari masalah dalam tubuh KPK.
Saya tidak dalam posisi memahami dengan detail isu ini. Tetapi pasti tidak sangat produktif bila menyentuh hal itu saat kini. Karena sekarang bola panas itu sudah "membakar" kemana-mana sehingga segala sesuatunya dapat dipolitisir.
Sikap Pimpinan KPK mengembalikan mandat mereka kepada Presiden menjadi amunisi yang sangat baik bagi DPR untuk membuktikan bahwa memang Pimpinan KPK ini tidak benar kerjanya.
Saya melihat, Pimpinan KPK dibawah Agus Rahardjo pasti memiliki dan menguasai informasi tentang KPK yang dituduhkan kepada mereka oleh Marsinton itu. Keputusan mereka untuk mengembalikan mandat itu kepada pemberi mandat, yaitu Presiden menjadi indikator sangat kuat tentang beratnya masalah yang dihadapi, seperti dikemukakan oleh Agus melalui beritasatu.com :
Saya pikir Pimpinan KPK juga memiliki harga diri dan pertanggungjawaban kepada publik, karena tidak mau dicap sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dituduhkan kepada mereka. Apalagi dituduh melempar bola panas kepada Presiden.
Jadi, siapa sesungguhnya yang melempar bola panas itu, DPR atau Pimpinan KPK ? Atau ada yang lain?
YupG. 14 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H