Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Periksa, Seberapa Beracun Tempat Kerja Anda

30 Agustus 2019   16:09 Diperbarui: 30 Agustus 2019   20:20 2452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari tempat kerja yang nyaman dan penuh tantangan yang menggairahkan merupakan impian dari setiap orang calon maupun karyawan untuk terus memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan diri serta kapasitas dan kapabilitas yang menjadi minatnya.

Tetapi tidak jarang, salah memilih tempat kerja yang dimimpikan. Karena disana penuh dengan hal-hal yang bukan menantang dan mendorong kemajuan, tetapi sebaliknya. Di penuhi oleh berbagai racun yang bisa menghancurkan diri sendiri dan masa depan yang suram.

Oleh karenanya sangat disarankan kepada pencari kerja di perusahaan atau organisasi bisnis, agar mengenali dan meneliti lebih dahulu tempat kerja yang diincar sebelum memutuskan untuk masuk ataupun menerima tawaran dari perusahaan yang diminati.

Bagi karyawan yang baru masuk, fresh employees, tidak mudah mengenali secara otentik lingkungan dan kondisi nyata sebuah perusahaan. Artinya, yang nampak dari luar kelihatan baik dan bagus, tetapi setelah memasuki di dalamnya ternyata sangat mengecewakan. 

Nah, ini menjadi bagian kritis dan harus dicermati. Sebab, ketika sudah masuk kedalam, tentu tidak etis dan tidak mudah keluar begitu saja.

Mengenali dan memahami lingkungan dalam sebuah perusahaan, walaupun tidak begitu mudah, tetapi dalam era kemajuan komunikasi saat ini, bisa di lakukan dengan mengikuti pemberitaan melalui media sosial yang sangat banyak tersebar setiap hari. 

Maksudnya, dengan bantuan "Mbah Google", meng-googling saja maka akan tampil bertumpuk-tumpuk informasi yang bisa diolah sesuai kebutuhan.

Paling tidak, memiliki infomasi pendahuluan yang bisa digunakan sebagai bahan ketika menghadapi wawancara dari perusahaan tersebut. Dan bisa di konfirmasi ulang saat dilakukan test maupun face to face dengan pihak manajemen perusahaan.

Untuk membantu agar mudah memahami apakah tempat kerja itu ada racunnya atau tidak bisa menggunakan 5 cara berikut ini mendeteksinya :

1. Perusahaan itu dipenuhi oleh Inkonsistensi dan Mencurigakan

Dengan mengikuti situs sebuah perusahaan, maupun pemberitaan melalui media daring dan media sosial, cermati bagaimana pola informasi dan komunikasi yang terjadi dalam perusahaan itu. 

Bila sering muncul ulasan, pembahasan, pemberitaan yang tidak konsisten yang di kemukakan oleh pihak manajamen maupun karyawan, maka itu awal yang baik untuk mencurigai lingkungan perusahaan ini.

Sangat mungkin hal yang mencurigakan itu akan menjadi racun yang "membunuh" dan "menghancurkan" kalau menjadi salah seorang karyawannya. Lihat saja misalnya pola perilaku CEO dan Tim Manajemen oerusahaan tersebut, apakah menyediakan  ruang untuk menerima umpan balik dari karyawannya? Bila tidak, maka berhati-hati untuk masuk disana atau tidak.

2. Visi dan core-valuenya Palsu.

Anda ingin bekerja untuk perusahaan dengan misi yang jelas dan nilai-nilai nyata. Jika perusahaan tidak memiliki pernyataan seperti ini, itu bisa menjadi masalah. Tetapi ini adalah kekhawatiran yang lebih besar ketika nilai-nilai perusahaan tidak lain adalah seni yang menceritakan penampakan sebuah perusahaan. 

Nilai inti sebuah perusahaan yang nyata mengekspresikan sudut pandang yang berbeda. Untuk menguji ini, ajukan pertanyaan dalam wawancara Anda tentang nilai-nilai dan misi.

Apakah orang tahu apa yang mereka lakukan tanpa melihat mereka? Apakah ada yang menyebutkan subjek untuk Anda? Tanyakan apakah ada penghargaan dan pengakuan perusahaan yang didasarkan pada nilai-nilai. 

Pertanyaan semacam itu dapat membantu Anda menemukan jika Anda berurusan dengan perusahaan yang mengatakan satu hal dan melakukan yang lain.

Bila semua itu tidak jelas, maka sesungguhnnya perusahaan ini sedang menawarkan visi palsu yang menjadi petunjuk tidak baik dan sehat lingkungan kerja seperti ini.

3. Umpan balik tidak dianjurkan.

Perusahaan-perusahaan hebat secara teratur meminta umpan balik dari karyawan mereka - dan bertindak untuk menjadikan perusahaan itu lebih baik dimasa-masa yang akan datang. Cari bagaimana umpan balik dibahas dalam ulasan dan tanyakan tentang hal itu dalam wawancara Anda.

Apa saja contoh hal-hal perusahaan yang berubah berdasarkan umpan balik? Menurut Anda apa yang akan terjadi jika Anda mengirim email kepada CEO dengan saran?

Perhatikan dengan cermat, menyaksikan bagaimana pewawancara menanggapi pertanyaan-pertanyaan ini dalam beberapa detik pertama akan memberi Anda jawaban yang dibutuhkan dan mungkin lebih penting daripada apa yang sebenarnya mereka katakan.

Jika mereka kesulitan untuk menjawab, waspadalah, karena sangat mungkin "racun" sedang menguasai budaya perusahaan itu.

4. Transparansi dan kepercayaan masih kurang.

Semakin banyak informasi yang bersifat publik, dan perusahaan-perusahaan yang berbagi naik turunnya secara transparan dihargai karena melibatkan karyawan mereka dalam memahami tujuan dan mekanisme bisnis.

Fahamai bahwa  ada pergeseran penting ke manajemen open-book di antara perusahaan dengan budaya yang hebat. Sebaliknya, perusahaan yang menyimpan semuanya secara tersembunyi biasanya adalah perusahaan tempat kejutan yang tidak menyenangkan bahkan membahayakan karir karyawannya.

Banyak contoh bisa disaksikan bahwa sebuah perusahaan melakukan siaran pers tentang semua rencana perekrutannya dan memutar cerita yang sangat positif kepada masyarakat dan karyawan tentang pertumbuhan. 

Namun, pada saat yang sama, ia melakukan dua putaran PHK. Karyawan dengan cepat kehilangan kepercayaan dan membelot untuk meninggalkan tempat kerja tersebut.

Perusahaan dan manajer yang sangat tertutup tentang informasi penting dan keuangan, juga kecenderungan para manajer memiliki mentalitas bahwa "itu uang kita, bukan milikmu." Karena sesungguhnya itu, merupakan indikasi menutupi banyak hal yang tidak beres dalam lingkungan kerja di dalam perusahaan.

5. Keluarga memiliki andil besar dalam bisnis.

Idealnya, dalam sebuah perusahaan yang baik dan sehat harus ada checks and balances dalam bisnis yang dikelola. Terutama perusahaan yang didominasi oleh pengelolaannya di tangan keluarga semua.

Jadi, berhati-hatilah, sebab ketika dalam sebuah tim suami  atau istri berada di puncak atau keluarga besar membentuk tim kepemimpinan, sulit bagi karyawan untuk berdebat atau menentang keputusan. 

Bayangkan mencoba menyampaikan keluhan tentang bos Anda kepada istrinya, sang CEO, pasti lingkungannya menjadi tidak nyaman bahkan penuh dengan rasa sungkan dan pakewoh.

Dalam banyak kasus, jika Anda bukan bagian dari keluarga, peluang untuk maju terbatas. Karena mungkin untuk pergi bekerja untuk bisnis keluarga tanpa sadar, lakukan riset sebelum bergabung.

Oleh karenanya, bekerja di perusahaan dengan budaya beracun dapat membuat Anda menjadi sedih untuk bangun dari tempat tidur setiap hari dan pergi bekerja - dan hidup terlalu singkat untuk itu. 

Jadi, luangkan waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah Anda tentang budaya perusahaan sebelum menerima tawaran itu.

Yupiter Gulo, 30 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun