Isu tentang "penumpang gelap" di dalam gerbong Prabowo-Sandi yang digelindingkan oleh Dasco Ahmad semakin menjadi bola liar. Setelah partai yang bergabung dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf menyuarakan dukungan agar Prabowo segera mengungkapkannya, kini giliran dari partai politik dari eks koalisi Prabowo sendiri.
Tuntutan sejumlah partai koalisi Jokowi agar pihak Gerindra segera mengungkapkan terang-terangan siapa penumpang gelap yang dimaksud, kini giliran petinggi partai darai PKS dan juga Partai Demokrat menarasikan nada yang sama.
Bahkan seorang Ferdinand Hutahaen sebagai Kepala Divisi dalam Advokasi Demokrat, yang juga menjadi juru bicara Tim BPN Prabowo Sandi selama Pilpres 2019 mengatakan bahwa ini hanya ciptaan Gerindra saja sebagai "Hantu Baru" untuk pengalihan kepentingan politik sesaat Gerindra. Â
Jangan-jangan ini hanya isu hantu baru yang diciptakan Gerindra untuk menyenangkan hati penguasa, ya. Kita lihat keinginan Gerindra sangat besar untuk bergabung di kabinet pemerintahan Pak Jokowi," kata Ferdinand.
Apa yang dimaksud oleh Ferdinand sebagai isu tentang "hantu baru" ciptaan dari Dasco Ahmad dalam konteks situasi politik nasional saat ini? Tentu saja penafsiran publik bisa bermacam-macam dengan membaca arah dari dinamika politik yang sedang menggelinding dan dimainkan oleh Gerindra sendiri dengan "kasak-kusuk" Prabowo ke petinggi lingkungan koalisi Jokowi.
Pertama, Ferdinand mau mengatakan bahwa namanya hantu baru merupakan ciptaan Gerindra yang tidak ada bentuknya. Sebab, semua orang yang berada dalam koalisi gerbong Prabowo-Sandi jelas orangnya dan tidak ada yang menjadi "gelap-gelapan". Dan nyatanya juga, hingga saat ini tidak pernah dijelaskan siapa yang dimaksud.
Kedua, namanya "hantu baru" berarti pasti "ada udang di balik batu". Artinya Gerindra memang memiliki agenda yang jelas dengan melempar isu hantu baru yaitu penumpang gelap. Hendak menegaskan kalau selama ini Prabowo merasa "dikerjai" sehingga dia kesal karena tidak sesuai dengan visi dan misinya.
Ketiga, isu hantu baru hendak menegaskan bahwa selama ini gaya menjadi isu-isu seperti "hantu-hantu" ini menjadi sesuatu yang begitu gampang dilakukan untuk mengalihkan isu politik dan memperjuangkan kepentingan sesaat saja.
Lalu apa yang menjadi agenda atau target dari Gerindra dan Prabowo sendiri dengan melempar bola panas dan menjadi bola api dengan "penumpang gelap" yang membuat Prabowo benar-benar kesal?
Nampak antara PKS dan Demokrat seakan kompak menyimpulkan target Gerindra untuk dekat dengan koalisi Jokowi melalui Ketua Umum PDI-P, Megawati Sukarnoputri. Arah bolanya menjadi jelas, hendak menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi dan tentu saja dengan koalisi pendukung Jokowi--Ma'ruf Amin.
Kalau itu yang menjadi target Gerindra maka hanya dua wilayah politik yang menjadi sasaran utama yaitu (i) masuk dalam Kabinet Kerja Jokowi jilid II dengan jabatan salah satu atau beberapa Menteri, dan (ii) Jabatan dalam lingkup legislatif baik DPR dan utamanya MPR.
Seberapa mungkin target ini dapat diwujudkan, tentu saja tidak mudah dan gampang  karena semua Partai Politik Koalisi Jokowi juga memiliki kepentingan yang utama. Arah ke sana sangat jelas, hanya saja karena manuver Prabowo dengan pertemuan Jokowi tanggal 13 Juli dan pertemuan "nasi goreng" dengan Megawati telah membuka Jalan yang nampkanya menarik untuk dicermati.
Agenda lebih jauh tentu saja menyangkut kegiatan politik ke depan, mulai dari Pilkada 2020 sampai Pemilu 2024. Sejak Sekarang sudah harus dibangun dengan baik, karena waktu begitu cepat berlalu.
Betul memang, saat ini Jokowi menjadi pemegang kartu kunci untuk merangkum dan melini semua kepentingan partai dan kelompok demi kepentingan bangsa dan negara ini jauh ke depan.
Mari kita saksikan saja !
YupG. 13 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H