Bahkan merasionalisasi seluruh karyawan agar nanti direkrut yang betul-betul baru, juga merupakan exit strategy yang dipilih oleh Manajemen untuk memulai hidup baru bagi perusahaannya, bahkan membangun kembali corporate culture yang baru yang diyakininya sukses di masa depan.
Untuk dipafahami saja, bahwa Retrenchment Strategy itu memiliki beberapa pilihan bagi Manajemen perusahaan sesuai kebutuhan dan kondisi perusahaan yang sedang dihadapi, yaitu:
- Turnaround
- Captive Company
- Sell-out/Divesment
- Bankrupcy/Liquidation
Kalau diurutkan dimulai dengan strategi turn-around, yaitu melakukan berbagai upaya agar posisi atau kondisi cashflow perusahaan menjadi positif dengan cara penghematan habis-habisan, termasuk rasionalisasi karyawan seperti yang sedang dilakukan oleh Net TV.
Kalau turn-around strategy gagal, meningkat kepada captive market perusahaan yang memfokuskan diri pada core business yang memang betul-betul dikuasai dan dikendalikannya sehingga jalannya perusahaan bisa berjalan dengan baik. Dan kalau ini gagal, maka strategi ketiga harus diambil yaitu sell-out atau divestasi, dengan cara menjual sebagian asset perusahaan, menjual divisi atau SBU perusahaan hingga turn-around tercapai.
Dana kalau divestasi strategy gagal, mau tidak mau pilihan terakhir adalah bankruptcy dan atau liquidation. Dan yang terakhir ini berarti perusahaan itu akan tamat dan berakhir hidupnya di dunia ini.
Net TV dan Mis-management
Salah satu berita paling akhir tentang masalah Net TV Â dengan judul "Wishnutama Ternyata Tak Lagi Jabat CEO NET TV, Inilah Sosok CEO Baru yang Tak Kalah Keren". Artinya CEO lama atau Manajemen lama sudah ganti dengan CEO baru.
Dalam persepektif Manajemen Startegi, tidak penting siapa CEO Â Net TV ini, tetapi dalam kaitan masalah yang sedang membelit perusahaan Net TV ini, hendak ditegaskan bahwa kesulitan cashflow keuangan perusahaan merupakan indikator utama dari kegagalan Manajemen perusahaan.
Dipastikan, ada mis management dalam perusahaan itu. Dan karenanya memang harus diganti dengan Manajemen dan CEO yang baru.
Bahwa persaingan industri televisi dan semua kaitannya memang tidaklah mudah, karena investasi yang dibutuhkan sangat besar untuk membangun infrastruktur yang menjawab dinamika perubahan kebutuhan pasar life style di Indonesia.
Kreativitas dan inovasi tiada henti menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindari bagi si pengelola stasiun televisi kalau tidak mau mengalami kebangkrutan yang menyakitkan.