Pihak legislatif di Provinsi menilai kalau wacana Gubernur ini tidak didahului dengan kajian yang matang sebelum di lempar ke publik. Dan akibatnya menjadi tidak baik dan kontra produktif dalam kapasitasnya sebagai Gubernur. Detik.com melansir pernyataan dari anggota legislatif DPRD Sumut.
"Pak Gubernur terlalu cepat menyampaikan tanpa dibangun konsepnya berdasarkan kajian. Sehingga membuat polemik ditengah masyarakat. Seolah ketika bicara mengenai wisata halal itu mau mengislamisasi daerah itu. Ini yang memicu ketersinggungan," kata Ikrimah kepada wartawan di Medan, Selasa (3/9/2019
Murad Ismail: Perang ke Menteri Susi
Kalau Gubernur Edy Rahmayadi berhadap-hadapan dengan rakyatnya sendiri, maka Gubernur Maluku, Murad Ismail malah berhadap-hadapan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan RI ini yaitu Susi Pudjiasti. Bahkan siap mengajak perang dengan sang Menteri yang rajin menenggelamkan kapan-kapal pencuri ikan di negeri ini.
Ungkapan sang Gubernur Maluku tentang "Perang dengan Susi" menjadi kontroversi yang menarik diikuti, karena dengan gaya "Brimob"nya menantang habis Susi untuk perang.
Kendati Sang Gubernur menjelaskan bahwa ini hanya "main-main" saja, tetapi sangat efektif untuk meminta perhatian pusat dari Jakarta untuk menyelesaikan masalah yang mereka anggap genting di Maluku
Menteri Susi dengan cara yang jitu menanggapi tantangan perang dari Murad Ismail. Mungkin berkata bahwa "hmm siapa takut ya untuk perang" hehe... Menteri Susi langsung mengirim utusan selevel Dirjen dari KKP untuk menerima tantangan sang Gubernur.
Luar biasa, Murad Ismail berhasil dengan sejumlah point yang harus diperjuangkan oleh Susi Pudjiastuti demi kepentingan dan kemajuan ekonomi rakyat Maluku.
Ada satu poin tuntutan Sang Gubernur dari lima hal yang diajukan, yaitu dijadikan wilayah Provinsi Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional, LIN, yang menjadi "harta karun" bagi kemajuan masyarakat Maluku sendiri.
Gaya Sama, Tetapi Perjuangan Berbeda
Harus diakui bahwa kedua gubernur ini, Maluku dan Sumut mempertontonkan gaya yang menarik dan tegas Tetapi nampak agak berbeda dari substansi. Kalau Edy Rahmayadi malah berhadap-hadapan dengan masyarakatnya sendiri dengan demo yang terus menerus. Sementara Murad Ismail, berjuang demi kepentingan rakyat Maluku yang dianggap selama ini menjadi tambah miskin sebagai akibat dari kebijakan kantor KKP yang dipimpin oleh Susi