Media daring memberitakan bahwa "Wiranto Kantongi Nama Pihak yang Menunggangi Kerusuhan Papua" seperti yang diwartakan oleh cnbncindonesia.com pada saat berlangsungnya konperensi pers pada hari Jumat 30 Agustus 2019
Wiranto menyampaikan hal ini segera setelah berlangsungnya dialog dengan sejumlah tokoh Papua dan Papua Barat di Jakarta yang mewakili berbagai lapisan, sekaligus sebagai upaya melakukan upaya yang baik dan persuasi dan bukan dengan cara yang reaktif yang bisa menciptakan situasi yang lebih runyam.
Pernyataan Wiranto bahwa sudah mengantongi siapa dalang yang menunggangi kerusahan di Papua ini menimbulkan pertanyaan besar dan juga teka-teki ditengah-tengah publik. Sehingga muncul berbagai analisis yang cenderung "menuduh" dan tentu saja "mencurigai" pihak-pihak tertentu.
Oleh karenanya, publik lalu bertanya kepada Pak Wiranto, kalau memang nama-nama itu sudah dan diketahui, mengapa hanya dikantongi saja? Artinya, kalau memang sudah jelas siapa orangnya, mengapa lalu tidak ditangkap saja?
Begitulah pemikiran publik mendengar paparan Menko Polhukan itu. Dan bila tidak diungkapkan, publik malah bertanya kembali, apakah betul pemerintah sudah tahu siapa oknum yang sedang memainkan isu kerusahan di Papua itu? Jangan-jangan, itu hanya "gertakan sambal" saja!
Nampaknya akan lebih bijaksana bila ada penjelasan yang tegas kepada masyarakat tentang upaya menemukan dalang di balik kerusuhan di tanah Papua tersebut.
Berseliwerannya informasi dari berbagai sumber, tentang dinamika kerusuhan di Papua telah mendorong berbagai upaya untuk membuka mata dan mencari tahu apa sesungguhnya yang sedang terjadi di Papua saat ini?
Bahkan pernyataan Ketua MPR, Zulkifli Hasan dua hari yang lalu tentang berkibarnya bendera bintang kejora di seberang istana merdeka, mengapa tidak ada penindakan tegas dari aparat kemanan, karena selama 15 tahun baru muncul bendera bintang kejora ini.
Sebab, publik melihat bahwa aksi yang sedang terjadi nampak ada skenario pemancingan agar terjadi over-reaactive sehingga terjadi mis-leading, dan akan menjadi alasan terjadinya kerusuhan yang lebih besar lagi. Dan korban bisa saja berjatuhan.
Terus menjadi tanda tanya, nama-nama siapa saja yang ada di dalam kantongnya Menko Polhukam Wiranto itu?
Opini publik berkembang dan sampai pada kesimpulan bahwa sesungguhnya yang menunggangi kerusuhan di tanah Papua adalah mereka-mereka yang memiliki kepentingan politik saat ini, antara lain :
Satu, kepentingan bisnis di tanah Papua. Yang menonjol adalah bisnis pertambahan yang sangat kaya di tanah Papua ini, utamanya  yang dikelola oleh PT FI. Semua sudah paham kalau PT FI kepemilikan terbesarnya adalah Indonesia, 51%. Pertanyaannya adalah siapa lagi pemilik saham dalam PT FI itu. Mungkinkah mereka berada dibelakang kerusuhan Papua?
Kedua, kepentingan politik terkaita agenda Presiden Jokowi  yang akan dilantik pada 20 Oktober 2019 yang akan datang. Adakah orang-orang yang kepentingan politiknya menjadi terakomodir dengan agenda 20 Oktober 2019 ini?
Ketiga, kepentingan lokal di wilayah Papua sendiri. Seperti di mengerti oleh publik bahwa didalam masyarakat Papua sendiri masih ada kelompok yang dinamakan OPM, Organisasi Papua Merdeka. Lihat saja peristiwa awal Agustus 2019 tentang konflik di Nduga yang sampai sekarang masih belum tuntas.
Keempat, kepentingan internasional yang selama ini terus bergulir diberbagai lembaga dan organisasi dunia. Kendati PBB sudah mengakui bahwa Papua adalah wilayah sah dalam NKRI dan itu harga mati. Mungkinkah mereka juga ikut memanfaatkan kerusuhan Papua untuk menunggangi?
Masyarakat tidak meragukan pemerintahan Jokowi, khususnya TNI-Polri dalam mengungkapkan dan menangani aksi kerusuhan yang nampaknya menjadi sangat serius. Seperti yang diperingati oleh Ketua MPR "agar hati-hati dan jangan salah melangkah".
Tetapi, kalau nama-nama dari oknum yang menungganggi itu masih terus ada di kantongnya Menko Polhukam dan tidak diungkapkan dengan benderang, maka situasi hanya akan menjadi bulan-bulanan teka-teki dan dugaan yang pasti tidak semakin produktif. Kita tunggu apa isi kantong Pak Wiranto itu !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H